Chapter 29

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Raka berjalan seorang diri. Dia akhirnya memutuskan dengan 'sangat' terpaksa  untuk mencari keberadaan Rie dan Shia. Raka memilih Shia, ia tahu satu tempat di mana Gadis itu berada.

Bagaikan seribu langkah mirip Ninja berambut kuning matahari. Yaps! Dia adalah Namikaze Naruto.

Raka menelusuri lantai dua dengan teliti. Setiap ia melewati ruangan, ia pasti akan mencari hawa keberadaan seseorang. Raka takut jika dirinya menjadi korban selanjutnya.

"Hmm ... seseorang mengikutiku," gumam Raka menyeringai kecil.

Dia sengaja memilih untuk berbelok ke kiri. Satu ruangan kelas 1-C menjadi tempat ia memancing sang penguntit. Ruangan di kelas cukup gelap, ditambah cuaca di luar tengah ada hujan badai.

Jedarr!!

Satu kilatan besar bergerumuh di langit. Siluet Raka dan penguntit itu sangat nampak terlihat.

"Hmm ... jadi kau rupanya An," ucap Raka santai.

Pemuda bersurai hitam maju selangkah ke depan. Jarak di antara kedunya sekitar dua meter.

"Pembunuh!"

Andrew melayangkan pukulan. Raka diam tak menghindarinya. Pukulan Andrew berhasil ditangkap dengan mudahnya.

"Pembunuh? Ah, pasti kematian mantan nomor Enam."

Raka tertawa kecil. Ia mengingat beberapa kejadian saat bersama Gadis si maniak lolipop.

Andrew memasang tatapan beringas. Akal pikirannya sudah terpenuhi dengan kematian Yemi dan Yemi. Keinginan balas dendam begitu besar menyelimuti hati.

Kembali Andrew melayangkan pukulan berulang kaki. Namun, satu pukulan pun tak berhasil mengenai Raka.

"Kau!!!" geram Andrew.

"Iya, kenapa?" tanya Raka pura-pura polos.

Hal itu membuat Andrew semakin murka. Ia ingin sekali menghancurkan wajah pemuda di depannya.

Raka menyeringai kecil. Tiba-tiba seluruh tubuhnya mengeluarkan aura kemarahan. Sisi lain Raka mulai menapakkan diri setelah ia mengepalkan gelar 'itu'. Simbol gambar Naga Kuning bersinar.

"Aura murka dalam tubuhmu itu lemah! Kau telah salah memilih lawan. Akan kutunjukkan arti aura kemurkaan dan kemarahan yang sebenaranya!"

Raka bergerak cepat. Tubuh Andrew tiba-tiba sudah terpental ke belakang. Sudut bibir Andrew telah robek.

"Maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Aku adalah ...."

🌺🌺🌺🌺🌺

Buugh!!

Pemuda bersurai putih mengelap noda darah di bibir. Ia menatap Aldo dengan heran.

"Hartamu akan saya ambil alih, Bintang!"

Aldo menyeringai lebar. Dia sudah memantapkan diri untuk mengambil posisi Bintang dengan berbagai cara.

"Tidak!! Harta adalah bagian hidupku!"

Bintang terpancing emosi. Pemuda itu sudah kerasukan dengan harta yang dimiliki. Simbol gambar hewan Rubah Merah bersinar di telapak tangan kiri.

Aldo menahan gejolak di hati. Ia semakin bertekad untuk menggantikan posisi Bintang. Ia sangat tertarik dengan harta, kekuatan dan simbol itu.

"Semua akan menjadi milikku!" seru Aldo sambil menari menirukan gerakan MV terbaru Black Pink berjudul How You Like That.

Bintang mulai menyerang. Pukulan serta tendangan bertubi-tubi ia kerahkan ke Aldo. Aldo mengenai beberapa serangan, tetapi ia tetap menari mengikuti irama gerakan.

Hiatt!!

Bugh!!

"Kanan!

Kiri!

Atas!

Bawah!"

Aldo menghindarinya setiap serangan dengan lihai. Ia sengaja menjaga jarak dengan Bintang. Seringai tipis ia sembunyikan.

Napas Bintang tersenggal-senggal. Dia hampir mengerahkan semua tenaga. Kekuatan dari simbol yang dimiliki mulai berkurang.

"Tidak! Harta ini harus aku pertahankan!" seru Bintang.

"Hmm ... kita lihat saja sampai mana anda bertahan," balas Aldo memasang ekspresi mengejek.

Bintang naik pitam. Ia menghela napas kasar, lalu ia fokus ke arah lawan. Ini akan menjadi serangan terakhirnya Dan Bintang percaya diri dengan seranganya kali ini.

Bugh!!

Kedua mata Bintang melotot lebar. Dia tidak menyangka serangannya dapat dihentikan dengan satu tangan saja.

"A-apa?!"

Aldo tersenyum miring. Pemuda itu melayangkan tendangan kaki kiri langsung mengarah ke perut.

Pughh!!

Bintang terkena tendangan telak. Ia juga memuntahkan air dari dalam mulut. Tubuhnya terdorong hingga menabrak jendela. Hal itu berdampak akan retakan kecil di jendela.

Drrtt!!

Ponsel warna biru tua Bintang berdering. Ia terdiam kaku. Ponselnya terus bergetar di saku blazer.

"Tidak! Aku masih ingin mempertahankan posisi ini!"

Bintang mengamuk. Ia mengambil lalu melemparkan ponselnya ke arah Aldo. Aldo reflek menangkap ponsel tersebut.

"Mari kita lihat isi pesannya," ujar Aldo puas.

Bintang berusaha merebut ponselnya. Namun, Aldo dengan cepat melarikan diri. Ia langsung membuka pesan itu.

"From : 081xxxxxxxxxx

'Bintang! Posisimu secara resmi sebagai nomor Lima telah dicoret! Kau sekarang adalah seorang pecundang! Selamat menikmati detik-detik terakhirmu. 😊'

🌺🌺🌺🌺🌺

"

Hahaha ... akulah pemenangnya."

Aldo tersenyum penuh kemenangan. Ia menari-menari gerakan seperti MV Super Junior berjudul 'Sorry Sorry Sorry'.

Degh!

Debaran jantung Bintang berdetak kencang. Seluruh tubuh terasa kaku total. Pandangan mata kosong seakan tak memiliki jiwa.

Perlahan langkah kaki Bintang pelan, semakin lama semakin cepat melarikan hingga dirinya menabrak dinding. Suara retakan di muka menyaring.

Tidak hanya sampai di situ, Bintang menghantam jendela di dekatnya, lalu melompat dari lantai tiga. Tubuhnya terjun bebas seperti helaian bulu sampai mencium lapangan.

Gedubrak!!!

Seluruh tubuh Bintang mengalami retakan di beberapa bagian. Cairan kental berwarna merah merembas membasahi pakaian serta tanah lapangan.

"Hartaku ...."

Bunga Amaryllis melayang jatuh di dekat jasad Bintang. Simbol gambar hewan Rubah Merah menghilang di telapak tangan kirinya.

Di lantai tiga ....

Aldo berteriak histeris. Ia kerahkan nyeri di bagian telapak tangan kiri. Perlahan sebuah simbol gambar hewan Rubah Hitam muncul di sana.

"Hah! Hah! Akhirnya ... aku mendapatkannya."

🌺🌺🌺19🌺🌺🌺

Sura mencari keberadaan Lemon, tetapi tak membuahkan hasil. Peluh keringat ia lap menggunakan sapu tangan bergambar anak Serigala.

"Di mana sih gadis itu berada?" keluh Sura kesal.

Sudah sejam lamanya Sura mencari. Dia mulai frustasi dan kesal. Gadis itu menganggap Lemon telah meninggoy seperti lainnya.

"Lemon!"

Sura berteriak kencang. Suara hujan dan petir menutupi lengkingan Sura. Dia mengusap wajah kasar.

Berbagai kenangan selama hampir dua tahun begitu campur aduk. Perasaan sedih, marah, senang, bahagia, jatuh cinta dan kehilangan bersama-sama. Kini semua itu hanya tinggal kenangan.

"Lemon ... maaf selama ini jika diriku yang polos dan cantik telah membohongimu. Itu semua demi seseorang yang telah menganggap diriku sebagai adik angkat. Dialah pahlawan selama nyawa ini masih bernapas."

Sura menyeringai kecil. Semua hal bersama dengan Lemon hanyalah kebohongan. Dunia ini panggung sandiwara penuh akan tipu muslihat.

Di saat Sura menolehkan kepala, ia tidak sengaja melihat dua sosok yang dikenalinya berlari di bawah guyuran hujan.

"Itukan ... Zahra dan Rizal. Mengapa mereka berlari di tengah hujan?"

Rasa penasaran menyelimuti hati serta pikiran. Perlahan Sura mulai mengikuti kemana mereka pergi. Bagaikan seekor Serigala Hitam ingin memangsa sepasang rusa sebagai makanan.

Tatapan serigala menjadi andalan atau kemampuan dari Sura. Wajah polos dirinya hanyalah sebuah topeng.

"Kalian takkan bisa menyembunyikan apapun dariku," ucapnya tersenyum miring.

🌺🌺🌺19🌺🌺🌺

{10/03/2021}

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro