9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ucapan Fercie membuat Ryena termenung cukup lama.

Selama ini, sosok Tabib Zuan baginya adalah sosok yang pantas untuk diikuti sikap maupun prilakunya. Semua jejak dan ilmu yang ditinggalkan Tabib Zuan adalah sebuah panutan yang berarti.

Ryena tidak tahu apa yang saat ini terjadi ataupun apa yang dipikirkan oleh istri Tabib Zuan, tetapi sepertinya kesalahpahaman ini tidak mampu hanya ditutupi dengan kata-kata saja.

Mungkin setelah menyembuhkan pangeran, Ryena juga akan menyembuhkan Tabib Zuan dan tabib-tabib lain yang tertular. Dengan begitu, semuanya selesai. Tidak ada lagi penyakit serius yang membuat kerajaan panik.

Ryena tahu bahwa ini adalah kepanikan. Sederhana. Yang Mulia Raja Zeolard tidak akan sudi berjalan jauh untuk menemuinya di gerbang depan hanya untuk melihatnya datang.

Ada sesuatu yang tidak beres di sini, tentu saja Ryena langsung menyadarinya.

Tok tok tok.

Ryena menaikkan kepala dan berdiri dari duduknya yang empuk. Pintu terbuka dan memperlihatkan Fercie dengan pakaian yang berbeda dengan yang dipakainya pagi tadi.

"Ryena, kupikir kau harus mengganti pakaianmu," ujar Fercie sembari berjalan masuk dan membuka lemari pakaian di sana.

"Mengapa?" tanya Ryena.

"Hanya mengikuti tradisi untuk tidak membiarkan pangeran melihat wajah gadis perempuan."

Ryena tahu tentang tradisi itu, tentu saja. Satu-satunya hal yang dipikirnya menjadi alasan mengapa pangeran tidak pernah menunjukkan dirinya di depan umum. Namun baginya, semua itu hanyalah tradisi untuk membuat anak seumurannya penasaran dan tergila-gila akan wujud pangeran yang belum pernah mereka lihat.

Dan ada satu hal lain yang cukup menganggunya dan membuatnya terheran.

"Tapi aku bukan gadis bangsawan, kupikir itu tidak melanggar aturan," ucap Ryena mencoba tenang.

Fercie menatapnya sejenak, "Ya, tapi kau bukan rakyat jelata lagi mengingat Dewi Penyembuh sudah memberikan pemberkatan dan memberikan kekuatannya kepadamu. Derajatmu jelas lebih tinggi daripada orang biasa."

Baiklah, untuk yang satu itu Ryena memang tidak bisa membantah.

Fercie menyerahkan sebuah pakaian yang Ryena rasa terlalu bagus dan tidak akan pantas untuknya. Jangankan memakainya, baru melihatnya di depan mata, Ryena sudah merasa bahwa dirinya dan pakaian berwarna biru muda itu sangatlah tidak sepadan.

"Kau ganti pakaianmu dulu."

Ryena menerima pakaian itu dengan agak berat hati, walaupun sebenarnya dia senang dengan pakaian yang tidak terlalu terbuka dan sepertinya nyaman digunakan untuknya.

"Lalu jangan lupa pakai ini," ucap Fercie sambil menyerahkan kain penutup dengan warna serupa.

Ada beberapa fakta lain yang Fercie sembunyikan, itu cukup kuat bagi Ryena, karena entah mengapa Ryena bisa secerdik itu dalam membaca keadaan.

Tradisi menutup wajah ini menyembunyikan banyak hal yang tidak diketahui oleh khalayak ramai. Mereka hanya mencegah pangeran agar tidak jatuh cinta, lalu alasan lainnya karena pangeran akan menikah dengan siapapun orang yang disukainya pertama kalinya, seumur hidupnya.

Sebentar lagi, saat pangeran berumur lima belas tahun (dan tentu saja Ryena yang berbagu hari ulang tahun yang sama akan berumur empat belas tahun--ya, pangeran lebih tua setahun dibandingkan Ryena), maka pangeran sudah boleh melihat wajah gadis-gadis, lalu akan memilih calon ratu saat dalam perjalanan dari Kerajaan Cahaya hingga keliling kerajaan, hanya dengan melihat wajahnya.

Bagi Ryena, itu hal yang paling menyedihkan yang akan diterima oleh keluarga kerajaan.

Membayangkan seseorang yang jatuh cinta hanya sekali pandang, tanpa tahu nama, tanpa kenal sifatnya, tanpa tahu siapa dirinya, hal paling putus asa yang mungkin mereka lakukan.

"Ayolah, pangeran tidak akan menyukaiku," ucap Ryena dengan nada agak ketus--dan sebenarnya Ryena melupakan fakta bahwa ada Fercie di sini, karena dirinya terlalu kesal.

"Kita tidak akan tahu. Aku hanya memintamu memakai ini untuk berjaga-jaga," balas Fercie tetap tenang, walaupun tangannya yang masih menjulur ke Ryena tidak tampak senang karena Ryena tak kunjung menerima kain itu.

"Sesakit apapun pangeran, dia tidak buta. Tenang saja, Fercie." Ryena memalingkan wajah, "Dan lagipula, kalau kamu tidak ingin pangeran menyukaiku, jangan berikan aku pakaian bagus. Biarkan saja aku masuk dan menyembuhkan pangeran dengan penampilan kumuh ini."

Ryena terlalu peka untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang Fercie rasakan terhadap pangeran, dan itu berhasil memancing Fercie untuk mengatakan hal yang dipendamnya sedaritadi.

"Ini perintah raja, aku hanya melaksanakan," balasnya sambil menghela napas. "Aku juga, tidak pernah memperlihatkan wajahku di depan pangeran, walaupun aku dibesarkan bersamanya."

Ah, satu lagi gadis yang jatuh dalam pesona pangeran selain teman-temannya di desa. Dan rupanya, orang yang paling dekat dengan pangeran. Gadis-gadis di desa itu tidak akan mendapatkan kesempatan walaupun hanya sedikit.

Tetapi saat mendengar Fercie mengatakan hal demikian, Ryena merasa sedikit tidak enak juga. Fercie saja tidak pernah memperlihatkan wajahnya kepada pangeran. Rasanya aneh saja kalau Ryena bersikeras tidak ingin memakai kain penutup itu, seperti ingin pangeran melihatnya.

Ah, itu menjijikkan sekali, pikir Ryena.

"Baiklah, aku akan memakai penutup wajah, tapi aku tetap akan masuk dengan pakaian yang paling membuatku nyaman," sahut Ryena berusaha bernegosiasi.

"Baiklah kalau begitu," ucap Fercie yang terbaca sedikit senang dan lega--walaupun dia tidak terlihat ingin menunjukkannya. "Raja Zeolard mengundangmu makan siang bersama, ayo."

"A-aku belum lapar."

"Tidak boleh menolak ajakan raja," ucap Fercie. "Dan lagi, Raja Zeolard belum pernah mengajak orang lain selain mendiang ratu atau pangeran untuk makan berdua."

Makan berdua?!

Rasa Ryena ingin melotot ngeri. Dia tidak berharap raja tertarik dengannya dan berencana menjadikannya selir ke sekian. Apalagi raja sudah punya seorang putra yang umurnya lebih tua setahun dibandingkan dirinya.

"Kau harus merasa beruntung."

Ryena hampir menggeleng keras, karena dirinya sama sekali tidak senang dengan penawaran itu.

*

Pagi tadi, Ibu Ryena mengatakan hal yang aneh. Katanya, Ryena harus membuat raja merasa puas dengan apa yang dikerjakannya, dan itu adalah menyembuhkan pangeran sampai benar-benar sembuh.

Kan?

"Kudengar, ulang tahunmu juga jatuh di hari yang sama dengan anakku?" tanya raja yang hanya dibalas dengan anggukan pelan.

Makanan yang seharusnya terasa sangat lezat dan mudah dikunyah tiba-tiba terasa hambar dan keras, sulit ditelannya.

Menyadari bahwa hanya mengangguk adalah hal yang tidak sopan, Ryena cepat-cepat menjawab, "Iya, Yang Mulia."

Raja mengangguk, lalu meletakan sendoknya. Ryena juga ikut buru-buru meletakan sendoknya. Tiba-tiba dia merasa seperti bisa mendengar suara ibunya yang mengatakan bahwa dia harus membiarkan raja makan lebih dulu dan tidak boleh lagi melanjutkan makannya setelah raja berhenti melakukannya.

"Apakah kau ingin sesuatu di hari ulang tahunmu?" tanya raja.

Ryena mengerjapkan mata, "Ti-tidak ada, Yang Mulia."

"Keping emas? Istana? Kehormatan?"

Ryena hanya gadis berumur empat belas tahun yang tidak memikirkan apapun. Maka, dia sama sekali tidak bisa menjawab, walaupun raja telah mengintimidasinya sampai demikian.

"Atau putraku? Pangeran Zephran?"

Di sana, Ryena baru mengetahui nama pangeran. Pangeran Zephran. Pangeran Zephran. Hanya satu nama itu yang ingin seluruh dunia tahu, dan kini dia menjadi salah satu dari sedikitnya orang yang mengetahuinya.

"Tenang. Kau tidak perlu merasa terancam. Aku selalu menanyakan pertanyaan yang sama kepada semua tabib yang akan menyembuhkan Zephran," terang Raja Zeolard. "Jika kau gagal untuk menyembuhkan Zephran, aku tetap akan memberikan imbalan. Imbalannya adalah yang kau pilih sekarang."

Ryena yang tadinya menunduk, langsung mengangkat kepalanya.

"Kalau kau berhasil, kau bisa membayangkan apa yang akan kau terima, kan?"

Ryena mengerti bahwa Raja Zeolard menginginkan kesehatan untuk putranya.

Tetapi, entah mengapa rasanya semua manusia di dunia ini sama saja.

Menukarkan harta mereka dengan kesehatan. Mereka pikir, harta pantas untuk ditukarkan secara material seperti itu, padahal kenyataannya tidak begitu ....

Mengapa semua orang menaruh harta di posisi teratas?

Tbc

26 Juli 2018

a/n

Next chp Ryena udah ketemu sama Pangeran Zeph-Zeph.

BTW, A little fact for you all, Zephran sebenarnya adalah nama deutragonis untuk LFS 2 yang lawan mainnya adalah Alenna, tapi karena aku merasa bahwa A dan Z jauh sekali, jadi aku membatalkan.

Jadi, Pangeran Zephran ini adalah mantan calonnya Alenna wkwkwkwkw.

Udah itu aja wkwkwk.

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro