008

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

dedicated to  vtaehhh sun-bee

REACTING TO OUR FANFICS PART 2반응 비디오

___






"Annyeong kawan-kawanku" Jungkook terkekeh. "Aku tau kalian pasti udah pengen banget liat kita ngereact lagi, jadi tanpa basa-basi ayo kita mulai!"

"Colokkin dulu," Taehyung ngebuka suara, nunjukkin kearah tanda battery di laptop mereka yang udah mulai merah. Jungkook ketawa malu. Dia baru inget kalo dia habis main di girlsgogames sebelum syuting video, makanya deh laptopnya lowbat

___

"Bacain hyung, aku males" Jungkook nyenderin kepala dia ke bahu Taehyung dengan manja. Ngeliatin layar yang kebetulan lagi loading.

"He who left" Jungkook ngambil start buat baca judulnya, padahal jelas-jelas tadi dia nyuruh Taehyung buat baca.

Matahari mengintip malu dari celah-celah daun segar, memantulkan cahayanya kearah jendela, membangunkan sesosok penghuni rumah berparas sempurna.

"Jungie," pria itu berbisik pelan, sesekali menggoyangkan tubuh mungil didekapannya agar terbangun dari tidurnya.

"Junjungie," pria itu memanggil lagi. Kali ini memilih untuk mengecup telinga sang buah hati dengan lembut, sambil mengelus rambutnya pelan.

"Nghh .." Balita itu menggeliat tak nyaman. Mencoba untuk membuka kedua kelopak matanya yang seperti sangat susah karena efek mengantuk.

"Temani appa memasak sarapan ya?!" Taehyung tersenyum girang. Menuntun sang anak yang sudah sepenuhnya bangun kearah dapur untuk memulai acara kecil mereka.

"Junie ambilkan telur ya appa!" Kaki kecil bocah itu melangkah dengan cepat kearah kulkas. Mencoba membuka pintu kulkas dan meraih 2 butir telur yang terletak di rak paling atas.

"Jungie bantu appa adukkan adonan ini saja ya?" ia mengangguk. Taehyung dengan sigap mengangkat tubuh gempal balita itu keatas counter, membiarkannya sibuk dengan adonan di dalam mangkuk besar itu.

Tak disangka, satu sosok lagi berjalan gemulai dari arah kamar. Menuruni tangga dengan elok, dan kemudian menduduki salah satu kursi meja makan.

"AKU YA AKU?" Jungkook teriak kelewat senang. Taehyung, yang disampingnya hanya bisa tertawa gemas dan sesekali mengusap telinganya.

"Pagi hyungie"

"Oke fix ini aku"

"Iya sayang" Taehyung terkekeh lagi, mencubiti kedua pipi sang kekasih sebelum lanjut membaca lagi.

Taehyung tersenyum, tangannya dengan lihai membolak balik pancake diatas wajan. Sedangkan Jungkook hanya bisa menghela nafas, berjalan perlahan kearah Taehyung yang masih saja menghiraukannya.

"Sampai kapan kau akan mengabaikanku hyungie?" Jungkook mem-poutkan bibirnya tanda ia kesal dengan sengaja.

"Ayo kita sarapan Jungie" Taehyung mendudukkan Jungie diatas kursi, begitu juga dengan dirinya, dan ia juga melirik sedikit kearah Jungkook yang ikut duduk disampingnya.

"Hyungie," Jungkook memanggil.

"Tae-hyungie," lagi

"Taetae," lagi

"Yah! Kim Taehyung!"

Taehyung seketika berdiri, membuat kedua sosok disana terdiam. Wajahnya terlihat dingin dan tak bersahabat.

"Aku permisi" hanya itu yang ia katakan sebelum berjalan menjauh kearah ruang tamu yang sunyi.

"Drama" Jungkook nyindir Taehyung. Taehyung sempet cemberut, namun kembali tersenyum ketika melihat Jungkook lanjut membaca karena kepo.

Ia mengeratkan genggamannya di ponselnya. Melihat kearah jendela yang terlihat berdebu, dan sedikit kusam. Ia kembali tertunduk, butiran air mata pun tak bisa ia cegah keluar.

"Tae?" ia tersenyum kecut begitu suara wanita paruh baya itu terdengar dari ujung telfon.

"Eomma"

"Ada apa Tae? katakanlah"

"Apakah aku salah?" Taehyung mendengarnya, ia mendengar helaan nafas dari Eommanya untuk kesekian kalinya.

"Tidak. Tuhan sudah merencanakannya Tae. Kau tidak perlu menyalahkan dirimu lagi."

"Aku takut"

"Mengapa?"

"Aku masih bisa mendengarnya, bahkan melihatnya. Ia tidak tenang disana Eomma"

"Ia hanya terlalu mencintaimu dan Jungie. Tapi hati-hati, jangan meresponnya, itu hanya akan membuatnya senang dan betah tinggal di dunia ini"

THE_END

"Keren sih menurut aku, mantab lah" Taehyung ngikut komen, ngacungin kedua jempolnya kearah kamera.

"Tapi kenapa ya, aku mati terus" Jungkook ngomong tapi nadanya kayak bertanya. Dia juga masang wajah di sedih-sedihin, yang anehnya malah lucu pake banget.

"Lanjut?" Taehyung tanya, dan Jungkook langsung ngangguk.

"Ternyata ini ff yang kemaren, yang Danger itu. Ini udah ada lanjutannya."

Mereka berhasil. Sekali lagi berhasil mengelabuhi aparat kepolisian hanya dengan otak psikopat, dan tubuh yang menggoda.

Entah apa yang mereka pikirkan ketika kabur ke jalanan pasar yang padat oleh orang, dengan membawa tas berisikan organ organ intim yang akan mereka jual di black market.

"Kau senang, baby?" Jungkook kemudian mengangguk. Tersenyum senang saat melihat Taehyung menodongkan pistol kearahnya, tepatnya ke jantungnya.

"Tembak aku daddy—

EH APAAN NIH" Taehyung seketika shok berat, sampe sempet kesedek minuman isotonik yang dia minum tadi. Sedangkan Jungkook diem aja, dia cuman bisa nunduk sambil merona malu.

"Aku gatau bakal ada ginian" Taehyung langsung facepalm, malu aja dia kalau ngebahas tentang hal yang menjurus ke hahihaho.

Suara tembakkan terdengar nyaring di mansion itu. Kemudian disusul dengan dentuman keras sebanyak dua kali, dan satu teriakkan menyakitkan.

"Kerja bagus daddy! mereka akan segera pergi ke neraka setelah ini" Jungkook tersenyum puas, menendang tubuh-tubuh tak berguna yang berserakkan diatas lantai kamarnya.

"Baby lihat" Taehyung menunjuk kesebuah objek berkilau, "ambil itu"

Jungkook kembali dengan sebuah jarum yang nampaknya sudah tidak steril, bahkan mungkin sudah tidak layak pakai.

"Mau bergabung?" Taehyung menyeringai, membuat jantung Jungkook berpacu berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya.

Taehyung menyedot darah dari salah satu mayat dilantai dengan tenang. Ia sengaja memilih yang paling muda, bisa saja berprofesi sebagai guru atau perawat.

Dengan kejam, ia menusukan jarum itu ke urat di tangannya yang sedang bekerja, membuat Jungkook terkejut.
Kemudian memberikan darah itu untuk dirinya sendiri, entah karena apa.

"Gasuka gasuka gasuka" Jungkook geleng-geleng. Dia makin dempetin duduknya ke Taehyung, yang bikin si kurus rada kegempet.

Skip

"Kau tau? si Luca itu begitu payah di kasur" Jungkook memecah keheningan. Tangannya membuat pola-pola abstrak diatas dada bidang Taehyung.

"Pasti miliknya kecil" Taehyung tertawa ketika Jungkook mengangguk cepat.

"Tidak ada tandingannya denganmu" Jungkook mengecup sebelah pipi Taehyung, dan melingkarkan tangannya di leher yang lebih tua.

Taehyung pun bergeser, memilih untuk tidur berhadap-hadapan dengan yang lebih muda. Ia tersenyum hangat saad melihat Jungkook sudah jatuh terlelap. Ia menyatukan dahi mereka, memandang lekat-lekat wajah yang selalu membuatnya gila.

Tangannya terangkat untuk mengelus kepala si manis, namun ia urungkan ketika sadar bahwa tangannya masih berlumuran darah, yang entah milik siapa. Ia hanya tidak ingin miliknya kotor, tidak suci, dan seterusnya.
Ia kemudian memilih untuk ikut terlelap.

Namun tidak ada yang tahu. Bahwa saat ini, seseorang yang telah dikubur hidup-hidup memberontak ingin keluar. Ia menjerit-jerit ketika seekor cacing tanah berhasil memasuki mulutnya yang telah dijahit agar terbuka. Sebuah mimpi buruk untuk semua umat manusia.

The End


"Kok aku gangerti" Jungkook ketawa kecil.

"Ya intinya kita kayak psikopat gitu. Nah gara-gara si Luca gunain kamu makanya aku marah, terus Luca dikubur deh hidup-hidup" Taehyung memjelaskan, takut yang nonton juga ikutan gangerti.

"Serem" Dia menjeda untuk mengambil nafas, "tapi keren, soalnya aku disitu ikutan jahat"

___

"Okay segitu aja dari kita" Jungkook mulai ingin menutup video sebelum Taehyung memotongnya.

"Kalau kalian masih pengen ngeliat kita ngereact bisa komen dibawah, soalnya ternyata banyak banget yang ngirimin kita link" Taehyung ketawa, garuk-garukin tengkuk kepalanya yang sama sekali nga gatel. Entah kenapa dia malu (lagi) pas tau ternyata banyak juga yang nulis cerita cerita tentang mereka.

"Baibai!" Jungkook dadah-dadah kayak anak tk. Kemudian maju kedepan untuk sekedar mengecup lensa kamera, sebelum video selesai.



___

suka bingung kenapa saya bikin alur gini gini amat.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro