Part 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Jangan mengoceh sembarangan kamu, ya! Mana mungkin bisa orang itu datang kemari untuk menolong kamu. Dia sudah istirahat dengan damai dan tenang di sana," balas Azhar kemudian.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Azhar, membuat raut wajah Aini semakin pucat pasi. Dengan masih menundukkan kepala, bicara Aini tidak karuan saja.

"Tidak. Dia mana boleh pergi duluan begitu saja meninggalkan aku. Katanya dia ingin selalu bersamaku. Bagaimana kalau aku pergi menyusul dia? Iya. Itu ide yang sangat bagus, 'kan?"

"Ide bagus dari mana? Cobalah sadar dan terima kenyataan! Baiklah. Memang sepertinya kamu harus diseret paksa agar bisa menjauh dari situ." Azhar mulai kehilangan kesabaran.

Tanpa sama sekali mengindahkan peringatan Aini, Azhar melaju cepat mendekati perempuan itu. Aini pun juga tidak main-main dengan ucapannya. Tekad untuk mengakhiri hidup sudah bulat.

Alhasil, Aini mendorong tubuhnya terjun bebas dari atas jembatan menuju ke dasar aliran sungai. Sesaat terdengar suara byur yang cukup keras dan hanya muncul sekali saja, kemudian diiringi suara teriakan histeris dari para anggota keluarga yang menyaksikan kejadian insiden tersebut.

"AINI, TIDAK! JANGAN PERGI! JANGAN TINGGALKAN IBU!"

Meskipun tubuh sudah ditopang oleh sang suami dan juga Aira pada kedua sisi, ibu Aini akhirnya tetap jatuh terkulai lemas juga usai menyaksikan langsung dengan kedua mata sendiri percobaan bunuh diri yang telah dilakukan sang putri bungsu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro