๑ :: Miya Chinen x oc

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

╭─── yellownjinnie_ + Cia ཿ
╰⌲ 𖥻〘Never Goodbye〙
🎓 𓋰 𖥻 Miya Chinen × OC ﹫ SK8 The Infinity❞

Di setiap pertemuan, pasti akan ada perpisahan. Setujukah kamu dengan itu?

Tanpa persetujuanmu pun, hal itu pasti terjadi. Seseorang yang kamu kenal tak akan mungkin selalu berada tepat disampingmu, ada kalanya mereka akan meninggalkanmu, atau kamu yang meninggalkan mereka. Ayolah, itu sudah menjadi sebuah roda takdir yang akan terus berputar.

Namun, menerimanya hal itu sangat sulit, bukan? Apalagi, jika kita sudah terlanjur nyaman dengan orang tersebut. Percayalah, itu akan sangat susah untuk diterima.

Itulah yang Miya rasakan sekarang. Anak laki-laki dengan paras imut itu tengah memikirkan tentang bagaimana caranya untuk menerima hal tersebut.

Mari lupakan tentang hal itu sejenak. Sekarang, Miya sedang memikirkan hadiah perpisahan yang tepat untuk diberikan kepada babysitternya.

Miya sedikit bingung kenapa ibunya mennyewa seorang babysitter untuknya. Hei, Miya itu bukan seorang bayi yang masih perlu disuapi saat makan, ia sudah SMP.

Awalnya, Miya merasa tidak nyaman jika dia harus memiliki seorang babysitter, tapi lama-kelamaan Miya mulai dapat menerima hal itu. Satu hal yang sangat suka Miya lakukan adalah mengerjai sang babysitter-Akira namanya. Miya sangat suka melihat wajah marah Akira yang menurutnya lucu.

Akira telah menyelesaikan pendidikannya di jenjang SMA dan ia ingin melanjutkan untuk menempuh dunia pendidikan yang lebih tinggi lagi, yaitu kuliah.

Maka dari itu, Akira akan berhenti bekerja di rumah keluarga Miya, agar ia dapat fokus terhadap pendidikannya. Salah satu tekat Akira adalah untuk membanggakan kedua orang tuanya, maka ia memutuskan untuk belajar dengan sungguh-sungguh kedepannya.

Miya masih sibuk bergelut dengan pikirannya, sedari tadi ia tak bisa menemukan hadiah yang bagus untuk diberika pada Akira, untuk kali ini ia akan serius, Miya bersumpah tak akan mengerjai Akira dengan memberi hadiah aneh lagi seperti pada ulang tahun Akira saat itu.

Mengingat bagaimana reaksi Akira, membuat Miya tidak akan melakukan itu lagi, tapi ... voila! Miya tahu apa hal yang bagus untuk diberikan pada Akira.

Akhirnya, Miya mencari toko yang menjual barang yang ingin ia beli, Miya juga mencari warna yang Akira sukai, yaitu lilac. Akira memang suka apapun yang bertema ungu, pastel dan lembut.

Sebenarnya, Miya tahu apa yang menjadi kesukaan Akira, namun ia ingin memberi sesuatu yang berbeda untuk kali ini.

Setelah mendapatkannya, Miya-pun membawa barang itu kerumah dan dengan cepat berjalan menuju kamarnya, sebelum Akira pulang. Miya menaruh hadiah yang sudah ia beli itu, kemudian mengambul kotak hadiah, kertas dan sebuah pena untuk menuliskan pesan.

Miya mulai menuliskan kata demi kata diatas selembar kertas, lalu menghiasnya dan melipatnya. Selanjutnya, ia memasukkan hadiah tersebut kedalam kotak yang telah ia siapkan dan mengikatnya dengan pita.

Miya keluar dari kamarnya. Dari atas tangga, iris hijau miliknya menangkap seorang anak perempuan yang tengah membuka sepatu tepat di tepi pintu. Itu Akira yang baru saja pulang dari sekolah.

Akira menenteng sepatu miliknya, lalu meletakkannya di rak sepatu. Akira memijat pelan pelipisnya. Anak perempuan itu membawa tasnya dan menuju ke arah tangga.

Akira dapat melihat Miya yang berdiri di sana, "Miya, kamu sedang apa?" Tanya Akira menyapa anak laki-laki itu.

"Ah itu, aku baru saja selesai, selesai ... " Miya terdiam sejenak.

"Selesai apa?" Tanya Akira kembali. Miya tidak tahu bagaimana harus menjawabnya, akhirnya ia berlari mendahului Akira, di ambang pintu ia berteriak, "Aku tidak akan memberitahunya sekarang!" Miya terkekeh, sebelum akhirnya keluar.

Akira hanya menghiraukannya, selagi itu bukan hal yang memang harus diketahuinya, ia tak akan memaksa anak laki-laki itu memberitahukannya.

Oh iya, ngomong-ngomong Akira akan kembali kerumahnya esok hari, jadi hari ini akan ia gunakan untuk bersiap-siap.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama, akhirnya Akira telah selesai merapihkan barang-barangnya. Anak perempuan itu berjalan ke arah dapur untuk mengambil air, ia merasa sangat haus.

Pintu rumah terbuka, tentu saja itu adalah Miya yang. Akira hendak membuka pintu kamar Miya, ia berniat untuk membersihkan kamar milik Miya. Belum sempat pintu terbuka, Miya menarik tangan Akira yang membuat Akira mengikuti arah Miya.

Akira memasang wajah jengkel, hampir saja ia terjatuh. "Kak Akira ingin membersihkan kamarku, kan? Biar aku saja yang membersihkannya hari ini! Sekarang kakak istirahat saja!" Ujar Miya, lalu pergi ke kamarnya.

Akira bingung dengan sifat Miya yang aneh hari ini. Namun, lagi-lagi Akira mengabaikannya, itu satu hal yang bagus bagi Miya.

---

Pagi kembali menyapa, Akira kini tengah bersiap-siap untuk pulang kembali ke rumahnya, bertemu dengan orang tuanya dan tentunya kembali ke berbagai kegiatan beleajar mengajar yang pasti akan lebih berat seiring berjalannya waktu.

Akira mengecek semua hal, memastikan tak ada barang miliknya yang tertinggal. Akira termasyk salah satu manusia dengan kepribadian yang ceroboh, jadi ia harus mengecek segala sesuatu sebelum melakukan apapun.

Anak perempuan itu membuka ponsel pintar miliknya. Ada satu pesan yang belum ia baca, baru saja terkirim beberapa menit lalu. Itu adalah sebuah pesan dari teman sekelasnya.

Kemarin, teman sekelas Akira itu berjanji untuk menjemput dan mengantarkan Akira ke stasiun, jadi ia mengirimi pesan, bahwa dirinya telah dalam perjalanan ke rumah Miya.

Mengetahui temannya yang telah dalam perjalanan, Akira menggendong tasnya yang cukup terisi dengan berbagai barang miliknya. Ia membuka pintu kamarnya, lalu berjalan menuju kamar Miya.

Akira mengetuk pintu kamar Miya. Miya membuka pintu kamarnya dan melihat Akira yang sudah siap dengan tas di punggungnya.

"Kakak sudah mau pulang ya?" Tanya Miya dengan nada sedih, ingat disetiap pertemuan pasti akan ada kata perpisahan.

---

"High five!" Ujar Akira semangat sembari mengangkat ke-5 jarinya untuk bertosan dengan Miya. Miya membalasnya dengan sebuah tosan.

"Jangan lupa dengan nasihatku sebelumnya ya, Miya! Jika ada waktu, nanti aku akan menyemparkan diri untuk berkunjung! Jangan lupa bersihkan kamarmu dan makan teratur, oke?" Akira berkata sembari mengikatkan tali sepatunya. Tepat sebelum Akira melangkahkan kakinya keluar, Miya menyentuh pundaknya yang membuat Akira kembali berbalik.

"Ada apa?" Tanya Akira. Miya menyerahkan sebuah kotak hadiah yang sudah ia siapkan untuk Akira. Dengan sedikit kaget, Akira menerima hadiah tersebut dengan gembira, "Apa ini, hmm?" Tanyanya lagi.

"Itu hadiah untukmu" Miya menjawab dengan pipi yang memerah lucu. Akira mencubit pipi Miya dan mengucapkan terumakasih.

"Aku pergi dulu, dadahh" Akira melambaikan tangannya pada Miya.

---

Hari sudah malam, kini Akira tengah berada di kamarnya, ia baru saja selesai makan. Selanjutnya, Akira memutuskan untuk merapihkan barang-barang miliknya.

Akira mengingat kotak hadiah yang Miya berikan padanya tadi pagi, ia memutuskan untuk membuka hadiah tersebut.

Ia melepaskan ikatan pita, lalu melihat apa yang ada di dalam kotak tersebut. Di sana ada sebuah hoodie dan secarik kertas.

Kertas itu menarik perhatian Akira. Anak perempuan itu membukanya dan membaca pesan dari Miya, seorang anak laki-laki yang telah banyak membuatnya jengkel dengan berbagai kejahilan yang ia lakukan.

Akira terkekeh, ternyata Miya juga bisa menulis sesuatu yang manis ya.

— end

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro