014

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

TAEHYUNG NGEBET NIKAH
[ not clickbait ]

___

"Halo, selamat siang." Jungkook melambai lambai, terus sengaja ngelap lensa kamera dengan ujung bajunga. Ketauan mau mamerin cincin tunangan yang membalut jarinya.

"Eh, bulet." Taehyung nyeletuk bikin Jungkook seketika berhenti dan natap dia penuh tanda tanya. "Mau pamer?"

"Kamu panggil aku apa tadi?" Taehyung gatakut. Walaupun yang lebih muda udah natap dia nyalang, nadanya pun lebih garang.

"Bulet."

Beralih nyubit perut Taehyung pake ujung kuku. Kemudian dia senyum polos kearah kamera, ga ngubris lolongan kesakitan dari pria disebelahnya.

"Fakta cintaku." kata Taehyung setelah akhirnya cubitan itu terlepas.

"Mana fakta," ujar Jungkook yang mulai jengah. "Aku udah diet tau. Mending urusin tuh perut kamu, udah overload."

Padahal maksud Taehyung, yang bikin bulet itu rambut Jungkook. Rambutnya yang berponi dan ditata melengkung kedalem bikin kesan kalo dia jadi bulet, apalagi ditambah sama mata doe Jungkook. Bener-bener definisi bulet.

"Kalian mau tau satu rahasia?" tanyanya pada kamera, terus tersenyum licik.

"Tae hyung kalo tidur gapake baju." Taehyung ngangkat bahu, jelas-jelas itu hal yang wajar dong jadi buat apa malu. Sedangkan Jungkook belum selesai ngomong, dia asik cekikikan liat wajah tak berdosa Taehyung.

"Terus aku harus malu?" tanya Taehyung sambil nyisir rambutnya kebelakang.

"Kalian pernah meluk balon?

itu rasanya dipeluk Tae hyung."

Taehyung langsung pundung. Menjauh perlahan-lahan dari Jungkook yang tertawa bahagia. Dia meluk perutnya (yang sebenernya ga buncit) dan bikin muka terhianati.

"Body shaming!"

"Bercanda!" Jungkook senyum kelinci dan mendekat ke Taehyung. Dia kecup pipi Taehyung berulang kali biar empunya berhenti pura-pura nangis.

Ini gue uke apa seme anjink Taehyung ngebatin dalem hati.

"Jungkookie sayang baby belly nya Taehyungie hyung." terus dipeluk erat sampe Taehyung ketawa dan ngasih kecupan ke pucuk rambut Jungkook sayang.

___

"Coba jelasin dong, pak Taehyung." Jungkook nyikut-nyikut perut Taehyung, mencoba ngebuat yang lebih tua buka mulut.

Sekarang posisi mereka ada di ruang tamu. Duduk bersila sambil menghadap kearah kamera. Taehyung yang berasa diinterogasi mulai gugup, terus senyum kotak.

"Jangan marah ya, bukan salah aku kok suer." Jungkook ngangkat alisnya, jelas tertarik dengan perkataan cowo disebelahnya.

"Terus salah siapa?" suara Jungkook terdengar lebih kecil dari yang ia bayangkan, sambil garuk-garuk pipi dia natap Taehyung dengan heran.

"Jadi gini, .."








Flashback


Hari Minggu. Hari dimana Taehyung dapat bergulung diatas kasur semaunya, tanpa ada panggilan keluar masuk telefon genggamnya. Ia bahkan sudah bangun lebih pagi, hanya untuk memastikan semua pekerjaan rumah sudah ia kerjakan sebelum Jungkook bangun dan menyeretnya pergi dari kasur. Tirai kamar juga ia tutup kembali, menghalangi sinar matari agar tidak mengganggu waktu istirahatnya.

Ia meregangkan otot-ototnya diatas kasur dan kemudian berguling kesisi sebelah kiri untuk memeluk Jungkook yang masih terlelap. Tepat saat ia menutup mata, alarm rumah mereka berbunyi nyaring, membuat keduanya tersentak kaget dan terbangun dengan terpaksa.

"What the hell." umpat Taehyung sambil berdiri dari kasur, ia berjalan kearah jendela dan mengintip apakah ada sesosok manusia lain yang ingin menerobos rumah mereka.

Jungkook mengedip-ngedipkan matanya lucu dan kemudian menutup telinganya dengan kedua tangannya.

"Hyung, matiin!" omelnya.

Melihat Taehyung yang masih berdiri ditempat ia kembali berteriak, sambil menghentak-hentakkan kakinya diatas kasur. Taehyung pun dengan setengah hati berlari menuruni tangga dan menuju pintu depan untuk mematikan alarm mereka.

Setelah menastikan keadaan aman dan tertata Taehyung pun kembali memasuki rumah, namun ia dikejutkan dengan wujud Jungkook yang masih mengantuk di ambang pintu masuk.

"Bikin kaget aja kamu."

"Ada pencuri?" tanyanya sambil menguap.

"Aman. Aneh makanya kok tiba-tiba bisa bunyi gitu." Taehyung mengidikkan bahunya dan Jungkook hanya mengangguk.

"Yaudah, mending kamu nyiram tanaman dulu sana." ia membuat gestur mengusir dan Taehyung hanya tersenyum melihatnya.

"Udah dong." jawabnga bangga.

"Cuci mobil?"

"Udah juga."

"Masukin cucian?"

"Udah."

"Nyapu halaman?"

"Udah sayangku, cintaku."

"Buang sampah?"

Taehyung terdiam, otaknya mulai memproses ulang kegiatan yang ia lakukan tadi pagi. Kemudian ia tersadar, ia sama sekali belum menyentuh bak sampah. Sialan.

Sedangkan Jungkook tersenyum senang dan menarik plastik sampah besar berwarna hitam yang ia sembunyikan dibalik pintu. Mendorongnya kearah Taehyung dan membuat gestur mengusir sekali lagi sebelum menaiki tangga.

Taehyung menarik plastik itu dengan wajah datar dan dengan terburu buru memberinya ke petugas kebersihan yang kebetulan sedang lewat didepan rumahnya. Ia menghela nafas dan berbalik untuk memasuki rumah, namun lagi-lagi seseorang mencegahya.

"Selamat pagi Tae." sapa Seokjin dengan lembut. Ia masih menggunakan piyama tidur berwarna biru langit dengan karakter kartun yang biasa Jungkook tonton disaat ia bosan. Taehyung pun tersenyum.

"Selamat pagi Hyung."

"Tumben sudah diluar kasur." Jin mengejek, kemudian tertawa keras saat melihat ekspresi Taehyung.

"Berisik, gak lucu."

"Bagaimana denganmu Hyung?"

"Membeli bubur untuk Namjoon, sakit perut katanya." Taehyung meringis mendengarnya. Mengkhawatirkan keadaan hyungnya yang bisa dibilang sangat bijak itu.

Seokjin dan Namjoon baru saja pindah ke komplek rumah mereka, kira kira sekitar satu bulan yang lalu. Mereka berdua sudah menikah, dan memilih untuk mengadopsi bayi perempuan bernama Jinhye untuk memulai keluarga kecil mereka.

Taehyung sendiri termasuk orang yang jarang berada dirumah. Sekalipun dirumah, ia akan menghabiskan waktunya untuk mengunci diri dikamar dan bermalas-malasan. Tapi semenjak kedatangan keluarga kecil Kim, Taehyung menemukan dirinya sering mampir kerumah tetangganya, entah untuk mencoba kopi rekomendasi Namjoon atau sekedar bermain kecil dengan Jinhye. Sampai-sampai Jungkooklah yang harus menyeretnya keluar karena alasan cemburu.

"Bilang padanya untuk berhenti ngemil chiki, kata Jungkook itu tidak baik." Taehyung berucap tanpa sadar sedangkan Jin hanya mendengus.

"Dikira aku tidak tau. Lagipula suamiku itu kuat, seperti hulk jika dibandingkan. Jadi yang seharusnya sakit adalah aku, karena semalam kami—"

"Stop. Cukup hyung. Aku tidak ingin mendengar apapun tentang itu."

"Hei, setidaknya kami sudah menikah."

"Terus apa hubungannya?"

"Ngomong-ngomong, kapan kau akan melamar Jungkookie ?" Jin bertanya dan sedikit memajukan badannya. Lelaki didepannya terdiam dan mulutnya sedikit terbuka.

"Jangan gitu, mukamu tambah jelek." Jin memutar matanya. "Ayo ikut aku, aku punya rencana hebat." 

Dan Taehyung berakhir di rumah sejoli itu, dengan mulut dipenuhi pie hangat dan hati yang meledak-ledak memikirkan rencana Seokjin.
















Jungkook menggigit bibirnya sambil merajuk diujung sofa. Rasanya ingin memarahi hyungnya itu karena telah membuat rencana konyol itu, namun ia juga takut terkena omelan pedas Seokjin.

"Kenapa kamu ngikutin Jin hyung?" suaranya bergetar dan ia makin menjauhkan dirinya dari jangkauan Taehyung, membuat dirinya semakin terlihat seperti kelinci yang ketakutan.

Taehyung bergeser mendekat dan mencoba menaikkan mood kelincinya dengan candaan, karena ia lemah jika Jungkook sudah merajuk.

"Entah. Aku pikir idenya itu anti mainstream."

"Jahat. Taehyungie hyung jahat."

"Loh nggak dong sayang. Masa orang ganteng gini jadi penjahat."

"Bodoamat."







___

halo, apakabarnya ?
ada yang masih nungguinkah ?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro