∆47/¶

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hayi tahu kalau Hanbin itu nggak sengaja menjauh. Lewat adiknya tadi kan udah konfirmasi, tapi dari Hanbin sendiri belum ada klarifikasi. Dikira seleb aja ini mah. Cuman ya demi kelangsungan hati, Hayinya mau memastikan.

Sejauh ini belum menemukan cara yang tepat sih selain kasih kode. Dengan menyukai foto Hanbin, lalu batalkan suka, dan menyukainya lagi. Labil banget pokoknya padahal udah kuliah.

"Kak Hay, temenin gue yuk," kata Lucas, yang kebetulan sama anak-anak polaroid lagi main ke rumah, keucali Bobby karena udah liburan bareng sama ayang Jisoo.

"Ke mana?" tanya Hayi.

"Toilet, hehe."

"Dih, ke toilet sendiri aja. Ngapa minta anter lo?"

"Gue takut nyasar nih. Rumah lo gede gini kan."

"Jamet lo lebay, yaudah ayok."

Hayi itu definisi orang yang suka ngomong ogah tapi ujungnya diiyakan. Sebuah sikap dingin yang berujung kebegoan.

Setelah keluar toilet, Lucas nyamperin Hayi yang nyandarin badan ke pintu kulkas. Keliatan lemes kayak habis lari dari kenyataan. Mereka nggak begitu deket sih, tapi berhubung Lucas nggak tahu malu, jadi doi kalau kepo ya sah-sah aja.

"Merengut mulu, Kak," ucap Lucas sambil nyenggol Hayi. "Banyak utang lo?"

"Sembarangan."

"Terus kenapa dong?"

"Bingung. Menurut lo cewek yang ngehubungi cowok duluan tuh kesannya gampangan nggak sih, Cas?"

Lucas kelihatannya mikir walau satu kru band tahu otaknya jarang dipakai. Tiba-tiba Lucas garuk-garuk kepala. Salah nih Hayi nyuruh anak orang mikir keras. Apalagi otak orisinilan macam punya Lucas.

"Gue rasa nggak ah, Kak," jawab Lucas akhirnya. "Mereka yang nganggep cewek barang gampangan itu yang suka mianin cewek doang. Tergantung ceweknya juga, kalau sekali dua kali ngehubungin duluan masa gampangan? Sama kayak lo nonton bola padahal nggak maniaknya bola, mendadak lo dibilang penggemar bola gitu? Enggak, kan?"

"Ih, tumbenan otak lo encer, Cas."

"Iya nih abis boker soalnya."

"DIH JOROK LO ASU!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro