Chapter 03

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat jam pelajaran berikutnya akan di mulai. Sebuah kejadian tak disangka-sangka menjadi hari di mana sekolah harus berkabung. Salah satu murid ditemukan tewas di halaman belakang sekolah dalam keadaan terikat di leher.

Ada satu hal yang membuat pihak sekolah menjadi ribut, bukan karena kematian gadis itu ... tetapi sebuah bunga Amarilys terdapat pada sang korban. Dan yang lebih menghebohkan, bunga Amarilys tertanam di area sekitar halaman belakang sekolah dalam jumlah banyak.

🌺🌺🌺🌺🌺

Sebelum kejadian itu ....

Shia dan Raka berada di lorong lantai satu. Keduanya terlihat sangat akrab sekali, mungkin seperti sepasang kekasih yang populer di sekolah. Padahal Shia menarik paksa tangan Raka untuk bisa berduaan dengannya.

"Lepaskan," ucap Raka malas.

Raka tidak mencoba untuk memberontak. Ia hanya berdiam diri saja menuruti tingkah laku 'absurd' Shia. Shia pun mulai melepaskan tangannya dengan hati-hati.

"Maaf, aku harus melakukan hal ini," balas Shia lembut.

"Oke," sahut Raka.

Suasana menjadi hening tak terkendali. Raka dan Shia mendengar tiga tune nada dari arah belakang mereka. Ternyata itu adalah Key yang berhasil mengejar.

Tanpa diduga, Key menabrak seorang pemuda yang memakai syal di musim semi. Pemuda itu dengan sigap menangkap tubuh kecil Key. Kejadian tatapan ala FTV di Indonesia pun terjadi selama lima menit.

"Aaa ... Apa kau tidak apa-apa Key?" tanya pemuda itu.

Key mengambil napas kasar. Ia menatap tajam pemuda yang membuat ia hampir terjatuh, padahal kalau dilihat lebih seksama Key pun juga melakukan kesalahan.

"Ya! Terima kasih ... Rizal!" jawab Key tegas.

Rizal tak merasa terintimidasi. Ia malah mengelus lembut rambut Key yang ternyata ada sebuah daun jatuh di atas kepalanya. Suasana berubah menjadi semakin awkward.

Tak berselang beberapa lama, suara jeritan dari arah belakang sekolah membuat keempat murid kelas 2-E terdiam. Mereka pun mengambil keputusan untuk pergi menuju ke lokasi kejadian.

🌺🌺🌺🌺🌺

Raka, Shia, Key dan Rizal tiba di lokasi. Beberapa murid terlihat sudah berada di sana. Key menggunakan kekuatan sabuk hitamnya untuk menyingkirkan mereka dan ... aksinya harus terhenti. Kedua bola matanya melebar melihat sesuatu tergantung di atas pohon.

"I-ini tidak mungkin kan," gumam Key terkejut.

Shia menutup mata. Ia tak sanggup melihat pemandangan mengerikan di depannya. Ternyata seorang murid tergantung dan ia sangat mengenal siapa sosok itu.

"Puri-chan," ucapnya. Kedua kakinya terasa lemas. Ia tak sanggup untuk menahan hingga Raka memegang pundaknya dari belakang. Ada perasaan nyaman dan debaran di dada.

"Aku akan melaporkan ini kepada guru!" ujar Rizal. Ia langsung meninggalkan lokasi kejadian. Hatinya sedih melihat temannya tewas gantung diri.

Aroma bunga Amarilys tiba-tiba tercium. Amarilys terkenal di negara Jepang sebagai tanda kematian dan ... bunga-bunga itu tertanam subur di halaman belakang sekolah, tempat terkenal sangat angker.

Gadis berambut biru pendek yang menemukan korban pertama kali, kini tak sadarkan diri. Raka, Key serta Shia juga mengenal identitas sang gadis itu.

"Kita bawa Mezu ke ruang UKS," usul Raka.

Kedua temannya sudah membawa Mezu ke ruang UKS. Shia baru saja akan menyusul, tetapi ia tak sengaja melihat sosok siluet berwarna hitam di balik pohon. Sebuah seringai lebar nampak terukir di sana menatap dirinya.

Deg?!

Bulu kuduk Shia sudah berdiri sempurna. Kakinya terasa semakin lemas untuk di bawa melangkah. Ia pun dengan kekuatan tersisa, berlari cukup kencang menyusul teman-temannya.

"Itu pasti hanya khayalan saja," gumam Shia ketakutan sambil berlari.

Shia berhasil mencapai ruang UKS. Ia berusaha untuk meraih pundak Raka, namun kedua matanya terasa berat dan akhirnya Shia pingsan. Beruntung seorang guru yang bertugas di UKS sigap menangkap tubuh Shia.

"Shia!!" seru Key panik.

Sang guru membawa tubuh Shia yang dibantu oleh Key untuk direbahkan di salah satu brankar. Key nampak khawatir. Tiba-tiba saja Shia pingsan di saat ia baru sampai di ruangan UKS.

Key menaruh minyak kayu putih di sela-sela lubang hidung Shia. Ia berharap Shia cepat sadar dan menceritakan apa yang terjadi padanya.

"Perasaan itu akhirnya menjadi nyata," gumam Raka pelan.

Raka melirik ke arah Mezu, Shia dan Key. Ia merasa bukan hanya nyawa ketiga gadis itu saja yang terancam, tetapi semua teman sekelasnya termasuk dirinya sendiri.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Kau tahu tidak? Salah satu murid kelas 2-E tewas gantung diri,"

"Ihh! Aku takut sekali!"

"Kalau tidak salah Puri namanya. Ah! Dia kan yang selalu menyendiri di perpustakaan itu!"

"Mungkin dia frustasi karena tidak memiliki teman satupun di kelas, makanya ia bunuh diri."

Kedua percakapan siswi kelas lain sontak terdengar di telinga Aldo. Aldo baru saja selesai menyelesaikan kegiatan sakralnya dan harus mengetahui kabar tidak mengenakan.

"Hei kalian! Jangan berbicara yang tidak-tidak dengan murid kelas 2-E!" bentak Aldo menatap tajam kedua siswi tersebut. Aura intimidasi dan membunuh keluar dari tubuh kurusnya.

Salah satu murid kelas 2-E bersembunyi di balik tembok. Ia menyeringai kecil melihat Aldo memarahi kedua siswi tak tahu diri. Ia pun membalikan badan, lalu pergi menuju ke kelas.

"Sepertinya ... korban selanjutnya akan tiba," gumam murid yang tidak diketahui identitas tersebut.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Ti-tidak! A-aku ti-tidak mau mat-,"

Bruk?!

Gedebuk!!

Seorang siswi baru saja terjatuh dari tangga. Cairan kental keluar dari bagian kepala. Di salah satu tangan memegang sebuah bunga berwarna merah yaitu ... Amarillys.

🌺🌺🌺🌺🌺

Hanaru, salah satu murid kelas 2-E sedang bersantai di pinggir danau. Di sekolah ini memiliki sarana dan prasana yang sangat memadai. Hutan dan danau menjadi batas lingkungan sekolah.

Beberapa kodok duduk di atas daun teratai. Kuncup bunga belum saatnya untuk mekar, jika mekar pasti sangatlah indah dipandang.

"Krokk!"

"Krokk!"

Suara kodok saling menyela satu sama lain hingga menciptakan nada yang merdu. Hanaru tersenyum lebar. Ia mengambil ponsel hijau miliknya. Gambar Keroro, salah satu kartu berbentuk kodok menjadi karakter favoritnya.

"Aaa ... suara kalian memang indah," puji Hanaru.

Tempat ini merupakan tempat rahasia kecil milik Hanaru. Jika ia sedang sedih, kesal dan marah ... ia akan datang kemari untuk menenangkan diri. Apalagi ia baru mendengar kabar bahwa teman sekelasnya yaitu Puri telah ditemukan tewas gantung diri di halaman belakang sekolah.

"Semua yang hidup, akan kembali ke asalnya," ucapnya sendu.

Angin berhembus kencang menerpa wajah serta rambut ungu miliknya. Aroma serbuk bunga tercium harum di hidung.

Deg?!

"I-ini kan," Hanaru syok.

🌺🌺🌺34🌺🌺🌺

{12/02/2021}

Rizalraihan24 aka Rizal

Orekasa aka Aldo

Hanaru186 aka Hanaru

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro