013

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

kind words cost nothing.

___





Setelah berhasil merapihkan kemejanya yang lusuh, ia meraih kamera yang tergeletak diatas meja dengan senyum yang mengembang. Sedikit tertawa jahil ketika suara Jimin yang terdengar sedang kesal memasuki indera pendengarannya.

Ia mulai beranjak menuju teras yang berada di villa itu, mendudukkan dirinya di ayunan dari rotan sambil sesekali mengayunkan badannya kedepan dan kebelakang.

Setelah puas, ia pun akhirnya menyalakan kamera dan mulai merekam.

"Selamat pagi semua," Jungkook mengeluarkan senyuman andalannya.
"Sepertinya ini hari yang indah."

"Maaf belakangan ini aku kurang aktif karena banyak kerjaan di luar daerah. Tapi tenang, hari ini aku balik kok!"

"Jadi kenapa engga ngevlog sekalian aja?" ia mengambil sekaleng keripik kentang yang sepertinya sengaja ia letakkan di atas ayunan tersebut. Sambil mengunyah lucu, ia mulai berbicara lagi.

"Tadi pagi ada kabut lho! aku seneng banget sampe pengen aku plastikin, tapi kata Jimin itu ga masuk akal." ia mendecih dan memutar kedua matanya, kemudian kembali mengunyah.

"Sekarang jam 9 pagi dan aku baru aja selesai breakfast bareng Jimin tadi."

"Kook, Chim bosen" tiba-tiba Jimin dateng dari arah pintu yang terbuka dan langsung nempatin tempat kosong di samping Jungkook.

"DL," dijawab singkat, padat, jelas sama Jungkook. Yang lebih tua tersenyum maklum, mengelus rambut Jungkook dengan pelan sebelum menoyor kepalanya.

Jungkook murkha. Ga terima kepala sayangnya di toyor gitu aja. Ia mencengkram kemeja Jimin dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Jimin ikut membalas, mencubiti pipi chubby Jungkook sampai merah. Saking asyiknya sampai lupa kamera yang menyala masih ada di tangan Jungkook. Alhasil, hasil rekaman pun goyah.

___


"Tau ga sih. Kemaren Kookie ganjen banget, pusing akutu."

"Ganjen dari hongkong! orang mas nya yang godain aku duluan." Jimin sukses tertawa karena perkataan Jungkook yang seperti bocah polos.

"Jangan ketawa! dia nyenggol aku juga ga sengaja katanya." ketawa Jimin makin terdengar, sampai matanya pun seketika menghilang.

"Berisik," Jungkook komen. "Kira-kira apa yang harus kita lakukan ya gais"

Jimin menghela nafas. Setelah bertahun tahun temenan sama Jungkook, ia masih gangerti gimana temennya bisa begitu polos. Capek, begitulah batin Jimin. Kemudian beranjak dari ayunan dan masuk kedalam kamar buat gatau ngapain.

"Oh! gimana kalau aku room tour aja? bosen gak ya?" Jungkook angguk-angguk in kepalanya buat ngejawab pertanyaannya sendiri.

"Kita prank text orang aja!" dia ketawa seneng dan buru-buru ngambil hpnya yang ada diatas kasur.

"Kita prank Mingyu seru kali ya. Dia temen deket aku btw." dengan senyum licik ia bergegas melancarkan aksinya.



___

Younglex - Teman Palsu

JungKook
kiming
p

Mingyu K
y

JungKook
Ternyata lo itu palsu

Mingyu K
hah
maskud ?

JungKook
Lo dasar penipu

Mingyu K
bused
apa salah dan dosaku sayank

JungKook
Emang dasar lo gapunya malu

Mingyu K
emang ga
ud gue buang

"Sumpah ya, bikin emosi beneran." Jungkook gemes, pengen nabok Mingyu biar waras dikit.

JungKook
Lo itu benalu
Lo tukang nyaru

Mingyu K
panseh

JungKook
gakepake mending lo pergi jauh

Mingyu K
ywdh
aku sm wonu aja

JungKook
Dasar temen palsu

Mingyu K
asu
yonglek?
:)

Jungkook kemudian tertawa jahat. Menjahili Mingyu sepertinya dapat mengubah moodnya secara drastis.

"Lagi apasih?" Jimin mendekat dan mulai mengintip-ngintip dari sela jari Jungkook yang sengaja menutupi layar ponselnya.

"Kepo." dibalas dengan nada pedas. Tapi Jimin ga takut, malah telihat lucu menurutnya.

"Awas aja, gajadi ditraktir es krim ya nanti." yang muda meringis, gamau kesempatan emas itu pergi gitu aja. Lagi pula udah lama Jungkook ga makan hidangan penutup itu.

"Jahat. Aku lagi ngeprank Kiming nih." dia nunjukin chattan nya sama Mingyu tadi, bikin Jimin cemberut.

"Kok ga ngajak?"

Jungkook ngidikin bahu tak acuh dan ngerebut balik hpnya yang ada ditangan Jimin. "Ya habis tadi ngilang gitu aja."

"Ya maap atuh, lagi beresin koper."

"Eh prank Yoongi hyung yuk." muka Jimin masih cemberut, tapi sambil mohon mohon. Jungkook menghela nafas sambil geleng-geleng.

"Enak aja. Mau tidur diluar?"

"Tenang, kalo sama hyung dia gabakal kayak gitu." ia bersmirk, "kan hyung pawangnya."

Bulu kuduk Jungkook berdiri dikit habis liat Jimin. Agak geli juga sih sebenernya. Tapi nadanya itu lho, dominan banget bikin Jungkook kangen :(

"Tapi kalo disembur aku ga ikutan ya?" Jungkook mencicit takut. Dia soalnya tau kalo Yoongi gasuka sama yang namanya bercanda, mau sengaja atau engga.

"Iya tenang aja," ia menghela nafas lagi. "Hyung udah tau dia luar dalem." tapi bukannya tenang, Jungkook malah tambah gelisah. Perasaan Jungkook gaenak, tapi dia tutupin dengan senyuman.



___




Setelah sukses menjahili beberapa orang dan merasa puas, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Jungkook kali ini yang ambil alih mobil. Mendudukkan dirinya di kursi pengemudi setelah memastikan semua barang telah tersimpan didalam bagasi.

Setelah memasuki jalan tol, Jimin pamit untuk tidur. Seketika Langit menjadi gelap, dan diluar sana mulai turun hujan. Kemacetan pun tak dapat dihindari. Mata Jungkook melirik kearah Jimin yang sudah tertidur pulas dengan kepala menyender ke jendela. Ia mengambil jaketnya dari kursi belakang dan menyelimuti tubuh hyungnya yang terlihat sedikit menggigil.

Melihat Jimin seperti ini Jungkook jadi ingat kejadian tahun lalu. Dimana Yoongi lupa mengabari Jimin tentang kedatangannya setelah pulang kampung untuk beberapa bulan. Jimin kemudian mendengar kabar dari Tae—lupakan. Saking senangnya ia rela menerobos hujan deras ditambah angin kencang, hanya untuk tiba di bandara dan bertemu sang kekasih.

Sebegitu cintakah Jimin kepada Yoongi? sampai-sampai jika cinta itu tak terbalaskan, Jimin sepertinya rela mati terobsesi.

Seperti tadi, Jungkook yang sepertinya terlalu tidak percaya. Yoongi yang luluh karena dikirimkan lirik lagu dari Banda Neira terkesan begitu manis. Sampai-sampai ia membalas Jimin dengan lirik dari salah satu lagu yang sedang ia buat, memang belum sempurna, namun senyum Jungkook berhasil mengembang melihatnya.

Terhitung tiga bulan Jungkook berhasil hidup sendirian, sedih memang, namun itulah kenyataan. Tidak ada panggilan atau pesan, tidak ada apapun. Ia mencoba menerima semuanya perlahan-lahan. Mungkin, Tuhan memang mempertemukan mereka hanya untuk menjaga satu sama lain, sampai bertemu dengan takdir masing-masing. Ia menangis dalam diam.

Bunyi klakson sukses menyadarkan Jungkook dan ia cepat-cepat menghapus jejak airmata di wajahnya. Ia kembali menginjak gas agar lebih cepat sampai dirumah, tidak sadar Jimin yang telah terbangun menyaksikan kejadian tersebut.



___



Setelah sampai di kediaman Yoongi, Jimin menawarkan untuk mengeluarkan barang-barang mereka. Tadinya Jungkook menolak karena sepertinya tidak adil, namun Jimin memaksa dan menyuruh Jungkook untuk masuk terlebih dahulu.

Jungkook tersenyum dan mengangguk patuh. Ia kemudian masuk kedalam rumah yang dibiarkan gelap. Jungkook hafal, karena biasanya jam segini hyungnya memilih untuk bergumul dengan selimut, apalagi tadi sempat hujan. Ia terkekeh dan berjalan kearah dapur untuk mengambil susu pisang yang sudah menjadi stok bulanan hyungnya.

Bau aroma terapi yang ia sukai mulai memasuki indera penciumannya, namun ia terlalu sibuk mencari letak saklar lampu dirumah ini.

Seseorang berdeham lumayan keras sehingga Jungkook tersentak dan membalikkan tubuhnya. Sebelum Jungkook dapat membuka suaranya untuk membalas, hyungnya itu lebih dulu meletakkan jari telunjuknya dibibir, menandakan Jungkook untuk diam.

"Jungkook. Aku tau beberapa bulan ini bukanlah waktu yang menyenangkan untukmu, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini karena seseorang dengan bodohnya memaksaku terlibat dalam rencananya. Jadi sekarang tolong ikuti saja alurnya agar aku bisa cepat tidur." Yoongi mengatakannya dalam satu nafas, sebelum mendorong Jungkook kearah dapur.

Lampu seketika menyala dan dapat ia lihat seseorang dengan punggung tegap sedang membelakanginya. Tunggu, itu bukan—

"Taehyung?" panggilnya dengan suara bergetar.

"Hai," ia membalikkan badannya dan Jungkook sekali lagi terdiam. Matanya dengan teliti memperhatikan penampilan Taehyung kali ini. Ia menggunakan jas formal yang membalut tubuhnya dengan pas, kedua mata elangnya yang mungkin dengan sengaja menggunakan dua contact lens yang warnanya berbeda, dan surai coklatnya yang sudah berubah warna menjadi merah pudar.

Jelas bukan Taehyungnya
yang dulu.

Jungkook baru menyadari dekorasi mencolok di sekitarnya berkat lampu yang akhirnya menyala, ia menitikkan air matanya dan Taehyung tersenyum. Jika ini hanya mimpi, tolong jangan bangunkan aku batinnya.

Saat tangan mereka bertautan, kupu-kupu kembali menggelitik perut Jungkook. Tangannya yang lentik terasa pas berada di genggaman yang lebih tua. Taehyung pun menariknya ke arah kelopak-kelopak bunga mawar yang telah disusun sedemikian rupa, dan mulai berlutut.

Jungkook tau ini akan mengarah kemana dan ia mengeratkan genggamannya gugup, mengakibatkan Taehyung terkekeh.

"Jungkook baby." astaga betapa Jungkook merindukan suara Taehyung.

"From this moment, I begin to think.
But the way you make me feel is hard to explain.

You're one of the many aspects that changed my life.
You always make me so happy.
And I want you to know, after all
For the rest of it, that I'm very lucky

You make me laugh, you make me smile.
You're smart, you're different
For all the nights that I shed tear
I won't worry anymore, because you are here

You're special to me

I can't describe how much I care
But when you need me, I will ensure you that I'll be there
To wipe your tears when you're sad
To make you happy when you're mad

I never imagined how sweet this could be
With emotion and desire that's coming over me

When there is something in my mind
Or weighs heavy in my heart
You always seem to know what
I want to say before I even start

You are in my dreams whether I'm awake or asleep
While these emotions, for you, are going way too deep

What I want to say is
Will you forgive me ?
And accept me for who I am ? "

Jungkook mengangguk dengan cepat. Taehyung tersenyum. Ia merogoh kantong celananya dan mengeluarkan kotak kecil berbeludru hitam, membukanya perlahan, memperlihatkan satu buah cincin minimalis yang dibalut diamond.

"Jungkookie,
will you marry me?"

"Bodoh. Ofcourse I do"









___

belumku revisi jadinya berantakan kaya hidup aku.gg

btw, china line nya svt lucu ya ehehe

dan selamat menunaikan ibadah
puasa bagi yang menjalankan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro