3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Normal's POV.

Masih di depan ruangan kepala sekolah, terlihat (y/n) mematung sejenak setelah mendapatkan hadiah dari cogan Korea. Segera ia menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan kejadian tadi. Setelah cukup tenang, ia mengetuk ruangan tersebut lalu terdengar sahutan 'Masuk' dari dalam.

"Konnichiwa, apa benar kau adalah (y/n) (l/n)?" Sebuah pertanyaan langsung dilontarkan kepada (y/n) ketika ia baru masuk. Ia terdiam sejenak lalu mengangguk sedikit. "Ada apa? Kau tak ingin masuk dan mengobrol denganku sebentar?"

"Um... Apa benar ini ruang kepala sekolah?"

"Eh?"

'Asem! Keceplosan...' (y/n) hanya tersenyum kikuk dan sedikit menggaruk kepalanya tak gatal. Tiba-tiba ruangan yang semula hening itu kini berubah karena suara tawa orang yang baru saja ditanya (y/n).

"Gomen! Aku lupa mengenalkan diri ya? Namaku Kurosaki Areka, kepala sekolah SMA ini. Umur masih terbilang muda dan juga single. Kau tertarik?" Godanya yang sedikit membuat (y/n) merona.


"Jadi, bagaimana kesanmu saat pertama kali memasuki sekolah ini?" tanyanya kembali yang lagi-lagi memecah keheningan diantara mereka. Terlihat (y/n) yang kini berpikir kelas. Tiba-tiba Areka memdekatimu lalu mencubit pelan pipi chubby-mu. "Kau tergolong imut untuk anak SMA. Dan itu masuk dalam kategoriku loh..."

"Aah! Ya! Sekolah ini begitu mengaggumkan!" pekik (y/n) ketika wajah Areka hampir bertemu dengan wajahnya. Areka terkekeh kecil lalu mengacak lembut rambut (y/n). "Baiklah, aku harap kau betah disini. Jika ada kesulitan hubungi aku..." ujar Areka sambil memberikan secarik kertas berisi nomor telepon. (Y/n) mengangguk lalu menyimpannya.

"Saya ada dikelas berapa pak?"

"Jangan panggil bapak, panggil Areka-san saja sudah cukup. Tapi kalau mau panggil sayang juga boleh~"

Blush

"E-eh? Kenapa wajahmu merah? Kau demam? Sakit? Atau apa?" tanya Areka panik tak karuan. (Y/n) hanya menggeleng kepalanya kencang sedangkan Areka yang melihatnya makin panik. "Oi! Oi! Ada apa denganmu?"

"Ti-tidak ada, Areka-san," Areka yang mendengarnya menghela nafas lega lalu tersenyum hangat. "Mari, aku akan mengantarmu..."

"Be-benaran Areka-san?"

"Hanya orang bodoh yang menolak permintaan murid istimewa disini. Ayo,"

"B-baiklah!"

.

.

.

(Y/n) POV.

Kok aku ngeri sendiri ya sama kepala sekolah ini? Heran aku sama sekolah ini. Entah mengapa aku masih tak percaya dengan mataku ini. Dia? Kepala sekolahku?

Oh, ayolah! Wajahnya bahkan lebih muda dariku dan dia...

Memiliki tinggi sepentaran denganku.

Dunia apa yang kau buat ini, thor? Ini bukan Fantasi kan?

Ssbenarnya ini fantasi dari saya, tapi dibuat selaras dengan anak zaman sekarang^^

Seriusan lu thor?

Ya, dan aku sudah merencanakan semuanya sebelum membuat cerita ini~ Jadi happy atau bad-nya ending ada di tanganku~

Aku harap itu bukan bad...

Maaf, gak bisa banting stir:)

Kurang asam!

Tambahin asam aja~

Udah ah!

"Hey, kau memikirkan apa?" tanyanya yang membuatku terkejut dan membawaku kembali setelah perkelahian dengan author tadi. Aku hanya menggeleng pelan lalu mengalihkan pandanganku ke arah lain. "Kau tidak mendengarku kah?"

"Ha? Apa?"

"Kau sudah sampai. Ok, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini. Semoga harimu menyenangkan, (y/n)-chan!!" ujarnya sambil berlalu pergi. Aku menghela nafas panjang lalu memasuki ruang kelas tersebut. Namun apa yang aku lihat adalah sekumpulan anak laki-laki yang terkejut melihatku. "Ohayou?"

"YEAAAH!!!!" Mereka semua bersorak girang lalu mengelilingiku bak artis yang ketemu sama fansnya. Mereka mulai bertanya-tanya siapa namaku, dan terkadang mencubit pipiku gemas. Bahkan ada beberapa yang melontarkan kata godaan padaku.

Dan itu menggelikan.

BRAAAK!!

"Kalian bisa diam gak?!" teriak seseorang yang langsung membuat seluruh kelas terdiam. Tiba-tiba semuanya menjahuiku dan kembali ketempat duduk masing-masing. "Kau, apa tidak puas menabrakku lalu sekarang membuat kelasku berisik?"

Suara dingin menusuk itu menghantam telingaku. Aku mengalihkan pandanganku ke arah sumber suara dan terkejut melihat orang yang sama yang baru saja kutabrak. "Maaf saja, tuan. Aku tak bersalah disini, jadi jangan melimpahkan kemarahanmu padaku hanya karena kau terganggu dengan suara berisik itu..."

Tiba-tiba ia mendorongku ke dinding. Ia lalu mengepalkan tangannya lalu bersiap memukulku. Baiklah, ini adalah sejarah yang akan tercatat karena aku mungkin akan dibuat babak belur oleh seorang laki-laki. Padahal biasanya cerita dengan genre ini selalu menghindari scene seperti aku sekarang.

'Greb'

"Tenanglah, Marchel. Jangan sampai kau kembali terancam dikeluarkan," ucap seseorang sambil menahan kepalan tangan laki-laki yang niatnya memukulku. "Jangan kau cegah aku, Ryuuki!"

"Dan juga, jangan memaksaku melakukan kekerasan! Duduklah!" perintahnya tegas. Orang yang bernama Marchel tadi berdecih kesal lalu kembali duduk pada tempatnya. "Kau baik-baik saja?"

"Ya... Arigatou."

"...Cari tempat duduk yang aman,"

"Eh?!"

.

.

.

Gaess! Setelah sekian lama semi-hiatus, cerita ini kembali update!!

Baiklah, kalau kalian ada ide untuk cerita ini silahkan tulis dikomen. Karena kebetulan saya merasa bosan dengan alur telah dibuat. Jadi daripada ceritanya serius amat, kasih idenya yah...

Oklah, Bubye All~😙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro