∆32/¶

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Anu, gue... mau minta maaf."

Seketika itu Hanbin langsung mengerem motornya dan berhenti di sisi jalan. Dari kaca spion ia melihat wajah Hayi yang terlihat amat bersalah.

"Mau dibahas sekarang? Udah malem loh," Hayi juga melihat Hanbin dari kaca spion. Tapi Hayi menggeleng, menolak pendapat Hanbin saat itu.

"Gue nggak bisa kalau nggak sekarang. Mumpung inget, nanti kalau lupa dosa gue ke elo makin nambah gimana?"

Hanbin nggak jawab. Ia cuman melajukan motornya ke taman terdekat sampai akhirnya benar-benar berhenti. Hayi turun dari motor Hanbin dan mengekor di belakangnya menuju dua buah ayunan yang bersisian.

"Jadi ngomong apa?" Hanbin duduk miring di ayunan menghadap ke Hayi yang posisi duduknya normal. Duh, siapa yang nggak grogi pas mau ngomong dipandangi terus sama Hanbin?

"Gue mau minta maaf," Hayi menunduk, nggak bisa melihat wajah ganteng Hanbin, nggak kuat. "Waktu gue pulang ke Busan dan nggak ngeliat tanda-tanda lo nyusul gue ke stasiun bikin gue marah, jujur aja. Padahal gue berharap besar ke elo, pikiran gue udah yang nggak karuan waktu lo nggak dateng. Tapi pas lo bilang kalau lo lagi nemenin Jennie di rumah sakit, pikiran gue makin kacau saat itu. Gue nggak berpikiran panjang sampe akhirnya gue blokir semua kontak lo, akun medsos lo juga."

Hanbin masih mendengarkan dengan seksama pengakuan dosa dari Hayi. Sedang Hayi, ia sama sekali tidak mengangkat kepalanya. Takut melihat wajah Hanbin berubah marah atau sejenisnya.

"Lalu ketemu lo lagi sekarang, gue lega lo kayaknya baik-baik aja," Hayi mendongak pelan, Hayi nyoba liat wajah Hanbin sambil takut. Raut muka Hayi udah mau nangis, merasa bersalah dan rindu bercampur jadi satu. Bohong kalau Hayi nggak cengeng. Meski wajahnya kelihatan dingin, tapi aslinya hatinya Hayi mah lemah.

Akhirnya air mata Hayi jatuh juga tanpa sebab. Melihat itu, Hanbin langsung bangkit dari duduknya dan jongkok di depan Hayi. Ia ngusap pipi Hayi yang udah basah karena air mata.

"Hey, jangan nangis," ucap Hanbin sambil senyum. Manis. Banget.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro