5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***

Nadia melenggang masuk ke dalam kamarnya setelah mengantar Karisma pulang sampai depan pintu.

Di atas ranjangnya, Nadia bisa melihat Xaviera yang tengah asyik dengan earphone dan novel miliknya.

"Xa." Xaxa hanya menatap Nadia acuh tak acuh.

"Om Karisma udah pulang?"

"Iya. Eh aku mau ngomong sama kamu."

"Ngomong aja, Nad."

"Lepas dulu earphone nya." Nadia menarik earphone yang melekat pada telinga Xaxa, membuat Xaxa akhirnya menatapnya.

"Mau ngomong apa?"

"Aku pernah bilang mau ngasih Karisma buat kamu, kan?" tanya Nadia. Xaxa menganggukan kepalanya. Jauh di lubuk hatinya, Xaxa merasakan kebahagian yang teramat, apakah ini waktunya sudah tepat? Xaxa tidak jadi memikirkan lagi untuk mencintai Karisma, karena nyatanya Xaxa memang sudah terlalu gila karena mencintai sejenis pria tua macam Karisma.

"Terus kenapa, Nad?"

"Jadi." Nadia menghela nafasnya, menjeda ucapannya sejenak.

"Apa? Gak usah bikin aku kepo, Nad! Buru bilang!"

"Jadi, aku udah punya pacar selain Karisma." Xaxa membolakan matanya tak percaya, menatap lekat Nadia, masih menuntut penjelasannya.

"Aku gak cinta sama Karisma," lanjut Nadia.

"Gila! gila, Nad!"

"Aku cuma manfaatin dia doang, Xa. Aku udah punya pacar, Azka." lagi-lagi, Xaxa membolakan matanya, menatap Nadia tajam. Sebenarnya itu perasaan tidak terima Xaxa karena Om Karisma nya yang dipermainkan.

"Azka? Azka, temen SMA kamu itu, Nad?" Nadia menganggukan kepalanya, membenarkan pertanyaan Xaxa.

"Bego! Kalo lo udah punya Azka, kenapa lo masih mau pacaran sama Om Karisma? Lo manfaatin dia? Gara-gara Om Karisma kaya? Helow, Nad, lo juga udah tajir!" Xaxa bertanya dengan nada tajam, bahkan tanpa sadar ia menggunkan kata lo-gue pada Nadia.

"Gue sama sekali gak bermaksud buat manfaatin Karisma, Xa. Awalnya gue nerima Karisma karena gue kesepian, Azka kan di mutasi ke Surabaya dan apa? Gue sendirian disini. Setidaknya gue butuh temen buat jalan disini." Nadia menjelaskan, gadis itu ikut terbawa oleh kata-kata lo-gue yang dilontarkan Xaxa tadi. Xaxa menatap Nadia seraya menyeringai sinis.

"Gue tau, lo suka sama Karisma kan, Xa?" tebak Nadia tepat sasaran. Xaxa membolakan matanya seolah-olah terkejut dengan tebakan Nadia, sesungguhnya Xaxa tengah menyembunyikan rasa malunya.

"E ... e ... enggak, Nad."

"Gak usah bohong, Xa. Aku tau, minggu depan, Azka bakal balik ke Jakarta. Kerjaannya di Surabaya udah selesai jadi, aku bakal mutusin Karisma secepatnya."

"Azka kerja di kantornya Om Karisma juga?"

"Iya. Azka, sama kayak aku. Karyawan biasa."

"Kamu mutusin Karisma demi Azka?"

"Iya, karena aku cintanya sama Azka, Xa."

"Mutusin Om Karisma secara mendadak, Nad?"

"Terpaksa."

"Terus maksud kamu, waktu yang tepat itu, ini?"

"Iya. Kamu bisa ambil Karisma setelah dia putus sama aku."

"Om Karisma itu sayang banget sama kamu, Nad. Aku bisa liat itu."

"Tapi aku gak sayang sama dia, Xa. Aku cuma sayang dan cinta sama Azka." Xaxa menggelengkan kepalanya tak percaya, ia sama sekali tidak menyangka bahwa kakak sepupunya bisa memiliki pemikiran seperti itu. Melampiaskan kesepiannya denga pria lain?

"Karma bakal berlaku, Nad. Aku permisi pulang." Xaxa turun dari ranjang milik Nadia, mengambil tas kecilnya yang tergelelatak diatas sofa di pojok kamar, kemudian melenggang pergi meninggalkan Nadia begitu saja.

***

Xaviera dan kedua sahabatnya sedang menghabiskan waktunya di kantin sekolah.

Walau mereka sudah menghadapi Ujian Nasional. Tetap saja, selama belum ada pengumuman kelulusan, mereka akan selalu datang ke sekolah hanya untuk mengobrol sambil menikmati berbagai macam jenis jajanan di kantin sekolah. Kalau sudah lulus nanti, mereka pasti akan sangat merindukan makanan ala kantin sekolah.

Kedua teman Xaxa, Reta dan Dita terus asyik berbincang. Entahlah apa yang mereka perbincangkan. Tapi yang jelas, mereka akan membicarakan siapa pun yang lewat di hadapan mereka, semuanya tak luput dari nyinyiran mereka.

Reta yang sejak tadi tidak mendengar celotehan dari mulut Xaxa pun mulai menghentikan aktifitas bicaranya, menatap Dita seolah bertanya Xaxa kenapa tuh, Dit?

Dita yang paham maksud tatapan Reta hanya menggidikan bahu acuh tak acuh seraya menatap Xaxa tak mengerti.

"Xa, kenapa sih?" Akhirnya Reta melontarkan pertanyaannya. Xaxa yang menghentikan aktifitasnya mengaduk-aduk es teh miliknya dengan sedotan di tangannya, menatap kedua sahabatnya bergantian.

"Gue pernah cerita ke kalian gak sih?"

"Cerita apa?" Kini Dita yang akan bicara.

"Om Karisma."

"Om Karisma siapa?"

"Oh berarti belum yah? Itu Om yang hampir nabrak gue pas kita mau liburan perpisahan itu," jelas Xaxa.

"Terus?" tanya Reta.

"Dia pacarnya si Nadia."

"Nadia sepupu lo itu?" tanya Dita memastikan. Xaxa menganggukan kepalanya.

"Terus kenapa, Xa? Patah hati lo?"

"Iya. Tapi bukan itu aja masalahnya, sekarang gue gak tau harus seneng atau gimana, gue gak ngerti." Xaxa kembali memainkan es teh miliknya.

"Maksudnya?" tanya Reta penasaran. Xaxa menghirup napas dalam kemudian menghembuskannya dengan kasar sebelum menjelaskan semuanya.

"Gue tau Om Karisma pacaran sama Nadia dan gue sakit hati. Tapi, saat gue tau Nadia mau mutusin Om Karisma, gue jadi ngerasa gak suka sama Nadia, tapi disisi lain, gue juga seneng. Gue ada kesempatan kan buat deketin Om Karisma?" kedua sahabatnya menganggukan kepalanya dengan ekspresi yang sulit Xaxa artikan.

"Kenapa Nadia mau mutusin Om Karisma itu?" tanya Dita.

"Om Karisma itu cuma selingkuhan Nadia, sebelum sama Om Karisma, Nadia udah pacaran sama Azka, temen sekolahnya dulu dan si Azka itu tugas kerjanya dipindah keluar kota jadi ya gitu," jelas Xaxa. Kedua temannya mulai menganggukan kepalanya, membuat Xaxa mendesah gemas. Mereka berdua sama persis seperti boneka-boneka yang selalu ada diatas dashboard mobilnya.

"Terus kenapa lo marah deh?"

"Gue gak terima lah si Nadia mainin perasaan Om Karisma. Nadia mau mutusin Om Karisma tiba-tiba, emang lo berdua pikir, gak sakit? Mana gue liat Om Karisma sayang banget sama Nadia. Jadi menurut lo, gue harus gimana?" Xaxa menatap kedua sahabatnya secara bergantian. Begitu pun dengan Reta dan Dita yang saling tatap sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Lo kasih tau Om Karisma!" ujar Reta dan Dita kompak. Xaxa mengeryitkan kening tak mengerti.

"Maksudnya?"

"Iya lo kasih tau lah ke Om Karisma, kasih tau semuanya. Lo temuin dia, ceritain semua kenyataannya. Jadi, pas si Om lo itu diputusin sama Nadia, gak terlalu sakit, karena sebelumnya dia udah tau rencana Nadia dari lo," jelas Dita secara mendetail.

Xaxa terdiam sejenak, mencerna ucapan Dita yang masih belum ia mengerti dengan jelas.

"Loading lama anjir," desah Reta gemas.

Setelah itu, Xaxa terlihat menepuk keningnya sambil memberikan cengiran tak jelasnya.

"Kenapa gue gak kepikiran yah? Kalian pinter banget sih! Nanti siang pas jam istirahat kantor, gue bakal nemuin Om Karisma!" seru Xaxa girang.

"Yakin jam istirahat? Emang Nadia gak makan siang bareng Om Karisma, itu?" tanya Dita.

"Iya yah? Yaudah deh pas jam pulang kantor aja."



---

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro