๑ :: Hidaka Hokuto x Akehoshi Subaru

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*FORMAT PENGUMPULAN CERITA*

╭─── @ikyouko + Keiko ཿ
╰⌲ 𖥻〘Lil' Happiness〙
🎓 𓋰 𖥻 Hidaka Hokuto × Akehoshi Subaru﹫Ensemble Stars ❞

Kelulusan, adalah hari yang dilaksanakan untuk para murid sekolah yang baru saja lulus dari jenjang Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama atau Sekolah Menengah Atas. Meski terpaksa harus berpisah dengan teman karib semasa sekolah. Namun tidak untuk sebagian murid dari sekolah swasta Yumenosaki. Karena, mereka tetap dapat bertemu kembali satu sama lain berkat pekerjaan sebagai idol.

Dalam waktu kurun dua hari lagi, Yumenosaki akan menyelenggarakan acara Kelulusan. Maka dari itu, sebagian siswa yang mengurus acara mempersiapkan barang-barang untuk acara. Disusun ketika semuanya telah siap, tentunya.

“Aku tidak sabar untuk hari kelulusan nanti, ahaha!” pemuda dengan surai jingga—sebut saja Akehoshi Subaru—melompat dengan girang. Sementara pemuda surai hitam di sebelah ia—Hidaka Hokuto—menghela napas ketika melihat tingkahnya. “Harusnya kau lebih serius setelah lulus, karena pekerjaan kita akan lebih padat dibandingkan semasa waktu sekolah.”

Subaru mendengus kesal, lantas berdiri menghadap Hokuto. “Hokke, kau itu selalu saja memikirkan pekerjaan!” ia mempertajam tatapannya. “Setidaknya, kita santai dahulu hari ini.” Yang semula tangannya digepal, perlahan dilemaskan seperti semula. Setelah bertemu wajah dengan wajah, kali ini, wajah Subaru ditundukkan sedikit. “Dan kau tahu, aku menunggu momen ini agar aku dapat bersenang-senang denganmu, sebelum kita kembali dibuat sibuk oleh pekerjaan.”

Sejenak, Hokuto terdiam. Ia mencoba mencerna ucapan yang dilontarkan sang pemilik surai jingga di depannya. “Huh?” Subaru sudah menduga, bahwa Hokuto pasti takkan mengerti maksudnya. “Tidak, lupakan saja! Mari kita kembali ke kelas dan mengambil pakaian wisuda kita.”

***

Pakaian wisuda akhirnya dibagikan oleh guru di kelas mereka; 3-A. Tepat setelah itu, bel sekolah berbunyi, yang menandakan sudah waktunya pulang sekolah dan dilanjutkan dengan bekerja-bagi para idol, mereka bekerja mengikuti jadwal, sedangkan yang non-idol bekerja mengurus acara kelulusan yang akan datang.

“Yuuki, kau lihat Isara dan Akehoshi?” tanya Hokuto kepada rekan satu unitnya, Yuuki Makoto. “Isara-kun bantu mengurus acara untuk kelulusan, sedangkan Akehoshi-kun sudah berangkat menuju lokasi kerjanya.” Lawan bicara hanya ber-‘oh’ saja.

“Hidaka-kun sendiri tidak berangkat kerja? Bukankah kau ada pemotretan sore ini?” Hokuto mengangguk kecil. “Benar, sore ini.”

Sembari mereka asyik mengobrol menunggu waktu kerja, tidak terasa, waktu demi waktu telah dilahap dunia dan seisinya. Sehingga, tidak menyadari bahwa sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 13.45 JST.  Gadget milik Makoto bergetar seketika, yang menandakan ia harus berangkat bekerja sekarang.

Makoto mengeluarkan gadgetnya, dan mematikan pengingat waktu kerja yang ia setel. “Sudah waktunya aku bekerja. Sampai jumpa, Hidaka-kun!” setelah berucap demikian, pemuda itu pergi, meninggalkan Hokuto sendirian.

***

Sebelum Hokuto pergi ke tempat pemotretan, ia memutuskan untuk berkeliling kota dengan menyamar. Wajar saja, karena ia merupakan salah seorang idol dengan unit papan teratas.

Sesekali, pemuda itu melihat sekitarnya. Dan tiap menit atau detikpun, selalu saja ditemukan sepasang kekasih yang sedang melakukan kencan siang itu.

“Kau mau apa? Es krim?”

“Iya! Kita beli satu cup berukuran sedang saja untuik dimakan bersama.”

Percakapan itulah yang ia dengar saat ini dari dua sepasang kekasih yang dia lewati. Sejeak, ia teringat dengan ucapan Subaru kepadanya tadi pagi.

“Dan kau tahu, aku menunggu momen ini agar aku dapat bersenang-senang denganmu, sebelum kita kembali dibuat sibuk oleh pekerjaan.”

Hokuto berhenti ditempat, menghela napasnya.  “Dia hanya Akehoshi yang biasanya. Dia tetaplah dia.”

Namun, detak jantungnya saat ini seolah berlawanan arah dengan ucapan yang ia lontarkan. Ditambah perasaannya saat ini, seakan berkata yang sesungguhnya, bahwa Hokuto telah menyukai ‘dirinya’.

***

Hari Kelulusan pun tiba. Murid kelas 3-A dan 3-B meramaikan acaranya. Dengan pakaian wisuda, serta sebuah topi khusus wisuda. Tidak lagi seragam. Semuanya full akan pakaian wisuda.

   “Seluruh murid kelas 3 harap berkumpul di belakang panggung untuk persiapan acara.” Sebuah pengumuman terdengar begitu jelas. Tanpa disuruh lebih dari dua kali, murid kelas 3 segera menuju belakang panggung.

“Ukki, Sally, Hokke!” Subaru merangkul Makoto yang sedang melihat sekitar dari belakang secara tiba-tiba. Begitu nama kecil mereka dipanggil, mereka bertiga—Mao, Hokuto, Makoto—saling menatap ke sumber suara, yang tak lain suara Subaru.

Mao memasang senyuman kecil. “Yo, Subaru. Kau ke mana saja? Kami menunggumu dari tadi, lo. Untung saja, acaranya belum dimulai,” ujar maknae Trickstar. Siapa lagi bila bukan Mao.

Subaru tertawa khas, “Ahaha, maaf maaf~ aku pun sedang mencari kalian!” dengan senyumannya yang semakin mengembang. Sang bintang utama Trickstar.

Pandangan Subaru langsung tertuju pada Hokuto yang sedari tadi diam membisu. “Hokke, mengapa kau diam sa-” kalimatnya terpotong oleh suara microphone. Yang berarti, acara sudah dimulai.

***

“Akhirnya, kita sudah lulus!” girang Makoto. Yang lainnya merespon dengan senyuman. “Kau benar. Ditambah, kita akan semakin dibuat fokus dengan pekerjaan.”

Hokuto memandang Subaru. Iris biru tuanya tertuju pada perubahan raut wajah pemuda surai jingga tersebut. Sekali lagi, ia mengingat kejadian dan ucapan dua hari yang lalu, sebelum hari Kelulusan.

“Harusnya kau lebih serius setelah lulus, karena pekerjaan kita akan lebih padat dibandingkan semasa waktu sekolah.”

Dua sosok pemuda datang menghampiri mereka—lebih tepatnya menghampiri Mao dan Makoto. Dua pemuda tersebut berasal dari unit Knights, yang tak lain ialah Sena Izumi dan Sakuma Ritsu.

“Yuu-kun, selamat atas kelulusanmu!”

“Selamat, Maa-kun.”

Sementara, Hokuto dan Subaru hanya diam memandangi dua rekan unitnya bersama dengan dua rekan unit lain. Sesekali, mereka saling menatap satu sama lain.

“Hokuto, Subaru, Makoto. Sepertinya kita akan berpisah di sini. Nanti saling kabar-mengabari di grup chat saja.” Dengan posisi menggendong Ritsu, Mao berpamitan pada mereka bertiga; Makoto, Hokuto, dan Subaru.

Izumi memeluk lengan Makoto, tak lupa dengan wajah yang berseri-seri. “Yuu-kun, ayo kita juga pergi dan merayakan hari Kelulusanmu.” Kemudian, Makoto ditarik olehnya. Dengan sesempat mungkin, Makoto juga berpamitan kepada Hokuto dan Subaru. Dan berakhir, hanya ada mereka berdua di tempat itu.

Semilir angin menyejukan jiwa dan raga. Mengisi kekosongan antara kedua pemuda tersebut, sebelum akhirnya menghilang tanpa diketahui oleh siapapun.

“Aku juga akan per-”

“Tunggu sebentar, Akehoshi.”

Sebelum sang pemilik surai jingga berjalan, sang lawan bicara hendak mencegahnya meski hanya sekedar lisan. Jari-jemari sesosok sang pangeran tersebut mengambil setangkai bunga dari buket yang ia bawa. Kemudian, bunga tersebut diletakkan tepat di atas daun telinga milik targetnya saat ini.

Mimik wajahnya berubah serius, tatkala setangkai bunga tersebut telah diletakkan rapi di atas daun telinga si target. “Hokke? Apa yang ....”

“Aku menyukaimu, Akehoshi.” Dengan spontan, Hokuto menjawab pertanyaan yang dijeda oleh Subaru. “Setelah aku pikir-pikir tentang hari itu, aku mengerti alasan mengapa kau berkata hari ini dapat bersenang-senang denganku.”

Tidak ada respon lisan dari lawan bicara, namun sebuah pelukan hangat terjadi secara tiba-tiba tatkala Hokuto menyelesaikan kalimatnya. “Terima kasih banyak, Hokuto. Aku pun menyukaimu, selalu.”

Kisah mereka yang baru, baru saja dimulai dari sekarang. Yang tak lain, hari Kelulusan.

— end

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro