6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***

Tepat saat jam di pergelangan tangan kanannya menunjukan pukul 5 sore--jam umumnya orang pulang kantor--Xaxa menginjakan kakinya di depan sebuah gedung dengan berpuluh-puluh lantai. Tujuannya datang ke sini adalah untuk bertemu sang CEO, Karisma.

Kaki jenjangnya mulai melangkah masuk, menuju meja receptionist, seragam putih abunya yang masih melekat, membuat mata seluruh karyawan yang hendak keluar kantor menatap Xaxa dengan tatapan aneh.

Setelah sekolah bubar sejak pukul setengah tiga sore tadi, Xaxa, Reta dan Dita memang tidak pulang ke rumah, mereka nongkrong di cafe tak jauh dari Kantor nya Kharisma. Demi Xaxa.

"Permis Mbak," sapa Xaxa.

"Iya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang receptionist bername tag Lala.

"Saya mau ketemu Nadia. Dia belum pulang kan?"

"Oh maaf dek. Mba Nadia baru keluar kantor 5 menit lalu."

Yes. Sepertinya rencana buat nemuin Om Karisma bakal berhasil, batin Xaxa.

"Oh. Terus kalo Om Karisma? Eh maksud saya, Pak Karisma, dia udah pulang?"

Lala mengeryitkan keningnya, menatap Xaxa dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sepertinya menurut Lala, aneh kalo seorang anak SMA mencari seorang CEO di Perusahaannya.

"Saya udah janjian kok sama Pak Karisma, terus ini tuh masalah urgent pake banget. Dia belum pulang kan?"

Lala terdiam sejenak. Namun beberapa detik kemudian, mata milik Lala menangkap sosok Karisma yang baru saja keluar dari lift.

"Pak Karisma," sapa Lala saat langkah Karisma sampai didepan meja receptionist.

Karisma menghentikan langkahnya, menatap Lala sambil tersenyum manis. Karisma memang sosok seorang CEO yang ramah, baik dan sopan, tidak seperti CEO di dalam kebanyakan cerita romance dan sebagainya yang menceritakan sifat CEO nya yang dingin pada semua karyawannya.

"Iya, La?"

Lala terdiam, tapi matanya menatap Xaxa, seolah isyarat memberitahu keberadaan Xaxa pada Karisma. Karisma yang menyadari maksud Lala pun akhirnya mengikuti arah bola mata Lala.

"Om Karisma," sapa Xaxa sok akrab akhirnya.

"Eh ngapain kamu disini? Nadia udah pulang daritadi," Karisma menatap Xaxa seraya mengeryitkan keningnya bingung.

"Iya saya tau. Tapi saya kesini buat nemuin Om."

"Nemuin saya? Ada apa?"

"Ada sesuatu yang pengen saya kasih tau ke Om. Om mau kemana? Pulang? Kita ngobrol dulu yah!" Xaxa menyatukan kedua tangannya, memohon berharap Karisma mau mengabulkan permintaannya.

Karisma menatap jam di pergelangan tangannya, pukul 05.18 Sore.

"Jam 7 malam saya ada makan malam sekaligus meeting sama klien, saya harap jam 6 nanti, kita udah selesai bicara." Xaxa membolakan matanya dengan berbinar. Itu berarti Om Karisma nya mau mengobrol dengannya.

"Iya Om, Iya, lagian kayaknya sebelum jam 6 juga udah selesai kok, soalnya daritadi Mama juga udah nelponin," ujar Xaxa dengan semangat. Karisma menghela nafasnya.

"Terus kita mau bicara di mana?" tanya Karisma.

"Terserah Om aja."

"Oke. Ayo ikut saya!" Karisma mulai melangkah keluar kantor untuk menuju parkiran mobilnya, masih dengan Xaxa yang terus membuntutinya.

***

Saat ini Xaxa dan Karisma sudah duduk disalah satu tempat meja kosong yang berada di sebuah restoran cepat saji.

Di hadapan gadis itu terdapat sebuah french fries dan sebuah ice cream, Xaxa terlalu fokus menikmati makanannya bahkan gadis itu sampai lupa keperluannya dengan pria yang duduk dihadapannya.

"Apa yang kamu bicarain?" pertanyaan yang terlontar dari mulut Karisma berhasil menghentikan aksi mengunyah Xaxa. Sepertinya gadis itu tidak hanya lupa dengan keperluannya, tetapi lupa dengan keberadaan orang di hadapannya.

Xaxa menatap Karisma dengan senyuman yang menampakan deretan gigi putihnya.

"Saya masih harus siap-siap buat meeting."

"Oh sorry, bytheway thankyou traktirannya, Om!" seru Xaxa seraya mengiming-imingkan sebuah cup ice cream ditangannya. Karisma menatap gadis dengan seragam putih abu itu dengan jengah kemudian berdehem kecil sebagai jawaban.

"Om, sebelumnya maaf, gue mau ngomong tapi mungkin Om gak bakal percaya sama gue atau mungkin nanti Om bakal ngecap gue yang macam-macam." Xaxa menundukan kepalanya, membuat Karisma yang duduk dihadapannya makin dibuat penasaran dengan hal apa yang sebenarnya akan dikatakan olehnya.

"Gak usah bertele-tele," ujar Karisma. Xaxa mengangkat wajahnya, menatap Karisma lekat kemudian menghela nafasnya seraya memejamkan matanya. Ia akan menerima konsekuensinya setelah mengatakan ini, walau harus dijauhi Om Karisma nya sekalipun, setidaknya ia sudah berbaik hati tidak membiarkan Om Karisma nya mengetahui secara mendadak. Tapi apa bedanya dengan ini yah? Ini juga mendadak? Ah sudahlah!

"Nadia punya pacar selain Om, Nadia pacaran sama Azka, bahkan Nadia lebih dulu pacaran sama Azka dan setelah Azka balik ke Jakarta, Om Karisma akan segera diputusin sama Nadia." Xaxa melontarkan semua kata itu dengan sebuah tarikan nafas, setelah ia menghentikan ucapannya, matanya kembali ia buka, menatap wajah Karisma yang tengah memasang ekspresi yang sangat sulit untuk diartikan.

"Azka pegawai kantor saya, maksud kamu?"

Xaxa menganggukan kepalanya dengan mantap, karena Nadia memang pernah mengatakan itu kan?

"Nadia sama Azka itu udah temenan sejak SMA, gue gak tau pasti sih mereka jadian kapan, tapi yang jelas sepulang Om dari Rumah Nadia, dia cerita semuanya ke gue. Jadi, Om harus udah siap kalo tiba-tiba Nadia putusin Om," ujar Xaxa.

"Terus kamu pikir saya harus percaya sama omongan anak kecil macam kamu?"

"Jadi Om gak percaya sama gue?"

"Gak. Ternyata buang-buang waktu aja saya ngobrol sama kamu, saya kira ada hal penting apaan." Karisma mulai bangkit dari duduknya, merogoh kunci mobilnya yang berada disaku celananya.

"Om mau kemana?"

"Saya masih punya banyak urusan, dan saya kasih tau, lain kali kalo ngomong itu dijaga yah, jangan tebar kebohongan sana-sini," tutup Karisma. Kaki jenjangnya mulai melangkah menjauh dari meja yang Xaxa tempati, berjalan keluar dan memasuki mobil, Xaxa menyaksikan itu semua dari kaca besar yang berada disampingnya.

"Sial! Ya kali gue malah dibilang tebar kebohongan. Oke kita liat aja Om, yang jelas nanti lo malah berterimakasih sama gue karena ucapan gue tadi. Berkat ucapan gue tadi, lo ngerti kalo tiba-tiba Nadia putusin lo tanpa sebab," gumam Xaxa tak jelas, tangannya masih asyik menyomot french fries di hadapannya. Ia tidak akan menyia-nyiakan makanan hasil traktiran Om Karisma kesayangannya itu.


---

Serang, 8 Mei 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro