pembubaran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kalau dipikir kita belum pernah confess dengan benar, bukan begitu, Megane-kun, Chibi-chan?"

"Ha?"

"Maksudnya?" Sudah biasa bukan perkumpulan Middle Blocker, a.k.a Hinata, Tsukishima, Lev, Kuroo, berkumpul pada malam hari untuk melakukan latihan bebas bersama dengan Kuroo sebagai Couch.

Kedua murid kelas 1 Karasuno menoleh dan menatap Kuroo lama. Akaashi yang merasakan adanya atmosfir berat disekitar situ langsung membawa Bokuto pergi berlatih di tempat lain. Lev? Tadi Yaku dateng terus menyeretnya, suruh latihan receive.

"Apa maksudmu Kuroo-san? Saya tidak sepenuhnya paham," ujar Tsukishima dengan pandangan sinis, confess pada Yamaguchi? Tentu saja ia sudah pernah melakukannya. Walau hanya dijawab terserah oleh Yamaguchi.

Pasalnya ia memang salah mengatakannya, ia hanya bilang 'bolehkah?' Yang berarti ia tidak meminta jawaban iya atau tidak, hanya boleh atau tidak boleh.

"Megane-kun sendiri pasti merasa begitu kan? Walau akhirnya kau sempat mengatakannya saat di kamar itu, tapi sebenarnya itu bukan benar-benar pernyataan serius."

"Apa kau-"

"Sudahlah Tsukishima!" Hinata menengahi, agar tidak ada pertengkaran antara 'Master Mind' dan 'Debator' di malam yang seharusnya tenang itu. "Kuroo-san gw gak tau sebenernya Kuroo-san mau ngomong apa karena otakku gak encer kayak Tsukishima yang bisa langsung nangkep. Jadi tolong jelasin,"

"Hem.. Sebenernya gw cuma pengen bilang kalau, kita ini sebenernya belom pernah confess yang bener-bener confess ke Yamaguchi. Bukankah lebih menarik kalau pada akhirnya kita berlomba untuk mendapatkannya? Pasti kalian tidak ingin semua berakhir dengan Yamaguchi menganggap kita hanya sebagai teman dan grup harem ini tetap berjalan... Kita semua pasti ingin memilikinya dan memonopolinya, bahkan Yachi pun,"

Tsukishima menggertakkan giginya, ia jengkel dengan perkataan Provokator Nekoma yang sangat menyebalkan ini.

"Yah, aku sih setuju dengan Kuroo, tak mungkin sampai akhir kita akan begini terus,"

"Lagian siapa bilang sejak awal aku setuju dengan hal ini? Enak saja membuat grup harem, pada dasarnya aku memilih memonopoli dibanding berbagi. Aku ini pelit."

"Hah... Sudah ku duga akan ada haru dimana kita berpecah, aku memang berusaha mengambil jalan tengah dengan membuat grup, tapi dalam diri aku ingin Yamaguchi menjadi milikku"

Tsukishima dan Hinata sontak menoleh ke arah pintu. Oikawa, Terushima dan Yachi berdiri disana. Kuroo hanya mendelik dan memasang seringai. "Kau lihat 'kan? Tsukishima-kun,"

"Tak ada yang mau dengan semua ini megane-chan. Mungkin kau merasa tidak apa-apa karena kau paling dekat dengannya." Oikawa menimpali, semua bergerak untuk perang argumen.

"Dengan posisi yang menguntungkan itu, jelas saja kalau hanya ini yang kita lakukan, kau lah pemenangnya, lalu bagaimana dengan kami yang hanya berinteraksi dengannya sedikit. Dan bagai mana dengan mereka yang tinggal di Tokyo dan Hyogo? Terjebak Long Distance Relationship bukan hal yang menyenangkann." Sambung Terushima.

"Kita akan membicarakan ini nanti, buat kamar harem lagi kali ini tanpa Yamaguchi. Ingat TANPA, biarkan Yamaguchi aman bersama anggota Karasuno atau Momsquad." Ujar Yachi dengan tekanan. Rambutnya yang biasa termodel dengan manis kini berubah menjadi kuncir kuda. "Sekarang kalian makan, ingat ada Osamu-san dan Suzumeda-san yang siap menghabiskan kapan saja."

Mendengar hal itu mereka langsung lari ke kantin.
.
.
.

Yachi membuka pintu geser kelas yang dipakai sebagai kamar harem, kali ini tanpa Yamaguchi, ia sudah bilang ke Yamaguchi untuk tidur dengan Momsquad atau Karasuno.

Posisi mereka macam-macam yang jelas sangat hening dalam kamar itu. Susana pelik mengerubungi mereka membuat sulit bernapas. Bahkan Kenma tidak lagi bersama nintendonya.

"Menerima pesan?" Tanya Yachi sambil menunjukkan handphonenya.

"Ya, aku sudah mengerti tanpa menanyakan maksud." Jawab Suga sambil terkekeh sarkastik. Sakusa hanya memutar mata, dan yang lain memilih untuk diam. Mereka semua memang menerima pesan dari Yachi, atas permintaan berkumpul untuk membicarakan hal sepitar tadi.

"Kurasa kalian sudah paham. Yang pasti kita disini berpikiran sama." Yachi menutup pintu, ia sama sekali tidak merasa takut dikelilingi banyak lelaki begini, beda sekali saat ia di kelilingi oleh siswa Ubugawa dan Shinzen saat makan barbeque waktu itu. "Iya bener aja aku mau membubarkan grup ini, karena kalian juga pasti mengerti, tidak ada satu pun diantara kita yang ingin terus seperti ini. Membagi orang yang kita cintai dengan 14 orang lainnya."

Semua diam, ya yang dikatakan Yachi itu memang benar.

"Baiklah sepertinya kalian semua setuju dengan hal ini maka, grup resmi dibubarkan. Dan kita, bergerak sendiri-sendiri."

"Tidakkah ini menarik?" Sambung Yachi.

"Heh kita yang tadinya lawan menjadi kawan kemudian menjadi lawan lagi, sebenernya agak labil sih tapi gapapa," Jawab Ennoshita.

Yachi membuka grup dan menekan tombol bubar.

"Yaudah udah tegang-tegangnya gak baik, gw balik dulu ke kamar manejer, kak Kiyoko nyariin gw," Yachi berbalik meninggalkan kelas. Berjalan di lorong yang remang-remang ia mengintip kamar Karasuno, terlihat Yamaguchi sudah tidur di sebelah Kinnoshita, Daichi dan Asahi yang sedang mengobrol ala bapak-bapak sambil rebahan.

Ia menutup kembali pintu dengan pelan agar tidak ketahuan. Pindah pada jendela sekolah yang terlihat gelap, ia membukanya, menikmati udara malam Miyagi yang sejuk. Menghela napas pelan dan menatap langit berbintang.

"Ha..."

Gadis itu menelungkupkan tangannya di jendela dan menjatuhkan kepalanya disana. "Apa... Aku... Melakukan hal yang benar?"
.
.

"Ya sudah kita kembali ke kamar sekolah masing-masing." Tsukishima mengusulkan, jujur saja ia malas kalau harus tidur dengan para harem lainnya. "Aku duluan,"

Ia langsung menjatuhkan diri pada kasur lipat yang ia gelar di sebelah Noya. Entah mengapa ia ingin menghindari berada di dekat Yamaguchi.

Menaruh kacamata di sampingnya. Ia menatap pantulan bulan dari kacamatanya.

"Jika..."

"Jika aku mengatakan perasaanku padanya... Apakah kita masih bisa bersahabat seperti dulu dan sekarang ini....?"

Tsukishima mendecih, ia menutup seluruh permukaan tubuhnya dengan selimut. Mencoba untuk mengacuhkan segalanya dan tenggelam pada laut mimpi.
.
.

"Baiklah kalau begitu aku pergi duluan, bye," Terushima melenggang pergi meninggalkan semuanya, bukan berjalan ke kamar Johzenji, ia memilih melipir ke luar sekolah. Berdiri di pinggir lapangan menikmati angin berhembus membelai kulit.

Bukannya balik kamar lu_-

Menyandarkan diri pada tiang bendera. Menutup mata dan mendesah entah keberapa kali.

"Kalau aku mengatakan perasaanku padanya dan ditolak olehnya, apa aku masih bisa melihat senyumnya seperti sekarang? Jangankan berteman, apa aku bisa bertemu dengannya selain di pertandingan atau latihan tandang?"

Pasti, semua berpikir seperti itu. Jika mereka melakukan hal ini, apakah Yamaguchi masih mau berinteraksi dengan mereka atau malah Yamaguchi akan menjauhi mereka.

Pada akhirnya semua keputusan jatuh pada Yamaguchi.

Dan Author:>

HAHAHA To Be Continue







Nanya dikit kalian tau book ini dari mana deh?

Terus misalkan endingnya Yamaguchi sama salah satu orang dari grup klean maunya dia sama siapa?

Jujur saya bingung banget kali aja ada masukan gitu._.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro