Nuvole Di Mare

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Peringatan:
Mature topic!

"Adakah seseorang dokter di sini?"

Seorang pramugari, dari ujung kabin dengan interkomnya, membuat pengumuman mendadak yang membangunkanku dari lelap. Aku menatapnya tajam kemudian mengangkat tangan tidak terlalu tinggi.

"Aku bisa nekromansi, tapi tunggu beberapa menit lagi." Kukatakan dengan lantang karena jengkel.

Semua mata pun tertuju padaku, dan pramugari itu malah menatapku putus asa. Ia kemudian menanyai lagi barangkali ada orang berkekuatan super lain yang bisa menyembuhkan orang. Aku mendecakkan lidah sembari tersenyum puas dengan responnya. Salah sendiri telah mengganggu tidurku.

"Aku dokter residen mata, ta-tapi akan kucoba."
Seorang pria lebih muda dan berkacamata tiba-tiba mengangkat tangannya gemetar. Wajah pramugari itu jadi penuh harap dan ia segera bergerak cepat menunjukkan orang itu jalan ke pesawat bagian kelas satu.

Yang jelas kami kemudian juga mendarat darurat setelah itu dan mengakibatkan keterlambatan kedatangan ke bandara tujuan.
Pihak maskapai kemudian memberi kompensasi keterlambatan ini dengan voucher. Sayangnya aku tidak butuh. Kalau bukan karena permintaan dadakan, aku akan memilih naik pesawat pribadi dan membiayai orang untuk mengobrol. Meski itu membutuhkan waktu lebih lama.

Ya betul, karena aku sulit tidur kalau tidak ada suara orang mengobrol dan sulit tidur kembali ketika ada sesuatu yang terlanjur membangunkanku. Terlebih ada satu pengganggu yang memohon-mohon terus kepadaku selama perjalanan.

"Wah, kau terlambat sekali saudaraku," kata pria tua botak di ujung batas penjemput. Ia bermaksud merengkuhku tetapi aku menghindarinya sembari mendorong troli dan memasukkan barangku ke bagasi mobilnya. Terlalu malas meladeni kakakku yang mulai berceloteh tentang kabar serikat villain-nya, aku segera menariknya naik ke mobilnya. Aku butuh tidur.

"Kau masih begini karena serikatku yang tidak patuh?" tanyanya karena tahu aku hanya bisa tidur dalam perjalanan dengan pembicaraan tanpa henti.

Masa ketika aku tidak pernah bisa tidur dengan tenang dengan menerima laporan setiap hantu di sudut kota untuk mencegah kejahatan serikat villain yang tidak patuh.

"Tidak, aku menikmati masa-masa membantu superhero di balik layar, Kak Morgan Villain utamanya dan adik kita penjaga netral yang kerepotan," kataku sembari mengingat masa muda.

Adik kami, Ruth, sekretaris di pemerintahan kota saat itu, dan aku membantu superhero dengan berkomunikasi pada arwah korban dari villain di luar jadwal. Kak Morgan sendiri menjadwal kejahatan anak buahnya untuk memudahkan kami. Ya ini terdengar aneh tetapi kami yang membuat kejahatan, menyelesaikannya dan menjaganya dalam kadarnya. Untuk apa?

Menyelamatkan orang berkekuatan super dari upaya keji pemimpin pemerintahan saat itu. Bisa dibilang kami melakukan drama.
Sekarang, tinggal kakak dan adikku saja yang masih aktif dalam hal demikian. Dan mereka penyebab aku jauh-jauh dari Italia ke Manchester ini secara mendadak.

"Sayang!" Kak Morgan langsung memeluk Ruth. Ruth menyambut pelukan itu dan menyentil hidung Kak Morgan. Agak aneh tetapi aku juga ikut memeluknya. Aku ingin mencoba ikut menyentil hidungnya seperti saat ia kecil dan apa yang dilakukan kak Morgan tetapi batal, itu aneh dan oot dari karakterku.

Ruth kemudian tanpa basa-basi menjelaskan permintaan tolongnya yang katanya sangat serius.

"Superhero utama kota Manchester menghilang dalam misi pencarian pejabat yang hilang di laut Gregoria Selatan," kata Ruth dan itu langsung membuatku merinding mengingat seberapa kuat dan pintar superhero utama kota Manchester ini, teman lamaku yang masih aktif.

"James?"

"Benar. Kami menduga itu ulah villain tapi kak Morgan sudah memastikan ini bukan bagian darinya."

Ruth tidak lupa menyuruh kami duduk ketika suasana sendiri sedikit menegang. Namun, ini juga tidak merilekskanku barang sedikit pun.

"Dan tugasku mencari mereka dengan memanfaatkan kematian? Ketika kau tahu bahwa laut sendiri juga kuburan bercecer? Kalian gila."

Aku sangat marah karena mengerti maksud mereka jauh jauh memanggilku kemari. Mereka juga sama saja menyuruhku mati. Ketika laut saja berisi kuburan manusia dari seluruh dunia. Pecah belah. Saling tekait. Bagaimana aku mencarinya? Ruth terlihat menatapku dengan sangat yakin. Ia kemudian juga memberitahuku bahwa ia juga memiliki sampel rambut James sebelum dia mati, ia merasa itu akan memudahkanku terlebih nantinya aku akan ditemani seseorang yang memiliki kemampuan mirip denganku.

"Kenapa kau sangat yakin James sudah mati, Ruth?"

Aku masih marah bukan tanpa sebab, karena kami membicarakan James yang kuat dan pintar itu. Ruth tergagap. Sampai tiba-tiba kak Morgan memotong pembicaraan dan memberitahuku kalau bocah yang menemaniku yakin James sudah mati dari kekuatannya. Aku menggeram dan hendak memukul meja kaca milik Ruth. Namun, kuurungkan.

"Kami perlu tahu penyebab tenggelamnya. Siapa tahu ini menimbulkan ancaman baru di luar kendali serikat villain yang kupegang," kata Kak Morgan memegang bahuku. Aku khawatir ia akan mengaktifkan kekuatannya jadi kulepaskan tangannya dan langsung keluar dari kantor pribadi walikota milik Ruth. Namun, tiba-tiba ada kursi roda di hadapanku yang mengagetkan.

"Paman Thomas?" Gadis kecil yang kuingat dulu sangat lemah itu duduk di depanku.

"Aubrey!" seruku langsung memeluknya karena lama tak bertemu keponakanku satu-satunya yang lemah dan cacat tubuh sejak lahir.

"Kudengar paman Morgan datang dan juga ada paman Thomas rupanya!"

Dia berseru sembari memegang mukaku. Meski umurnya dua puluhan, tetapi tingkahnya seperti anak belasan tahun. Aku tidak tahu bagaimana Ruth bisa tidak menangis tiap melihatnya. Bisa kubilang Aubrey sangat mengenaskan.

"Jadi, kenapa paman terlihat sedih saat keluar dari kantor Mama? Sini pergi ke taman bersama Aubrey."

Aku tersenyum dan mengiakannya. Ajakan Aubrey melihat taman menenangkanku.

"Kata mama, sebentar lagi ia akan menikah. Dan ia akan memberiku kejutan siapa papa baruku itu. Aku tidak sabar!"

Sekonyong-konyong bak burung dara yang tiba-tiba me-nahi, perkataan Aubrey mengagetkanku lagi. Ini membuatku kecewa karena belum diberitahu. Namun, aku turut bahagia. Aku tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya Ruth membuka hatinya lagi. Tidak terpacu pada laki-laki bejat yang meninggalkannya saat Aubrey belum lahir saja. Aku bersyukur kata Kak Morgan, ia telah membunuh laki-laki itu. Hingga mayatnya tidak akan pernah ditemukan siapa pun. Mungkin saja di laut. Laut menutupinya.

Dan itu kian membulatkan tekadku untuk berangkat, mencari tahu pelaku kematian James, serta balas dendam atas kematiannya yang tidak mungkin pembunuhan biasa. Ini juga demi menghapus ancaman luar yang dapat merusak kestabilan pemerintahan Ruth dan kehidupan bahagia kami semua. Aku tidak tahu apakah ini pengaruh kekuatan kak Morgan. Tapi aku merasa memang perlu melakukannya.

"Pa-paman nekromansi," kata sosok yang dibilang mirip denganku--kekuatannya. Dia Fabio dari Trani, Italia, dan juga dokter residen mata yang kutemui di pesawat.

Hal ini kemudian membuatku bertanya-tanya mengapa ia penuh keragu-raguan saat di pesawat. Ketika dia saja dapat melihat kematian yang hampir mirip sepertiku. Harusnya dia tahu apakah orang yang ia tolong bisa selamat atau tidak dengan melihat saja dan ia tidak perlu repot-repot membantu. Aku saja tahu, kalau penumpang itu tidak akan selamat. Ia baru saja keluar dari tubuhnya ketika pramugari saat itu usai mengumumkan bantuan di interkom dan tawaran nekromansiku rupanya menarik minatnya hingga ia terus memohon untuk dihidupkan padaku selama perjalanan.

Fabio kemudian menjelaskan kalau ia late bloomer yang belum terbiasa dengan kekuatan melihat sesuatu mati atau tidak dengan sentuhan--oh jadi dia perlu menyentuh dulu. Bisa dibilang ia juga takut dengan hal-hal berkaitan dengan kematian dan kegawat daruratan padahal highlight kekuatannya adalah itu.

"Mengapa kau tidak mendaftar di perserikatan? Mereka akan mengajarimu."

Fabio menggeleng, katanya ia akan melanjutkan pendidikan spesialisnya saja. Hal ini karena--saat ini ia yang dipanggil untuk mencoba misi ini dengan yang berpengalaman saja--sudah ketakutan setengah mati.

Aku mengangguk angguk, seseorang yang tiba-tiba diberkahi kekuatan saat dewasa biasanya memang sulit beradaptasi. Aku pun kemudian memberinya sedikit petuah untuk tidak bergabung di pemerintahan barang sedikit pun. Ini karena orang di pemerintahan harus sosok netral yang tidak memiliki kekuatan.

Meski tiran pembunuh manusia berkekuatan sudah dihilangkan, tetap saja antek-anteknya tidak menyukainya. Ruth selamat karena ia tidak memiliki kekuatan. Berbeda dengan aku dan Kak Morgan. Kami berkekuatan. Kak Morgan sang Perayu, dan aku si pembangkit kematian.

Tiba-tiba nahkoda kapal ini berdehem tidak sopan. Aku kesal tetapi menjadi diam dan menyudahi petuahku. Ini karena hanya ada kami bertiga di perairan dalam ini. Seumur-umur 50-an ini, ini pertama kalinya aku naik di kapal selam sempit dan masuk sedalam ini. Ini menegangkan.

"Ini titik paling aman dan stabil. Kalian bisa memakai baju mirip astronot di sebelah sana.” Bapak nahkoda menunjuk lemari besi.

“Sebentar lagi juga akan kuturunkan jangkar. Kalian bisa memanjat dan memanfaatkan jet air di ransel kalian untuk kembali ke kapal. Kalian juga bisa saling komunikasi jarak pendek," kata bapak nahkoda yang ternyata jauh lebih muda dariku tetapi berani memotong pembicaraanku secara tidak sopan dengan deheman tadi.

Setelah itu aku dan Fabio turun ke teras laut menggunakan baju mirip astronot yang katanya teknologi terbaru. Kulakukan pemanggilan arwah lemah James--hanya dengan rambutnya--di teras ini. Aku hanya bisa memanggil arwah lemah yang tak punya kaki karena aku tidak tahu kondisi tubuh atau letak tubuhnya. Berbekal sejumput rambut itu saja sudah sulit dipanggil.

Kata Fabio, James mati tenggelam di air. Dan itu memang benar, James menunjuk ke arah Palung Sandwich selatan yang gelap di depan sana. Kami tidak bisa ke lebih dekat lagi ke sana.

"James mengapa itu bisa terjadi?" tanyaku padanya.

Jrrkk drrrtt

Jangkar kapal selam tiba-tiba ditarik, dan itu bertepatan dengan James berkata sesuatu yang jadi tidak bisa terdengar. Sial. Nahkoda itu pasti villain yang efek rayuan Kak Morgan telah habis. Pantas saja tidak sopan padaku. Villain itu rentan berkhianat dan itulah fungsi kekuatan kak Morgan. Merayu untuk mematuhinya.

"Fabio ambil jetku, dan pergilah ke atas." Kucopot ranselku yang berisi jet air lalu kuberikan padanya--berjaga-jaga jetnya tidak cukup membawanya sampai permukaan.

Fabio bingung dan bertanya-tanya padaku. Namun, aku terdiam karena teringat dengan pembiayaan misi ini yang seolah seperti milik serikat villain--dari nahkoda yang sangat jelas dari serikat villain--padahal harusnya pembiayaan seperti ini dari pemerintah, serta kilas balik pertemuanku dengan Aubrey.

"Menurutmu, apa hubungan walikota Ruth dengan pimpinan villain Morgan?" tanyaku tiba-tiba pada Fabio yang bingung tetapi tetap kuomeli untuk menerima ransel jet.

"Bu-bukankah mereka sepasang kekasih? Kudengar mereka akan menikah bulan depan. A-aku tidak mau meninggalkan paman!"

"Astaga, sweet home alabama," helaku kecil sembari mendorong ransel jet untuknya. Aku tidak peduli Fabio mendengarnya atau tidak yang jelas aku memaksanya pergi.

"Kau harus ke atas. Segera pergi ke markas superhero, kau aman di sana tapi jangan sampai walikota atau sekutu villain tahu kau masih hidup."

Aku melihat Fabio menangis menolak meninggalkanku tetapi tetap kutekan paksa tombol jet untuknya terbang ke atas.

Semenghilangnya Fabio yang sudah sangat jauh di atas, kini aku duduk di samping arwah James yang mengambang. James kemudian menanyaiku apa yang akan kulakukan setelah tahu pelaku dari semua ini. Mulai dari kematian penjabat dan James, menyuruhku ke sini, dan nahkoda yang efek rayuannya habis atau memang diperintahkan meninggalkan kami.

Sebelum menjawab pertanyaan itu, aku terpikir dengan usaha mereka melenyapkan segelintir orang yang tahu kami bertiga bersaudara—untuk melaksanakan drama kami belasan tahun yang lalu kami berpura-pura menjadi orang asing di hadapan semua orang. Andai kata semua orang kini jadi tahu kami bersaudara, semuanya akan jadi berantakan. Kestabilan pemerintah, superhero dan villain akan terganggu dan mereka berdua akan mendapat masalah. Aku menyeringai.

"Kupikir aku akan jadi Nuvole yang mengamati mereka dari jauh. Ketika waktunya tepat, aku akan membalas mereka dengan hujan petir. Biar Aubrey juga tahu, kejutan pernikahan ibunya untuknya begitu menjijikkan."

Dan aku tak henti-hentinya menertawai kebodohan mereka yang mengira kemampuanku hanya membangkitkan dan berkomunikasi dengan arwah. Walau aku juga terlalu bodoh, Aubrey lahir seperti itu kenapa aku tidak menyadarinya. Aku tertawa miris.

James hanya tersenyum, dan ia kemudian segera mengangkatku ke permukaan sesuai perintahku.
"Baiklah, tunggu saja awan dari laut ini wahai saudaraku!" seruku bersemangat. Ini adalah akibat dari kalian yang menyalakan api untuk asap awan yang salah.

Yah, meski aku juga yakin, aku pergi semudahnya ke sini juga pasti karena efek kekuatan kak Morgan. Tapi apa benar Kak Morgan dan Ruth, sweet home alabama? Apa dia hanya pria perayu dan brengsek bertahun-tahun lalu yang menghamili Ruth itu?

Aku makin geram. Sepertinya tidak hanya akan jadi sekadar asap awan dari laut biasa. Tapi juga badai Eunice sekalian.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro