015

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


behind
the scene

Setelah berkali-kali mencoba tertidur kembali, Jungkook akhirnya menyerah. Tubuhnya seakan berteriak untuk istirahat namun ia sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Aneh. Mungin inikah efek kafein yang ia konsumsi saat makan siang tadi.

Ia menghela nafas, melihat langit sudah berubah menjadi gelap, jam di meja tidurnya menunjukan pukul delapan malam. Ia hanya tertidur selama 2 jam. Kurang ajar batinnya.

Ia bangun dari tidurnya, melihat sekilas di kaca untuk merapikan rambutnya yang sekarang terlihat seperti sarang burung. Setelah memastikan ia setidaknya terlihat lebih baik, ia keluar kamar dan pergi
menuruni tangga menuju dapur.

Diambilnya cangkir dari kabinet, memutar badan untuk menuangkan air panas kedalamnya dan mencelupkan teh kesukaannya. Ia beranjak pergi dari dapur, dengan teh panas di tangan, ia duduk di sofa ruang tamu dengan kaki terlipat di depan dada.

Berada dalam posisi nyaman sambil menikmati teh dengan perlahan-lahan.

Jungkook merasa lebih baik.

Hujan sepertinya turun untuk menemaninya malam ini, terlihat jelas dari jendela rumah nya yang ia biarkan terbuka. Sebuah petir menyambar, mengganggu ketenangan untuk sekejap sebelum menghilang begitu saja. Tangannya bergerak menyalakan speaker yang terpasang di sisi tv di hadapannya. Suara khas vokalis band ternama Payung Teduh itu terdengar di seluruh penjuru rumah, menghibur hati kecilnya dari bosan yang melanda.

Tidak terasa sudah hampir satu jam terlewat ia mengamati bulir-bulir air itu berjatuhan. Bisa dirasakan matanya mulai mengantuk sekarang, teh yang masih setengah terisi lama terlupakan.

Suara dering telefon membangunkan Jungkook yang hampir terlelap. Mengusap wajahnya perlahan sebelum mengangkat telefon rumah di dekatnya. Reflek tersenyum manis, bergerak menarik selimut dan membenarkan posisi hingga ia tertidur memeluk diri di atas sofa.

"Jungkookie," suara baritone Taehyung beradu dengan lagu lembut yang ia nyalakan, keduanya sepertinya memiliki efek untuk membuatnya tertidur dengan cepat

"Hyung," ia menghela nafas. "Sudah selesai kerjanya?"

Taehyung berdeham di ujung saluran. Sedikit kasihan dengan suara tunangannya yang terdengar kelelahan.

"Masih banyak hal yang perlu aku lakukan," Jungkook meringis. "Meeting tadi terpaksa dimundurkan, beberapa orang penting belum bisa datang."

"Berarti Hyung belum bisa pulang ya besok?"

"Maaf sayang, Hyung sepertinya akan disini sampai minggu depan."

"Sebulan?" bisik Jungkook tepat setelah lagu habis, tidak berniat menyalakan yang lain lagi.

"Aku minta maaf. Orang-orang bodoh ini tidak bisa melakukannya tanpaku, i swear im going crazy here."

"Tidak apa Hyung, lakukanlah yang terbaik."

"Aku janji kita akan segera pergi setelah ini," Jungkook tidak menjawab, ia memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak.

Taehyung menganggap itu sebagai penolakan, ia sangat takut jika ia telah menyakiti Jungkook. Berkali-kali ia membatalkan rencana pulang demi pekerjaannya, dan waktu mereka terpaksa terpotong begitu saja. Terakhir kali, ia hanya berada di rumah untuk dua hari, setelahnya ia harus berangkat ke kota lain lagi. Jungkook tentu merasa kecewa, ia hanya ingin Taehyung selalu berada di sisinya. Namun apa boleh buat, Taehyung juga melakukannya untuk kehidupan mereka di masa depan.

Sungguh, rasanya sudah lama Taehyung tidak berada di rumah.

"Koo?" ucap Taehyung pelan.

"Aku minta maaf lagi. Aku selalu batalin rencana kita, dan kamu selalu mengerti. Terima kasih sayang."

Hujan bertambah deras, kali ini ikut menunjukan petir yang menyala-menyala. Senyum mengembang di wajahnya. Di luar dingin, namun ia hanya bisa merasakan kehangatan dalam dirinya.

"Cepat pulang ya? aku kangen, pengen peluk Hyung." suaranya samar, sedikit memabukkan. Pembuat Taehyung gemas, ingin sekali mengecup pipi Jungkook hingga memanas.

"Aku lebih kangen kok, percaya deh." Taehyung terkekeh. "Kangen bangun tidur lihat kamu di sampingku, kangen pancake buatanmu, kangen aroma bayimu, kangen lihat kamu dan kartunmu, kangen semuanya. Bahkan kangen waktu kamu marah karena aku selalu—

"Lupa taro barang dimana?" mereka berdua menyelesaikan kalimat dengan sikron. Menyadarinya sedetik kemudian sebelum tertawa senang.

"Astaga. Kamu sampai tau aku mau ngomong apa."

"One heart Hyung"

"Iya sayang. Disana hujan ya? kamu mengantuk?"

"Hujan. Iya, aku tiduran di sofa sekarang."

"Kenapa tidak di kamar sayang? you're not cold? turn on the heater please."

"No Hyung, im fine. Kasurnya terlalu besar, terasa kosong kalau tidur sendirian."

Taehyung tersenyum, meraih dompetnya untuk melihat foto mereka berdua saat awal pacaran. Di ambil secara terburu-buru dan tidak terencana di salah satu photobox di tempat permainan. Taehyung terlihat kaku saat meletakkan tangannya di pinggang Jungkook, masih menjaga batas. Namun keduanya tersenyum lebar, sangat senang dengan date mereka yang berjalan lancar.

Ujung-ujung foto itu sudah tertekuk, bahkan salah satu foto itu warnanya sudah memudar. Menandakan berapa lama mereka sudah bersama, through ups and downs together.

"Percaya tidak saat kamu bangun nanti aku sudah ada di rumah?"

Jungkook terkekeh lelah, sudah benar-benar mengantuk. Ia menguap, membalas ucapan Taehyung dengan malas.

"Tidak. Aku mengantuk, selamat malam Hyung. Cepat pulang."

"Baiklah, selamat malam sayang. Taehyung cinta Jungkook banyak banyak"

"I love you, sleep tight"

"I love you. See you soon."

Setelahnya telefon dimatikan, dan Jungkook tertidur lelap di atas sofa. Dan saat pagi datang, dirinya terbangun dengan senyuman kecil. Sebuah pesan singkat yang sukses membuatnya menjerit.

Fiancé : Setelah aku pulang, ayo rencakan pernikahan? xoxo


___

aku mau minta maaf baru balik hiatus setelah setahun lebih? i miss you guys and i'll be writing again soon <3
semoga masih ada yang nungguin :)
#2020IchiioJanganHiatusLagi

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro