[SC] Suga - Fault 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Im back~
1k+ word.
Happy reading :)


-06.10 AM-

Pagi ini Lami kembali berkutat dengan peralatan dapurnya. Ia senang hari ini ia akan memasak sarapan untuk putrinya sekaligus suaminya.

"Eomma~"

Lami menoleh.

"Tumben sekali putri tidur bangun pagi."

"Eomma, Bona belum tellambat kan? Appa belum belangkat kelja, kan?" Ujarnya.

"Jadi, putri tidur bangun sepagi ini untuk bertemu Appa eoh?"

Bocah cantik itu mengangguk lucu.

"Appa masih tidur, sayang."

"Aye! Bolehkan Bona membangunkan Appa?"

"Em, sayang. Sepertinya Appa-mu lelah jadi, jangan terlalu memaksa Appa untuk bangun ya." Weling Lami mengingat suaminya yang memang terlihat lelah dan butuh istirahat.

"Baiklah Eomma."

-Suga's Room-

Dengan setengah berlari, bocah kecil itu menghampiri Ayahnya yang masih berbaring dengan matanya yang terpejam tentunya.

"Akhilnya, Bona bica beltemu Appa. Hihihi.."

Kaki mungil itu berusaha untuk naik ke atas tempat tidur lalu mendudukan tubuh mungilnya di atas perut sang Ayah.

"Appa, ayo bangun! Appa, bangun!!!" Tangan munggil itu memukul ringan dada Ayahnya.

"Mmm.. sebentar lagi, Nak."

"Tidak! Appa halus cepat bangun, lalu mandi cetelah itu temani Bona belmain. Appa, ayo bangun!!!" Kini tangan mungil berpindah ke kedua pipi tirus Ayahnya.

"Mmm.." Gumam sang Ayah.

Merasa sang Ayah belum juga membuka matanya, Bona berinisiatif meninggikan suara imutnya.

"APPA!!! AYO BANGUN!! APPA BANGUN!! APPA CEPAT BANGUN!! BONA LINDU APP---!!"

"YAK! MIN BONA!! Jangan ganggu Appa!!! Appa lelah!"

Bentakan Yoongi barusan sukses membuat Bona mematung di tempatnya.

Tentu saja, bocah kecil itu tampak terkejut dan takut.

Segera bocah kecil itu turun dari tubuh dan juga ranjang Ayahnya kemudian mencembikan bibir tipis warisan Ibunya dan,

"Eomma, hiks–"

Bona menangis, ia berlari keluar kamar menghampiri Ibunya. Sementara Yoongi—sang Ayah, ia masih tak bergeming.

–––

Lami memeluk putri kecilnya yang kini menangis, mengusap halus punggung Bona.

"Ada apa, sayang? Kenapa Bona menangis?" Tanyanya khawatir.

"Hiks.. appa ja— hiks— hat."

"Ssttss.. uljima! Nanti kalo menangis cantiknya hilang lho."

Bona menenggelamkan wajahnya pada bahu ibunya, menangis disana.

"Uljima, sayang. Sekarang coba katakan pada Eomma, kenapa Bona menangis hmm?"

"Hiks— appa jahat eomma. Appa membentak Bona. Bona takut hiks—" Jelas bocah kecil itu sambil sesegukan.

Jadi ini alasan putrinya menangis. Lami mengukir senyum lalu berkata,

"Sayang, semalam Appa kan baru pulang kerja, pasti Appa masih lelah. Jadi biarkan Appa beristirahat dulu ya. Kan tadi Eomma sudah bilang jangan memaksa Appa."

"Tapi Bona ingin belmain dengan Appa kenapa Appa malah membentak Bona. Appa jahat!"

"Appa tidak bermaksud membentakmu, Nak. Appa kan sayang sekali dengan Bona jadi, tidak mungkin Appa membentak Bona. Yasudah sekarang Bona mandi dulu ya setelah itu bagaimana kalau Bona ikut Eomma memilih kue ulang tahun untuk Bona?"

Bona menyudahi tangisnya lalu megangguk tanda setuju membuat Lami lega putrinya tak lagi menangis.

——

-10.25 am-

Setelah hampir dua jam berkeliling untuk mempersiapkan keperluan pesta ulang tahun, akhirnya pasangan Ibu dan anak ini sampai di rumah.

Lami segera menggendong putrinya yang tertidur saat perjalanan pulang tadi––karna terlalu bersemangat, ke kamar Bona lalu menidurkannya.

"Saking semangatnya kau jadi kelelahan, Nak. Selamat istirahat, putri tidur." Ujar lami lalu mengecup kening putrinya.

Setelahnya lami melenggang menuju kamarnya guna mencari keberadaan suami tercintanya.

*Ceklek

Pandangan yang lami lihat adalah, Yoongi yang sudah rapi dengan pakaian casualnya serta mantel dan tas tenteng sebagai pelengkap.

"Yoon~" panggil lami lembut.

Pria mungil itu menoleh, tanpa senyum dan sambutan ia langsung berkata,

"Aku akan kembali bekerja dan mungkin akan menginap di dorm. Jangan menungguku!"

"Kau kembali bekerja? Kukira kau libur."

"Ya, aku akan sibuk. Aku pergi dulu." Ujar Yoongi datar.

"Yoon~"

Yoongi menghentikan langkahnya, menoleh menatap sang istri.

"Kau tidak lupa, kan? Besok pesta ulang tahun Bona. Kau akan menepati janjimu, kan?" Tanya Lami hati-hati.

"Aku tidak tahu."

Lami membolakan matanya.

"Tidak tahu? Yoon, kau sudah berjanji pada Bona akan merayakan bersama bukan?"

"Mian. Aku sibuk."

Lami menyunggingkan senyum kecut.

"Sesibuk itukah kau sampai hanya datang ke pesta ulang tahun putrimu sendiri saja tidak bisa?"

Yoongi menatap manik sang istri.

"Kau meragukanku? Aku sibuk bekerja juga untuk kalian bukan untuk kesenanganku sendiri."

"Kau itu sibuk bekerja atau sibuk yang lain sampai hanya ijin sebentar saja tidak bisa?" Sindir Lami.

"Maksudmu?"

"Jika kau memang sibuk bekerja seharusnya kau bisa ijin sebentar saja, Yoon. Kau tahu, Bona pasti akan sangat sedih jika kau tidak datang dan belum lagi tadi pagi kau baru saja membentaknya."

Yoongi menunduk teringat kejadian tadi pagi yang sebenarnya ia sungguh tak berniat membentak putrinya, ia hanya kelepasan karna tak ingin tidurnya diganggu.

"Yoon, aku tahu kau Ayah yang baik. Tepatilah janjimu!" Suara Lami begitu lembut.

"Maaf, aku sibuk." Lirih Yoongi.

Lami kehilangan kesabarannya, menghembuskan nafas kasar lalu berkata,

"Kau tidak sedang sibuk bermain di belakangku bukan?"

Satu kalimat tanya yang Lami lontarkan mampu membulatkan mata sipit milik pria berkulit pucat itu.

"Apa maksudmu? Kau menuduhku selingkuh?"

Lami menghela nafas.

"Aku tidak menuduhmu, aku hanya bertanya."

Sungguh, Lami hanya bertanya tidak berniat menuduh ia hanya ingin meyakinkan bahwa kekhawatirannya tidak lah benar.

"Dengar! Aku jarang pulang kerumah itu karna aku sedang sibuk. Aku sibuk membuat lagu, aku sibuk bekerja dari pagi hingga pagi lagi itu untuk siapa? Ha? Kau pikir aku melakukan ini semua hanya karna kepentingan dan kesenanganku? Ini semua kulakukan juga untuk kau dan juga Bona." Jelas Yoongi menggebu.

"Aku tahu, Yoon––"

"Kau tahu dan kau malah menuduhku selingkuh? Istri macam apa kau ini." Sahut Yoongi.

"Mwo? Sudah kubilang aku hanya bertanya." Lami tak menyangka respon suaminya akan seperti ini.

"Kenapa kau menuduhku bermain di belakangmu? Kau tak tahu betapa lel––"

"Aku mencium parfume wanita di semua kemejamu dan aku menemukan sapu tangan yang jelas bukan milikmu."

Yoongi bungkam membuat Lami kembali melanjutkan ucapannya.

"Kau jarang pulang dan setiap ku tanya kau akan menjawab bahwa kau sibuk, sibuk dan sibuk. Awalnya aku pikir bahwa kau memang sibuk bekerja tapi setelah kemarin kau pulang membawa seluruh baju kotor milikmu––"

Ucapan Lami terhenti saat suaminya menyahut,

"Jadi menurutmu aku sibuk bermain di belakangmu? Sibuk mengkhianati cintamu? Sibuk dengan wanita lain?—"

Yoongi menatap manik istrinya yang sudah dipenuhi cairan bening yang siap mengalir kapan saja. Sempat menghela nafas sebelum melanjutkan kalimatnya,

"Aku minta maaf karna terlalu sibuk dan tak pernah memiliki waktu cukup untukmu dan juga Bona sehingga membuatmu berfikir seperti itu."

"Yoon—hiks—"

"Kita sudahi saja semuanya sampai disini. Kurasa aku memang bukan suami yang baik untukmu karna aku terlalu sibuk bermain dibelakangmu."

Kalimat Yoongi barusan sukses membuat manik berair Lami membola.

"Mwo? Jadi— kau— hiks—"

"Ya. Jadi, kita sudahi saja semuanya sampai disini. Kau bisa mencari pria lain yang lebih baik dariku. Aku akan mengurus surat cerai setelah jadwalku selesai. Aku pergi."

Yoongi meninggalkan Lami yang masih berusaha mencerna ucapanya—sempat melirik sebentar Lami yang terisak ditempatnya.

"Hiks— Baiklah. Jika memang itu keinginanmu hiks— mari kita bercerai!"

Deg!

Menghapus air matanya kasar kemudian menatap punggung suaminya sendu.

"Mari kita bercerai dan Bona akan ikut denganku. Kau silahkan pergi!"

Deg!

Lagi, ada perasaan bersalah dan ingin sekali memberontak dalam benak Yoongi. Ingin menarik ucapannya kembali namun, egonya terlalu tinggi mengingat istrinya yang akhir-akhir ini selalu curiga pada dirinya dan juga istrinya yang kerap kali keluar bersama teman lelakinya membuatnya menyetujui ucapannya sendiri yang juga sudah disetujui istrinya, yaitu CERAI.

Mengangguk dalam diam sebagai jawaban, kemudian berlalu dan benar-benar meninggalkan Lami—istrinya yang mungkin sebentar lagi menjadi mantan istrinya.

–––––

Ini bang Agus ngajakin cerai, enaknya cerai beneran apa kaga ya?
Kuy, jan lupa tekan bintang sama mampir komen, ramein.
♡♡♡

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro