22. Kalau Jodoh Tidak Perlu Disangka (Sri Yanti)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nama : Sri Yanti
Jurusan :
1. Spiritual
2 . Romance

❤❤❤

"Aaaww.... Sakit." Cicit gadis berjilbab  panjang itu.

Kemudian dia melihat siapakah orang yang berlari hingga tak sengaja menyenggol badannya yang terhuyung dengan tidak elit nya terjatuh ke lantai.

"Eeh maaf gak sengaja," ujar pria yang menyebabkan gadis itu jatuh.

"Sini aku bantu."Lanjut pria itu.

Tetapi bukannya menerima uluran tangan pria tersebut, gadis itu malah hanya memandangi tangan itu dan sang pemiliknya secara bergantian.

"Maaf, bukan mahrom."Ujar gadis itu dengan tegas.

Setelah itu dia berusaha untuk berdiri dan meninggalkan pria tadi yang masih mematung di tempat.

"Menarik,"ujar Pria itu masih memandangi gadis yang barusan pergi.

"Baru kali ini ada yang acuhin aku."Lanjutnya pelan.

Siapakah yang tidak kenal pria tersebut di Universitas ini, dia termasuk Mahasiswa yang berpengaruh di Universitas ini, bukan hanya karena Keluarganya yang berpengaruh bagi Universitas ini, pria ini juga termasuk mahasiswa dengan segudang prestasi, tetapi sayangnya dia tidak terlalu mengetahui tentang agama bukan berarti dia badboy atau tak suka hal tentang agama hanya saja dari kecil dia tidak terlalu di ajarkan lebih dalam tentang agama.

Pria tersebut adalah Gavin candria, anak pertama dari pengusaha sukses Baren tomi candria dan Valen natasya.

~~~~~~~~~

Dilain tempat

Telihat sosok gadis berjilbab panjang sedang merenung di salah satu bangku kantin.

"Eey ngelamun aja Vin!" seru orang tersebut.

"Astaghfirullohaladzim ra, kamu nih ngagetin aja."Ujar gadis itu sambil mengelus dada.

Gadis berjilbab panjang tersebut adalah Fina latifa. Gadis yang berasal dari keluarga yang cukup terpandang keagamaannya, walau dia bukanlah lulusan pondok pesantren tetapi di keluarganya sangat berpegang teguh dengan agama. Fina memiliki seorang sahabat yang sudah bersabat sejak masih di bangku Sekolah Menengah Pertama dia adalah Dera feliyana.

"Ya abisnya kamu dari tadi bengong mulu mikirin apasih Fin?" ujar Dera bertanya.

"Sampe-sampe aku disini dari tadi kamu gak sadar." Lanjutnya.

"Hmm..... mikirin kenapa ya aku bisa  punya sahabat koplak kaya kamu," ujarnya mengalihkan untuk bercanda.

"Heee sa ae lu Fin!" seru Dera sembari memukul lengan Fina.

"Aawww sakit tau." Keluh Fina kepada Dera.

Sedangkan sang empunya pura-pura tidak tau mengalihkan pandangan ke arah lain sehingga dia mendapati objek menarik.

"Hei-hei Fin lihat deh itu," ujar Dera sambil mengarahkan pandangannya ke seorang Pria yang menarik perhatiannya.

Kemudian Fina mengikuti arah pandang yang Dera tunjukkan.

Degh....

Mata Fina seketika membulat melihat sosok pria yang tadi pagi menjadi penyebab dirinya terjatuh.

"Loh dia?" ujarnya masih bertanya-tanya.

Sedangkan Dera bingung dengan sikap sahabatnya ini.

"Kamu kenapa sih Fin kok keliatannya kaget gitu?" Ujar Dera bertanya.

"Itu tuh orang yang lari-lari gak sengaja nyenggol aku nyampe jatoh tadi pagi." ujar Fina menjelaskan kepada Dera.

"Tapi kok dia ada disini ya apa dia Mahasiswa di sini juga?"ujar Fina masih bertanya-tanya.

Seketika Dera membulatkan mata.

"Lo serius gak tau?" tanya Dera.

" Emangnya tau apa?" tanya Fina kembali.

"Astaga Fina makanya yang diliat tuh jangan fokus ke novel dan cerita-cerita itu mulu," ujar Dera sambil memijit kepalanya.

Sementara Fina masih bingung dengan tingkah sahabatnya.

"Sekali-kali kek update tentang cogan." Ujar Dera jengah.

"Yeee emangnya aku kamu Der, yang nyari-nyari cogan melulu." Ujar Fina menanggapi.

" Ya lagian lo gak update banget sih, lo itu kuliah di sini udah lama Fin, udah hampir 2 semester lo disini dan lo gak kenal dia," ujar Dera sambil memijit kepalanya lagi.

"Ya emang dia siapa sampe aku harus kenal dia?" ujar Fina bertanya.

"Dia itu anak dari bapak Baren tomi candria dan ibu Valen natasya pengusaha sukses yang merupakan orang yang berpengaruh untuk kampus ini," ujar Dera panjang lebar menjelaskan.

"Dia itu mahasiswa dengan segudang prestasi di kampus ini, Dia adalah Gavin candria."Lanjut  Dera menjelaskan.

Fina masih melongo melihat sahabat nya berbicara sangat banyak.

" Fin kamu gak capek," ujar Fina yang terkesan mengejek sahabatnya itu.

"Lagian kamu tuh gitu aja gak tau," ujar Dera menanggapi.

"Ya terus kalo aku udah tau emang aku harus ngapain?" tanya Fina yang jengah dengan sahabatnya yang bersikap terlalu berlebihan.

" gak harus ngapa-ngapain sih,"ujar Dera.

"Yaudah pesen makan yuk, aku laper nih."Putus Dera

"Yeee mangkanya jangan nyerocos mulu dari tadi, aku mah udah pesen tinggal nungguin pesenannya jadi."Ujar Fina bodo amat.

"Iiih Fina mah jahat gak nungguin Dera," ujar Dera di lucu-lucukan.

"Gak usah gitu deh Der, bukan nya gemes enek aku liatnya," ujar Fina berlagak pengen muntah.

"Iiissh kamu mah Fin, yaudah deh aku pesen makan dulu." Putus Dera sembari berjalan menuju tempat memesan makanan.

Sementara Fina masih kepikiran tentang Gavin.

"Huuft astaghfirullohaladzin Fina, sadar Fin dia itu bukan mahrom kamu," gerutu Fina pada dirinya sendiri.

Owowoww sepertinya Fina mulai memiliki perasaan kepada Gavin tetapi dia berusaha mengelak.

---------------------------

Setelah kejadian beberapa bulan yang lalu itu sekarang Fina sudah mulai bersikap biasa saja dengan perasaan nya dan dia juga sudah tidak terlalu memikirkan tentang Gavin lagi, walau ia sadar ia memang memiliki perasaan kepada Gavin tetapi ia tidak mau terlalu memikirkan hal itu.

Dan sekarang dia sedang berada di perpustakaan, setelah selesai dengan kegiatannya Fina memutuskan untuk keluar dari perpustakaan

Saat di depan pintu dia tidak sadar kalau ada orang lain yang mau masuk ke dalam perpustakaan

Sehingga

Brukk

Terjatuh lagi

Kemudian Fina mengarahkan kepala nya ke atas untuk melihat siapakah orang yang menyebabkan nya jatuh kali ini.

Setelah itu

Degh

Dia lagi

"Kak Gav..."belum selesai ucapan nya Gavin sudah menyela.

"Sepertinya kita memang di takdirkan setiap bertemu pasti kamu jatuh."Ucap Gavin seperti mengejek.

Tidak seperti awal bertemu, Gavin sudah mulai paham tentang agama sejak dia bertemu Fina pertama kalinya.

Flasback on

Gavin pov

"Menarik,"ujar Pria itu masih memandangi gadis yang barusan pergi.

"Baru kali ini ada yang acuhin aku."Lanjutnya pelan.

Gavin pov off

Setelah itu Gavin berjalan menuju kantin.

Saat sudah sampai di kantin retina matanya menangkap objek menarik yaitu seorang wanita yang sudah mulai menarik perhatiannya sejak awal bertemu tadi pagi.

Saat dia sedang asyik memperhatikan wanita tersebut datanglah teman dari wanita itu, setelah beberapa menit berlalu wanita itu pun meninggalkan kantin.

Gavin pov on

Sejak aku bertemu gadis itu entah mengapa aku merasakan desiran aneh, ya aku bukanlah anak kecil yang tidak paham akan apa yang aku rasakan ini, aku jatuh cinta pada gadis itu.

Gavin pov off

Sejak hari itu Gavin memutuskan untuk lebih memperdalam ilmu agama.

Memang pada awalnya niat nya belajar memperdalam ilmu agama karena gadis itu, tetapi makin kesini dia mulai merasa nyaman dan makin memantapkan niat karena Allah.

Jadi memang awalnya Gavin ingin wanita itu menjadi pacarnya, tetapi setelah ia mulai paham tentang agama ia tidak ada niat untuk mendekatinya.

Jadi Gavin berprinsip
"Jika memang dia jodohku insyaallah Allah akan menjadikan kita bersatu dalam ikatan halal yang diijinkan Allah".

Flashback off

"Kok kakak bisa disini?" ujar Fina bertanya setelah berhasil berdiri.

Sedangkan Gavin masih memperhatikan Fina sampai tidak berkedip.

"Kak...kak.." Panggil Fina.

Tetapi masih belum ada respon dari orang yang di panggil.

"Kak Gavin kakak kenapa sih?" ujar Fina bertanya sudah jengah melihat Gavin yang sedari tadi tak merespon.

"Gak kok aku lagi mikirin aja kapan ya kapan ya kamu bisa manggil aku suami." Ujarnya Gavin tanpa sadar.

"Hah.... Maksud kakak," Sungguh Fina merasakan desiran aneh yang sudah lama ia usahakan untuk hilang namun ternyata rasa itu masih sama justru makin kuat.

Gavin baru saja menyadari apa yang ia katakan

"Waduh Gavin....Gavin... Ceroboh banget sih kamu." batin Gavin menyalahkan kebodohannya.

Nasi sudah menjadi bubur pikir Gavin.

"Fina latifa aku boleh bicara serius gak sama kamu?" ujar Gavin bertanya.

"Boleh kak bicara aja."ujar Fina menanggapi.

"Oke hmmm..." Gavin menjeda sebentar sedang terlihat memikirkan sesuatu.

"Fin aku boleh gak minta sama kamu tunggu aku sampai aku datang kerumah kamu." Ujar Gavin meminta ijin.

"Kaka ada keperluan apa mau kerumah aku?" ujar Fina bertanya.

Hening

Fina merasa aneh dengan sikap Gsvin

Setelah itu....

"Aku ada niatan untuk melamar kamu menjadi Halalku jika Allah meridhoi, tetapi tunggu aku beberapa tahun kedapan, tetapi jika sebelum aku datang sudah ada yang datang terlebih dahulu jika kamu berkenan dengannya aku tidak masalah." Ujar Gavin menjelaskan.

Tanpa Fina sadari pipi Fina sudah memerah seperti udang rebus mendengar kata-kata Gavin.

"Cieee yang blushing,"ujar Gavin mengejek Fina.

"Issh apa sih kak, jangan bercanda deh,"ujar Fina merasa kesal dan masih belum percaya.

"Siapa yang bercanda aku beneran, yaudah gini aja aku minta alamat rumah kamu tunggu aku setelas lulus."Ujar Gavin dengan jelas.

"Yaudah deh terserah kakak aja deh," ujarnya sembari menuliskan sepucuk kertas bertuliskan Alamat rumahnya.

"Nih,"ujar Fina senmari memberikan kertas tadi.

"Makasih tunggu aku ya, tetapi kalo Allah berkehendak lain ku gak masalah kok."Ujar Gavin memberi kepercayaan.

"Iya kak." Ujar Fina berusaha biasa saja.

Bukannya apa-apa Fina tidak mau terlalu berharap karena dia juga tidak mau kalau sampai terjatuhkan.

-----------------------------------------------

Sejak hari itu Fina sudah jarang sekali melihat Gavin walau dia satu universitas dan mereka makin di sibukkan dengan kegiatan kampus yang makin padat.

-----------------------------------------------

4 tahun telah berlalu sejak Gavin meminta ijin untuk ke rumah Fina.

Fina pun sudah wisuda dan lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

Jika ditanya apakah Fina sudah di jodohkan seperti kebanyakan kisah-kisah lainnya jawabannya tidak atau mungkin belum.

Karena Fina sedang dalam masa gencar-gencarnya dalam menjalani pekerjaan yang memang sudah sejak kecil ia inginkan, yaitu menjadi seorang desainer, dia menginginkan hal ini sudah sejak kecil karena memang dari kecil dia sangat suka fashion terlebih fashion muslimah, dan setelah dia beranjak remaja dia memantapkan tekat ingin menjadi desainer karena ingin menghasilkan desain-desain baju muslim yang cocok untuk setiap kalangan masyarakat, jadi tidak ada lagi remaja-remaja yang enggan menutup auratnya dengan alasan seperti ibu-ibu.

Fina sengaja tidak menjalin hubungan dengan siapapun karena ia takut dosa dan ia juga masih sedikit berharap kepada Allah jika yang di katakan Gavin beberapa tahun lalu akan di laksanan.

-----------------------------------

Di sebuah perusahaan yang sedang dalam masa kejayaan yang di pimpin seorang ceo muda ini sedang sangat sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.

"Bagaimana apakah ada perkembangan baru mengenai dia Dim?" ujar Gavin bertanya pada orang kepercayaannya.

Yap betul ceo muda itu adalah Gavin candria.
Kenapa author bilang perusahaannya sedang dalam masa kejayaannya bukannya perusahaan orang tua nya memang sudah berjaya dari dulu.
Eiiit itu perusahaan orang tuanya, sejak Gavin memutuskan untuk berniar melamar Fina, Cavin memulai mencari kerja sendiri bukan meminta pekerjaan di perusahaan orang tuanya, bukannya orang tuanya tidak memperbolehkan Gavin bekerja di perusahaannya, hanya saja Gavin ingin merasakan susahnya memulai dari nol.

Setelah beberapa bulan Gavin bekerja dia mempunyai sedikit modal dan mencoba mendirikan usaha rumahan penghasil kain, tetapi namanya dalam bidang usaha tidak selalu mulus dia mengalami beberapa kendala dan terpaksa harus berhenti untuk beberapa bulan.

Setelah dia memiliki modal kembali dia tidak jera untuk memulai kembali mendirikan usaha nya yang sempat terbengkalai dan ya seperti kata pepatah usaha tidak menghianati hasil . Gavin mulai berhasil dalam usahanya dan setelah 2 tahun berlalu perusahaannya kini telah berhasil pada masa kejayaannya, dan dia juga terkenal sebagai salah satu ceo muda yang tampan tetapi belum ada yang berhasil bersanding di sisinya karena di hati Gavin masih tetapi tersedia untuk sosok seorang gadis yang membuat dia mwmpunyai niat untuk memiliki bisnis ini, ya dia adalah Fina latifa, Gavin memang sengaja mendirikan perusahaan penghasil kain karena dia tau Fina sangat menginginkan menjadi desainer.

"Iya pak saya memiliki Kabar bagus."Ujar Dimas mantap.

Ya Dimas prasetya adalah sekretaris pribadi Gavin sekaligus tangan kanan dan sahabat Gavin.

Mengapa sekretaris Gavin tidak perempuan, ya karena kata Gavin
"Saya tidak mau terlalu dekat dengan perempuan bukan mahrom saya"

Ya sebenarnya itu hanya alibi Gavin karen pada dasarnya di hatinya hanya menginhinkan satu sosok gadis yang boleh di dekatnya yaiti Fina latifa.

"Fina latifa adalah seorang desainer muda yang sukses dan memiliki beberapa butik muslimah yang tersebar di berbagai kota di pulau jawa,"ujar Dimas menjelaskan.

"Ada berita selain itu?" ujar Gavin lanjut bertanya.

Hening
Dimas belum mulai menjawab pertanyaan Gavin, Dimas seperti terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"Hmm fin, ini aku mau ngomong... sama kamu sebagai sahabat kamu nih," ujar Dimas kepada Gavin.

Gavin merasa heran dengan sikap Dimas.

"Ada apa sih Dim, cepetan ngomong!"seru Gavin karena sudah penasaran.

"Tadi waktu aku cari tau tentang Fina waktu aku di depan rumahnya aku lihat ada acara pernikahan." Ujar Dimas ragu-ragu takut sahabatnya terkejut.

Benar saja sekarang Gavin mematung seperti pikirannya sedang kosong.

Setelah itu.....

Gavin lansung berlari keluar kantor dengan tergesa-gesa.

"Vin ...Gavin....Gavin candria..."ujar Dimas berteriak karena melihat Gavin yang kalang kabut.

Akhirnya Gavin menghentikan langkahnya.

"Vin kamu mau kemana sih?" ujar Dimas bertanya.

Seketika Gavin menengok ke arah Dimas.

"Aku harus ke rumah Fina." Ujar Gavin menjawab Pertanyaan Dimas.

"Yaudah aku ikut biar aku yang nyetir, kalo kamu nyetir sendiri bahaya dalam keadaan seperti itu!" ujar Dimas meminta ijin lebih tepatnya perintah.

"Yaudah iya-iya."Ujar Gavin ketus.

Setelah itu Gavin dan Dimas mulai melaju menuju rumah Fina.

------------------

Di perjalanan

"Dim cepetan keburu akad nanti!"Perintah Gavin.

"Iya-iya ini juga udah cepet vin, sabar napa," ujar Dimas kesal dengan Gavin yang sedari tadi bertingkah tidak karuan.

Penampilan Gavin saat ini sudah tidak karuan, rambut sudah berantakan karena sedari tadi sudah berulang kali di jambaki olehnya, dasi sudah menceng , kancing atas sudah terbuka 2 kancing, sungguh orang yang melihat Gavin seperti ini pasti melihatnya sangat kasihan.

"Gimana caranya aku gak panik sedangkan perempuan yang selama ini aku cinta mau nikah sama orang lain."Ujar Gavin cemas.

------------------------------

Setelah sampai di depan rumah Fina

Dari luar rumah terdengar suara

"Gimana para saksi"

Sontak Gavin langsung berlari kedalam rumah

"Tunggu!" Ujar Gavin berteriak.

Seketika samua mata tertuju pada Gavin.

Sontak mata Gavin membulat karena mengetahui mempelai wanita itu bukan Fina ya walau dia sudah lama tidak bertemu Fina dia masih membedakan, walaupun mempelain wanita itu parasnya mirip dwngan Fina ia yakin itu bukan Fina.

Seketika Fina terkejut melihat Gavin ada di sini.

Dia langsung berlari menghampiri Gavin dan menarik lengan Gavin.

"Kak kakak ngapain di sini?" ujar Fina bertanya.

"Loh Fin aku kira itu tadi kamu yang..." ucapan Gavin terhenti.

"Yang nikah." Lanjut Fina.

"Ya gimana mau nikah orang ada yang bilang ke aku suruh nungguin setelah lulus." ujar Fina menyindir.

Seketika senyum muncul di wajah Gavin.

"Hmm ternyata kamu masih inget, aku kira kamu udah gak peduli."Ujar Gavin pelan.

Seketika muncul aura bahagia diantara mereka.

"Ekheem.... Senyum-senyumannya di lanjut nanti lagi aja....ini nikahan kakak kamu mau di mulai lagi nih!"ujar Ibu dari Fina.

Seketika pipi Fina memerah seperti udang rebus.

Setelah itu mereka semua masuk ke dalam rumah melanjutkan acara yang sempat tertunda.

-----------------------------

1 tahun kemudian

"Gimana para saksi sah," ujar penghulu.

"Sah."Ujar para saksi pernikahan tersebut.

"Alhamdulilah."Ujar semua orang yang ada di acara tersebut.

Skip.......

Acara resepsi

"Gak nyangka ya pertemuan kita yang hanya beberapa kali, hanya dengan perantara doa kita kepada Allah sekarang kamu benaran menjadi istriku,"ujar Gavin kepada Fina.

Seketika pipi Fina memerah seperti udah rebus.

"Hmm gak nyangka juga ya orang yang satu tahun lalu hampir gagalin acara pernikahan kakak ku sekarang jadi suamiku." Ujar  Fina tidak mau kalah oleh Gavin.

"Udah pinter ngegoda ya siapa sih yang ngajarin,"Ujar Gavin menggoda terkesan mengejek.

"Orang yang sekarang udah jadi suami aku." Ujar Fina santai.

Seketika tawa pun muncul diantara keduanya.

"Ekhem...ekhem...yang pengantin baru mah percaya lah ya bahagia banget."Ujar seseorang.

"Dera.....yaampun Der kamu kemana aja aku kangen banget?"Ujar Fina bertanya kepada Dera.

Pasalnya sejak setelah kelulusan Dera memutuskan bekerja di luar kota, dan disaat mengantar kan undangan ke rumah Dera hanya ada orang tua Dera.

"Hehe maaf ya aku sempet los kontac soalnya ada beberapa problematica kehidupan yang harus Dera lewati dengan segenap jiwa dan raga ini."Ujar Dera panjang lebar sok dramatis.

Sementara Fina memasang raut muka pengen muntah.

"asli enek aku dengernya Der,"ujar Fina langsung.

"Eh jangan sekarang dong enek nya kan first night nya nanti malem,"ujar Dera kerapa Fina berniat menggoda.

Lagi-lagi pipi Fina memerah lagi karena ulah Dera, jika di hitung-hitung sudah berapa kali Fina blushing hari ini.

"Hey selamat ya bos, akhirnya nikah juga sama idaman."Ujar Dimas tanpa basa-basi.

Membuat Gavin sontak membulatkan mata ke arah Dimas, dan membuat Fina blushing kembali, sepwrtinya hari ini banyak sekali yang membuat Fina blushin hehe.

"Hmm iya Dim iya."Ujar Gavin menanggapi ucapan Dimas.

Tanpa di sadari sedari tadi Dera memperhatikan Dimas.

Setelah itu Dimas baru menyadari ada orang yang belum di kenalinya.

"Wah siapa nih vin?" ujar Dimas bertanya pada Gavin berbisik.

"Tanya aja sendiri katanya cowok."ujar Gavin ketus.

Pasalnya sedari tadi Dimas dan Dera mengganggu acara nya menggoda Fina hehe.

Jika pada bingung kenapa kok gak ada tamu sedari tadi, jawabannya adalah tamu-tamu undangan sudah mulai sepi karena ini sudah lumayan malam hehe.

"Yaudah deh aku mau duduk-duduk dulu sama mau lebih kenal sama perwmpuan sampingku siapa tau aku jadi calon imamnya hehe."Ujar Dimas to the point.

Seketika semua orang yang mendengar ikut tertawa.

"Yaudah iya sana sekalian jagain sahabat istriku," ujar Gavin kegirangan.

"Kak aku mau bicara boleh?" ujar Fina bertanya.

"Iya gk perlu izin, bicara aja,"ujar Gavin menanggapi.

"Apa alasan kakan bisa cinta sama aku?" ujar Fina bertanya.

Pasalnya pertemuan Fina dan Gavin ini terbilang tidak terlalu banyak pertemuan, maka itu Fina bertanya-tanya.

"Fin dengerin aku, jika Allah udah berkehendak tidak ada alasanku untuk cinta sama kamu, yang artinya aku tulus cinta sama kamu apa adanya kamu tanpa perlu  alasan apapun." ukar Gavin menjelaskan kepada Fina.

" 'Ahbak ya zawji."(aku mencintaimu suamiku) ujar Fina kepada Gavin.

"'Ahbak dayimaan zawjati."(aku selalu mencintaimu istriku) Ujar Gavin penuh ke tulusan.

End
_____________________________

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro