2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

(y/n) POV.

"(y/n)!! Turunlah sebelum makanan ini dingin!!!"

"Iya, ayah!!" balasku terkesan santai namun cepat(?). Segera aku menuruni tiap anak tangga menuju dapur, tempat suara ayah berasal.

"(y/n), kau tidur lambat lagi ya?"

"Eh? Nggak kok..."

Ayah menatapku penuh selidik lalu menghela nafasnya panjang. "Ayah tahu ayah sudah tua, jadi berhentilah berbohong pada ayah. Jika kau berbohong, ayah merasa tak akan berguna lagi..."

Serius?- -

Ayah baru saja mengatakannya dengan pose yang sama dari salah satu film yang tadi malam ku tonton.

'Thor, lho apain ayah gua?'

Ayah tiba-tiba tertawa lalu merapikan dasi yang kini mengalungkan lehernya. Segera aku duduk tepat didepan ayah dan kemudian memakan sarapanku dalam diam.

"(y/n), ayah pergi duluan yah..."

"Yaudah, semoga kerja ayah hari ini sempurna,"

"Jaa, matta ne!"

Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan. Berusaha sabar dengan author pembuat cerita ini dan ayahku yang tiba-tiba menjadi seperti ini. Setelah selesai makan segera aku berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Skippu timeu desu~

Sesampainya disekolah, segera aku mencari ruang kepala sekolah. Sebenarnya Asaro Highschool adalah sekolah yang dikhususkan untuk laki-laki, namun tahun ini, sekolah ini akhirnya terbuka untuk umum. Sekolah ini terkenal dengan prestasi akademic ataupun non-academic. Menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi sekolah ini karena rata-rata laki-laki itu susah diatur. Alasan aku bersekolah disini, itu karena sekolah ini paling dekat dengan apertementku. Daripada menghabiskan uang, lebih baik berjalan untuk kesehatanmu. Setidaknya itu yang ayah katakan.

Bruuuk

"Eh, lo jalan jangan cuman pakai kaki! Coba sekalian pakai mata sama otak!" Seorang cowok yang tanpa sengaja ku tabrak bahunya mendadak marah besar. Mata birunya menatapku tajam bak sang singa yang lagi ketemu musuhnya. Lah, ni orang gak tahu gue cewek?

"Kasar amat elu jadi cowok,"

"Lo juga baru aja masuk udah sombong gitu. Udah ah, mending gua belajar daripada ngurusin cewek kek lo!" ujarnya sambil berlalu. Aku hanya memutar mata malas lalu melanjutkan perjalananku untuk ke ruang kepala sekolah.

Iya, gua sebagai cewek nganggap dia ganteng. Apalagi mata birunya cukup menawan. Tapi kalau kasar gitu, mending gua ama ayah gua.

"Hei~ Kenapa tampangmu masam begitu?" tanya seseorang yang hampir membuat jantungku copot.

°_° Emang jantung bisa copot?

Diam lo Thor...

^3^ Cielah, santai dong.

Thor, daripada elu habisin waktu untuk ngeganggu gua, mending lu anuin urusan lo...

°□° Anu apaan?

-_Sudah nah...

"Maafkan aku sampai membuatmu begitu terkejut~ Mau kubantu?" Tanyanya dengan nada menggoda yang seketika membuatku merinding sendiri. Aku hanya memasang senyum paksa dan menggeleng pelan. "Tidak, terima kasih atas tawarannya..."

"Oh ayolah!! Aku ingin membantu seorang perempuan disini!"

Hah? Seorang perempuan?

"Maksudnya apa?"

"Sudah, lupakan saja! Ayo kita berangkat ke ruang kepala sekolah!!" ujarnya dengan nada ceria dan semangat. Sepertinya dia cowok yang enak diajak bicara. Tidak seperti cowok yang sebelumnya.

Ia tiba-tiba menarik tanganku, sedang aku terpaksa mengikuti cowok itu.

"Namamu siapa?"

"(y/n) (l/n), salam kenal..."

"Oh! Aku Park Jin-ho. Salam kenal juga!" Mataku melebar ketika aku mendengar namanya. Itu kan nama korea...

Kok bisa nyasar ke Jepang sih?!

"Aku baru saja pindah," lanjutnya seolah tahu isi pikiranku. Aku hanya tersenyum canggung lalu mengangguk pelan.

Kami kemudian berhenti didepan ruangan dengan pintu berwarna hitam. Ia tersenyum lalu melepaskan tanganku. "Sudah sampai! Mau kutemani?"

"E-eh, gausah. Beneran kok..."

"Oh, ok!"

'cup'

Sedetik kemudian wajahku memerah. Tentu saja! Gimana coba perasaan kalian ada cogan yang cium pipi kalian!?

What the-

○v○ Hati-hati dalam berkata

Kurang ajar lo Thor!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro