9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

***

Pukul 12 siang. Xaxa baru membuka matanya. Semalaman tadi, ia terus berbicara kepada kedua temannya, menceritakan semuanya hingga pukul 3 pagi, mereka semua baru berhenti bicara.

Rencananya dari semalam untuk tidak berangkat ke sekolah hari ini, membuat tidurnya menjadi nyenyak dan baru bangun sesiang ini.

Xaxa meraih ponselnya yang ia letakan di samping bantalnya. Menatap ponselnya dengan malas. Tidak ada notifikasi masuk yang begitu berarti.

Gadis itu menyibak selimutnya, mengikat rambut panjangnya dengan asal dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Hampir 30 menit. Xaxa baru keluar dari dalam kamar mandi, dengan wajah yang terlihat lebih fresh dari sebelum masuk ke dalam sana. Kemudian, ia meraih ponselnya dari atas kasur dan berjalan keluar kamar.

"Laper," desah Xaxa di sepanjang langkahnya menuju anak tangga. Sesekali tangannya terlihat mengusap-usap perutnya.

"Kamu baru bangun, Xa? Iya?" Xaxa terkekeh kecil saat mendapati Mama nya menegurnya begitu kakinya memasuki area ruang makan. Mamanya yang sudah terlihat rapih dengan pakaian kantornya itu menggelengkan kepalanya.

"Anak gadis bangun jam segini. Gimana nanti mau ngurusin suami berangkat kerja, Xa?"

"Apa sih, Ma? Xaxa nikah masih lama kok. Xaxa masih mau kuliah dulu, kerja dulu." Xaxa menarik salah satu kursi dan duduk di sana. Tangannya mulai terulur meraih sehelai roti tawar yang berada di tengah meja.

"Mama tumben jam segini masih di rumah? Gak ke kantor?" tanya Xaxa di sela-sela mengolesi rotinya dengan selai coklat kesukaannya.

"Ini Mama mau berangkat. Mama ada tugas keluar kota, mungkin lusa baru pulang. Kamu baik-baik sama Papa di rumah yah? Itu susunya udah Mama bikin dari pagi, jadi kayaknya udah dingin. Kalo mau, bikin yang baru aja." Wanita paruh baya bernama Mila itu mengusap puncak kepala Xaxa dan mencium kening dan pipi Xaxa sekilas.

"Iya, Ma. Take care yah."

"Okay. Mama berangkat yah, Xa."

"Iya, Ma."

Seperginya Mama nya dari ruang makan dan keluar dari rumah. Xaxa memainkan ponselnya di sela mengunyah rotinya.

Sepertinya, bakal di rumah sendirian, akan membuat dirinya bosan. Papa nya pasti akan pulang sangat larut malam hari ini, karena Papa nya pasti sudah tahu lebih dulu bahwa Mama nya akan pergi keluar kota.

Xaxa membuka aplikasi chating miliknya. Mata dan jarinya sibuk mencari kontak Nadia. Semoga Nadia akan mengijinkannya main ke rumahnya.

Xaviera Anindita: Nad, hari ini kerja yah? Aku main ke rumah yah? Pulang jam berapa?

Begitu pesannya terkirim. Jari Xaxa terus mengscroll chat-chat yang masuk ke LINE nya.

Matanya membola sempurna saat di sela-sela antara chat dari OA dan groupchat terselip beberapa pesan dari Karisma.

"Eh gila? Om chat dari jam 9 pagi? Kok gue gak tau? Perasaan tadi pas bangun tidur, gue liat gak ada notif penting." Tak mau berpikir panjang atau menebak-nebak ataupun menyesali kelalaiannya karena telat membalas chat dari Om kesayangannya. Xaxa segera membuka roomchat dengan nama Karisma Justine tersebut.

Karisma Justine: Xa

Karisma Justine: Gimana? Kamu udah selidikin Nadia?

Karisma Justine: Kamu belum bangun? Nadia udah sampai di kantor.

Karisma Justine: Capek saya chat kamu :)

Walau bukan chat yang berarti. Chat yang menyapa selamat pagi, ataupun sebuah perhatian dari Karisma untuknya, tapi tetap saja chat itu berhasil membuat Xaxa tersenyum dengan manis.

"Dapet notif chat dari lo aja, gue seneng banget deh, Om," kekeh Xaxa.

Tidak ingin membuat Karisma menunggu balasan chatnya lagi. Menunggu? Apa katanya? Menunggu? Pekerjaan Karisma banyak! Pria itu terlalu sibuk. Dia tidak akan menunggu balasan darimu!
Sudah biarkan saja gadis ini bahagia!

Xaxa segera menekan huruf-huruf di layar ponselnya, mengirim sebuah balasan untuk Karisma.

Xaviera Anindita: Sorry Om, baru bangun. Dan gue sama sekali belum nyelidikin apapun. Rencananya sih, hari ini gue mau main ke rumah Nadia hehehe

Terserah nanti apa balasan Karisma saat Xaxa mengatainya kebo atau apapun itu karena dirinya mengatakan baru bangun. Xaxa sama sekali tidak perduli.

Gadis itu meletakan ponselnya, kemudian berdiri dari duduknya dan membuang segelas susu coklat yang sudah dingin ke wastafel dan membuatnya ulang.

Begitulah kegiatan Xaxa sehari-hari kalau tanpa ada jadwal untuk keluar rumah. Bangun siang dan menyiapkan sarapan--menurutnya walau sudah siang--sendirian.

Kedua orangtua Xaxa adalah seorang pekerja. Papa nya yang seorang General Manager di sebuah perusahaan keluarga dan Mama nya yang lebih memilih bekerja di tempat lain. Bukan. Bukan memilih, tetapi melanjutkan. Karena Mila sudah bekerja di perusahaan itu sejak masih sendiri, belum menikah seperti sekarang. Dan setelah menikah hingga sekarang, suaminya masih mengijinkannya bekerja.

Tidak ada asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya. Bukannya tidak mampu membayar, tetapi kedua orangtua Xaxa sepakat ingin anaknya mandiri saat berada di rumah sendirian.

"Sekarang jam berapa sih? Gue tadi bangun jam 12 yah?" Setelah selesai membuat susu yang baru. Xaxa kembali beranjak menuju meja makan, menatap jam digital di ponselnya.

"Jam 1. Udah jam makan siang juga. Jadi sekarang temanya sarapan plus makan siang," gumam Xaxa. Ia menyunggingkan senyum termanisnya.

Kakinya melangkah menuju lemari es, mengeluarkan sereal dan susu dari dalam sana.

"Sekarang, makan sereal dulu aja. Nanti kan mau ke rumah Nadia, bisa minta Nadia masakin hahaha," tawa Xaxa. Ia mulai menumpahkan serealnya pada sebuah mangkuk dan menuangkan susunya.

Begitu selesai, ia kembali memasuki semuanya ke dalam lemari es dan berjalan menuju kursi makan dengan sereal di tangannya.

Xaxa duduk dengan manis. Menikmati sesendok demi sesendok sereal yang masuk ke dalam mulutnya. Xaxa selalu suka dengan rasanya.

Di tengah asyikanya dirinya menikmati makanannya. Ponselnya berdering. Satu notifikasi dari aplikasi chating. Dari Karisma atau Nadia? Tak mau menebak-nebak, Xaxa meraih ponselnya. Satu pesan dari Nadia.

Nadia Mahira: Seharusnya sih jam 2 udah bisa pulang karena kerjaanku udah selesai dan biasanya Karisma ngijinin pulang, tapi kayaknya sekarang gak jadi deh, soalnya Karisma malah mau ngajak aku pergi. Aku bakal pulang sore atau malam :(

Persetan kesal dengan Nadia. Xaxa justru malah kesal setengah mampus pada Karisma. Apa maksudnya? Bukan kah Karisma tau kalo Xaxa akan main ke rumahnya Nadia, salah satu cara untuk menyelidiki Nadia? Lalu kenapa laki-laki tua itu tidak berpikir? Kenapa justru mengajak Nadia pergi yang secara tidak langsung menyuruh Nadia untuk menghindari Xaxa?

Hanyut dalam kekesalannya. Xaxa segera mengecek roomchat Karisma. Memastikan apa pria itu sudah membaca pesannya atau belum.

Ah pantas saja dia seenaknya mengajak Nadia pergi. Rupanya Karisma belum membaca pesan Xaxa yang mengatakan akan pergi ke rumah Nadia untuk menyelidiki.

Tiba-tiba pesan untuk Karisma yang masih ditatap oleh Xaxa memberikan notif read. Tanpa berpikir, Xaxa segera keluar dari roomchat Karisma. Kalo tiba-tiba pria itu langsung membalas dan langsung mendapat notif read nanti Xaxa ketauan dong tengah membuka roomchat nya. Xaxa bisa malu setengah mampus.

"Mampus! Jangan sampe ketauan gue lagi mandangin isi chat dia," gumam Xaxa seraya mengusap-usap dadanya.

---

Mari berteman di instagram @ashintyas 😊

Serang, 21 Juli 2017

Love,
Agnes

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro