♥ 3 ♥

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nama chara : Akabane Karma

What if : They Drunk

Request from YuukiMiyazono

Ansatsu Kyōshitsu © Yusei Matsui

♥♥♥  

Hal yang paling bahagia adalah kau bisa hidup bersama dengan orang yang kau cintai. Dan di malam natal ini kau datang ke apartemen kekasihmu dan tak lupa membawa sebuah kotak yang berisikian kue ulang tahun yang sebelumnya kau beli di toko kue terkenal. Kau memiliki alasan tersendiri kenapa kau membawa kue ulang tahun karena di malam natal ini merupakan hari ulang tahun kekasihmu hingga kau memutuskan untuk merayakannya di apartemen kekasihmu.

Ketika kau sudah sampai, kau pun langsung mengetuk pintu apartemen itu sebanyak tiga kali dan tak lama kemudian pintu itu terbuka menampilkan seorang pria dengan mahkota kepala berwarna merah. Pria itu cukup terkejut akan kedatanganmu ke rumahnya, iris keemasannya menelitimu dari atas hingga ke bawah sebelum ia berucap.

"Kenapa kau datang di tengah malam seperti ini? Apalagi cuaca saat ini sangat dingin dikarenakan salju telah turun?" tanya pria itu yang menatapmu khawatir. Ia pun membuka pintu kamar apartemennya lebih lebar lagi dan memberimu jalan untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Itu karena aku ingin merayakan hari natal sekaligus hari ulang tahunmu bersamamu," jawabmu riang disertai senyuman manis meski sebenarnya kau cukup kedinginan akibat perjalanan tadi yang melewati salju yang mulai turun. Sedangkan pria itu menggeleng kepalanya pelan lalu menarik tanganmu lembut menuju ke dalam apartemen setelah pintu apartemen di tutup dan di kunci.

Ia pun membawamu ke ruang tengah yang di sana sudah terdapat kotatsu lalu beralih untuk pergi ke dapur guna membuatkanmu minuman hangat. Lima menit kemudian ia kembali sambil membawa dua gelas susu coklat panas dan ia letakkan di atas kotatsu.

"Minumlah," ucapnya lalu duduk di hadapanmu sambil memasukkan kakinya ke dalam kotatsu hingga kaki kalian bersentuhan. Tidak hanya itu, ia juga sengaja mengapit kedua kakimu yang berada di dalam kotatsu itu agar lebih hangat dan tersenyum hangat ke arahmu. Pandangannya kembali teralihkan ke arah kotak yang kau bawa. Melihat pandangan kekasihmu terhadap kotak itu membuatmu kembali tersenyum manis.

"Bisakah kau menebaknya?" tanyamu tiba-tiba yang membuat pria itu kembali tersenyum. "Isinya kue ulang tahun, benarkan?" jawab pria itu santai.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanyamu bingung.

"Itu mudah saja, bukankah tadi kau bilang kau ingin merayakan hari natal dan juga hari ulang tahunku? Otomatis kau membutuhkan kue sebagai pelengkapnya selain hidangan utama, dan karena hari ini ulang tahunku kau pasti langsung memilih untuk membeli kue ulang tahunku kan?" jawab pria itu dengan santainya dan setelahnya ia mencondongkan tubuhnya sambil mengangkat tangannya dan kemudian mengusap kepalamu dengan lembut.

"Alasan kau membeli kue itu juga di karenakan kau cukup payah dalam membuat kue kan?" Sindirnya namun ia kembali tersenyum hangat. "Sebenarnya aku cukup senang hanya saja aku akan lebih senang lagi jika kau sendiri yang membuatkannya. Apalagi ... karena kita sudah bertunangan aku jadi ingin memakan semua masakanmu yang kelak akan menjadi istriku nanti," jawab pria itu disertai senyuman hangat membuat wajahmu langsung memerah.

Kau yang tidak tahu harus berkata apalagi memilih untuk menjauhkan tangan pria itu dan memilih untuk pergi ke dapur. "A-aku akan berusaha, t-tapi ... apa kau yakin ingin memakan makanan buatanku? Aku tidak ingin kau malah jatuh sakit karenaku, Karma-kun," jawabmu malu dan sedikit sedih.

Sebelumnya kau pernah membuatkan coklat valentine untuk Karma dan berakhir Karma langsung sakit perut karena nya. Kau yang mengingat hal itu menjadi merasa bersalah hingga kau tidak berani untuk membuatkan bekal untuk Karma lagi.

Karma yang mendengarnya hanya tersenyum menenangkan. "Aku yakin," jawab Karma pasti. Mendengar jawaban Karma kembali membuatmu sedikit bersemangat untuk membuat makanan yang lebih baik lagi.

Kau pun kembali ke hadapan Karma sambil membawa sebuah pisau serta kue ulang tahun yang tampak sederhana namun tetap terlihat cantik. Krim putihnya juga terlihat menggoda, apalagi di atasnya ada tulisan 'Happy Birthday's Karma' yang memang di khususkan untuk Karma.

Karma yang melihatnya tampak tersenyum senang. Terlihat di sana juga sudah di letakkan sebuah lilin dan ia menutup kedua matanya guna membuat sebuah permohonan sebelum meniup lilin itu. Setelah itu ia pun mengambil pisau itu dan duduk di belakangmu dengan tanganmu yang ikut memegang pisau itu membuatmu kembali tersentak pelan. Wajah Karma yang berada di sisimu cukup dekat membuatmu bisa merasakan deru napas hangatnya menerpa kulit pipimu hingga pipimu kembali bersemu.

"Aku ingin memotong kue ini bersama denganmu," bisiknya lembut di dekat telingamu dan mencuri kesempatan untuk mengecup telingamu dan menggigitnya pelan karena menurutnya telingamu cukup menggemaskan.

Kau yang merasakan geli serta merinding itu langsung menggigit bibirmu karena takut mengeluarkan suara aneh yang kapan saja bisa memancing pria bersurai merah itu untuk menyerangmu. "K-kalau begitu ayo kita potong bersama," ucapmu sedikit gugup membuat Karma diam-diam menyeringai.

Setelah terpotong, potongan kue itu langsung di letakkan di atas piring kecil yang sudah di beri sendok khusus kue. Kau pun mengambil salah satu piring kecil yang berisi potongan kue itu dan memotongnya lagi untuk kau suapkan ke arah Karma.

Karma yang melihatnya kembali tersenyum dan terlintas sebuah ide bagaimana caranya menikmati kue itu bersama-sama. 

Saat kau akan menyuapkannya, pergerakanmu tertahan akibat Karma menutup mulutnya dengan kedua tangannya layaknya anak kecil. "Karma-kun, buka mulutmu," katamu yang masih dengan setia memegang sendok yang berisi potongan kue kecil itu.

"Tidak mau."

"Kenapa?"

"Aku ingin kau menyuapiku melalui mulutmu, [Name]-chan~" Jawaban Karma kali ini membuat wajahmu kembali memerah layaknya buah strawbery kesukaannya. Apalagi ketika kau melihat iris keemasan miliknya yang berbinar nakal membuatmu menjadi salah tingkah sendiri.

Kau juga yakin jika kau menolaknya dia pasti tidak akan mau menyerah dan itu membuatmu hanya bisa menghela napas lelah sambil menatap ke arah Karma meski wajahmu masih memerah.

"H-hanya sekali ini saja ya," katamu gugup dan pria itu menganggukkan kepalanya.

Kau pun mulai memasukkan kue itu ke dalam mulut mu dan setelah nya mencondongkan tubuhmu ke arah Karma. Sesaat kau berhentibeberapa centi lagi tepat di depan wajah Karma namun berikutnya kau kembali mendekatkan wajahmu dan menempelkan bibirmu dengan bibir Karma. Kau menciumnya dan mengeluarkan lidahmu sedikit lalu menjilat bibir Karma agar Karma membuka mulutnya bukan menggodanya. Tapi bagi Karma kau malah terlihat menggodanya hingga dengan sengaja membuka mulutnya dan setelahnya menciummu dengan tak sabaran.

Tangan kanannya bergerak ke belakang tengkukmu lalu menahannya sedangkan tangannya yang satunya lagi memelukmu dengan erat. Menelusupkan lidahnya ke dalam rongga mulutmu, Karma pun mulai melancarkan aksinya dengan mengabsen seluruh deretan gigimu, lidah itu pun kembali bergerak dan bermaksud untuk menggoda lidahmu yang masih menahan kue itu di dalam sana. Tengkukmu juga semakin di tekan membuat ciuman itu semakin dalam dan pria itu pun berhasil mendapatkan kue-nya, namun ia terlihat tidak mau berhenti dan malah menggodamu agar kau juga membalas ciumannya.

Sesaat kau meronta akibat ciuman kasar nan panas yang di lancarkan Karma, tapi sesaat kemudian kau malah terlena dan secara tak sadar kau membalas ciumannya diselingi desahan kecil yang tertahan. "Engh~"

Melihat kau membalas ciumannya membuatnya sangat senang, ia juga tampak tidak mau mengakhiri ciuman itu jika bukan karena pasokan oksigen mereka mulai menipis membuatnya terpaksa melepaskan pagutan itu hingga jembatan saliva mulai terbentuk di antara kedua bibir mereka.

Napas kalian terengah-engah akibat ciuman tadi bahkan bibirmu terlihat memerah dan juga bengkak. Tapi kau juga terlihat menikmatinya meski sebenarnya kau malu untuk mengakuinya bahkan wajahmu juga terlihat semakin memerah dan tampak berantakan. Berbeda dengan Karma yang hanya terkekeh pelan melihat keadaanmu.

Kau yang sudah terlalu malu langsung saja pergi ke dapur guna menenangkan diri sambil mengambil air putih, sesaat kau terdiam ada sebuah gelas yang berisi air yang kau pikir itu adalah air mineral maka langsung saja kau meneguknya hingga tandas.

Kau pun kembali sambil berjalan sempoyongan dan cegukan yang menimbulkan kernyitan bingung di dahi Karma. "[Name]-chan?" panggilnya pelan lalu berjalan ke arahmu yang terlihat bersandar di salah satu tiang pembatas antara dapur dan juga ruang tengah.

"Ah~ Karma-kun~ hik ... kau tahu Karma-kun, aku saaangaat mencintaimu~ hik," Kau mulai meracau dengan wajah yang memerah dan memilih untuk memeluk Karma dengan mengalungkan kedua lenganmu di leher Karma. Kau juga terlihat berjinjit sedikit dan menjilat leher Karma yang kebetulan melihat ada keringat yang mengalir di sana membuat Karma sedikit berjengit karena ulahmu. Sesaat ia kembali tersadar akan apa yang baru saja kau alami.

"Astaga [Name]-chan, kau mabuk!" ucapnya yang terlihat sedikit kaget dan juga khawatir, pasalnya kau tidak terlalu kuat terhadap minuman beralkohol dan sudah di pastikan bahwa kau meminum minumannya yang belum sempat ia sentuh. Sedangkan kau hanya bisa tertawa melihat raut wajah Karma dan beralih untuk mencium bibirnya dan melumatnya dengan kasar seolah-olah kau takkan pernah puas jika hanya menyentuhkan bibirmu saja.

Sedangkan Karma yang awalnya sempat menolak mulai tergoda akibat rasa dari dalam mulutmu yang terasa manis dan juga memabukkan itu dan membuatnya membalas ciumanmu. Terlihat sekali bahwa ia juga terangsang akibat ke agresifanmu dan malah membawamu ke kamarnya dan menidurkanmu di atas ranjangnya dengan perlahan.

"Ne Karma-kun~ aku ingin punya anak darimu~ hik, kau maukan punya anak dariku?" tanyamu secara blak-blakan membuat wajah Karma memerah dengan sendirinya. Hal terjujur yang pernah ia dengar dari mulutmu sendiri yang notabene nya adalah kekasihnya sendiri.

Bahkan melihatmu yang seperti ini saja merupakan godaan terkuat baginya, bagaimana tidak jika kau yang tengah mabuk mulai melepaskan seluruh pakaianmu secara perlahan bermaksud menggoda Karma apalagi sebelumnya Karma tidak menjawab pertanyaanmu yang membuatmu melakukan hal nekat seperti itu.

Setelah membuka seluruh pakaianmu yang saat ini tinggal pakaian dalam saja, tanganmu malah bergerak ke daerah 'kebanggaan' milik pria itu lalu mengelusnya dengan gerakan sensual bermaksud menggodanya hingga tak lama kau juga bisa merasakan 'benda' itu mulai mengeras membuatmu kembali tersenyum.

"Ayo Karma-kun~ aku tahu kau juga menginginkannya~ hik. Jadi jangan menahannya lagi~ hik," ucapmu dengan berani yang membuat akal sehat Karma mulai tak berjalan sebagaimana mestinya hingga ia langsung menyeringai lalu mendorong tubuhmu kembali ke atas ranjang dan mengukung tubuh kecilmu.

"Kalau begitu jangan salahkan aku jika kau takkan bisa bergerak selama beberapa hari nantinya, [Name]-chan~" kata Karma dan setelahnya ia pun mulai beraksi.

Kini kamar apartemen Karma mulai di penuhi desahan-desahan erotis yang kau keluarkan bahkan dinginnya cuaca di luar mulai tak terasa akibat panasnya 'pergerakan' kalian.

~ Tamat ~

♥♥♥

Bagaimana ceritanya? Gaje kah? Gomen, kalau dirimu gak dapat feel nya bahkan menunggu lama T_T

Itu karena ini pertama kalinya ku buat cerita yang seperti ini. Tapi ... semoga kamu suka ya nee-chan YuukiMiyazono

By Chika_ko

Bonus Pict :'v

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro