Lelaki Penghasil Dollar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lelaki Penghasil Dollar
DaniyalDeb


Secangkir teh mulai kehilangan hangatnya karena terlalu lama dibiarkan begitu saja tanpa disentuh sedari tadi. Angga terlalu fokus pada layar di depannya. Ia melepas kacamata berwarna navi dam menjepit pangkal hidungnya. Memijat pelan sembari menyandarkan punggung pada sandaran kursi. Menghembuskan napas berat karena sejak tadi tugas kuliah yang ia tunda sejak seminggu lalu tidak kunjung selesai.

Bosan dengan aktivitas yang dilakoninya sejak tadi, Angga membuka situs web. Ia bermain game sejenak lalu menonton beberapa film. Hingga tidak terasa jika pengalihan rasa bosannya sudah berlangsung lama bahkan hingga berganti hari.

“Udah jam satu aja. Ya udahlah, kerjain besok sekalian. Sekarang refresh otak dulu.”

  Angga melanjutkan aktivitasnya bermain laptop, mengabaikan semua tugas yang masih menumpuk. Terlebih ketika ada spanduk sponsor dengan tulisan yang terlihat menarik saat ia asik bermain game.

Pecinta adrenalin? Ingin dipuaskan hasratnya? Klik spanduk ini dan temukan berbagai kejutan spesial untuk anda!

Membaca spanduk itu membuat Angga tertawa, terlebih dengan tulisan yang menarik perhatiannya yaitu hasrat. Dengan rasa penasaran dan pikiran yang sudah menduga-duga a hingga z (meskipun dengan maksud yang sama) Angga membuka situs tersebut.

“Baiklah, mari kita lihat kepuasan hasrat bagaimana yang dimaksud.”

Klik!

Angga menunggu kurang lebih lima detik sebelum laptopnya berubah menjadi gelap total. Tidak ada tombol keluar atau apapun di sana. Benar-benar hitam dan blank. Ia yang panik mencoba untuk keluar. Namun usahanya terhenti tatkala ia melihat cahaya warna merah dari layar yang masih hitam tersebut.

Perlahan tapi pasti situasi laptop Angga kembali normal. Ia bisa melihat apa yang sedang ditampilkan oleh layarnya sekarang. Walaupun kini layar laptop miliknya berubah menjadi hitam dan merah.

“Ini nonton apa, sih?”

Angga menggerutu sebal ketika seorang lelaki yang mengenakan pakaian serba hitam dan memakai topeng anonim hanya berdiri di pojok ruangan sebelah kiri. Keanehan yang terjadi tidak hanya sampai di situ. Tiba-tiba di sisi kanan laptopnya muncul tempat komentar yang dalam sekejap mata kolom tersebut dipenuhi komentar yang membuat lelaki itu tercengang.

Belum selesai membaca, Angga dikagetkan lagi dengan notifikasi pemilihan keinginan penonton. Di atas kolom tersebut tertulis;

Roms: $500

Aku ingin orang yang dijatuhkan dari atas dengan kepala yang digantung pada tali.

“Gila!” ucapnya tercengang.

Entah kenapa jantung Angga berdetak kencang saat memperhatikan lelaki di dalam video tersebut berjalan sedikit ke depan dan memutar pemutar besi beberapa kali. Perlahan-lahan dari belakang tubuh lelaki tersebut terlihat kedua kaki yang bergerak-gerak tidak karuan sebelum Angga bisa melihat seorang gadis dengan kepala terikat tali muncul dengan jelas.

“Apa ini hanya settingan?” Angga berdecih. Ia kemudian mengusap wajahnya kasar merasa sudah tertipu. “Ya, dunia film sudah canggih sekarang. Keren! Bagaimana bisa mereka membuat hal seperti ini.”

Angga meminum teh yang sejak tadi ia abaikan. Tidak memperdulikan jika teh tersebut sudah benar-benar dingin, lelaki itu justru menatap layar laptopnya penuh minat. Kini kolom komentar kembali ramai setelah di buka kembali. Satu persatu permintaan tidak lazim yang menurut Angga itu hanya rekaya ia baca dengan perasaan tenang sekarang.

Dodi: $100

Potong kakinya!

Amar: $350

Pukul menggunakan tongkat!

“Well, meskipun hanya rekayasa tapi permintaan mereka gila. Dan jika mereka serius membayar ini maka mereka hanya orang bodoh yang mudah ditipu.”

Angga menopang dagunya malas saat membaca satu persatu chat di kolom komentar. Namun perasaannya kembali gundah ketika ada satu permintaan yang kembali di notice oleh pemilik video tersebut.

Wulo: $650

Tonjok perutnya sepuluh kali!

Lelaki itu sukses dibuat tercengang beberapa kali. Angga tidak menyangka jika orang yang memakai topeng anonim tersebut benar-benar melakukan apa yang diminta oleh sang penawar.

“Akh!”

Jeritan dan rintihan kesakitan gadis di dalam video tersebut membuat telinga Angga sakit. Bahkan dirinya dapat merasakan takut dan cemas. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika yang ada di dalam video tersebut benar-benar terjadi, atau mungkin memang terjadi?

“Angga apa yang sebenarnya kamu lihat, huh?”

Entah salut atau heran, ia juga bingung ketika gadis tersebut masih hidup. Dengan sisa kekuatan yang ada korban yang ada di dalam video tersebut mencoba melepas ikatan tali yang ada di lehernya. Sampai sebuah permintaan dengan tawaran yang mencapai seribu lima ratus dollar meminta untuk mengencangkan tali di leher gadis tersebut dengan kedua tangan diikat, gadis itu tidak lagi bergerak.

Ia kira dengan kematian gadis itu (jika memang video itu bukan rekayasa tentunya) maka video aneh dan gila yang tidak sengaja ia temukan akan berhenti. Namun rupanya tidak semudah perkiraan Angga. Setelah sebuah penawaran diterima muncul gadis lain yang kembali bernasib naas seperti gadis sebelumnya dengan penyiksaan yang berbeda.

“Ini gila! Kenapa tidak ada yang menghentikan aksi lelaki itu, huh?! Sebenarnya di mana ia merekam aksinya? Apa tidaka ada tetangga yang mendengar jeritan gadis itu sedari tadi?!”

Geram, Angga ikut berkomentar saat kolom penawaran di buka. Bukannya ikut menawar seperti -yang lain, Angga justru meminta agar siaran dan orang-orang yang menawar hal gila tersebut untuk berhenti. Namun tidak ada yang menanggapi aksinya. Bahkan kini akun milik Angga terblokir. Ia tidak bisa lagi berkomentar dan hanya menjadi penonton sepenuhnya.

“Sial! Gila, kalian gila!”

Ia hendak mematikan laptop dan beranjak dari tempatnya. Namun suara rintihan dan penyiksaan gadis di dalam layarnya membuat Angga tidak bisa bergerak. Ia terus menonton pertunjukkan tersebut hingga akhir. Di mana gadis kedua itu bernasib sama dengan korban pertama.

Ia menduga jika lelaki misterius yang sedari tadi menyiksa sesuai dengan permintaan penonton akan mengeluarkan korban ketiganya. Namun ia salah. Lelaki itu justru memberi pertanyaan dan ini kali pertama Angga mendengar suaranya. Akan tetapi betapa liciknya lelaki itu, ia membuat suara samaran yang terdengar mengerikan akibat efek.

“Apa ada yang menginginkan pertunjukkan baru?”

Kolom komentar kembali penuh berisi jawaban konyol dan gila bagi Angga. Napasnya menderu dengan rasa jengkel yang teramat dalam.

“Mati saja kalian semuanya!” kutuknya dengan amarah yang membuncah.

Notifikasi penawaran kembali berdenting dan Angga dibuat bingung dengan tawaran kali ini.

Andrew: $2500

Culik si pengacau dan jadikan target!

Lelaki dengan topeng anonim tersebut tertawa sembari merentangkan kedua tangannya sebelum beberapa detik kemudian video tersebut disudahi. Angga yang masih mencerna semuanya mencoba mengklik kembali spanduk tadi namun gagal. Bahkan setelah beberapa kali percobaan, spanduk tersebut sudah hilang berganti dengan iklan lainnya.

“Sial!”

Mencoba menghilangkan kesal Angga kembali membuat teh hangat untuknya. Membiarkan laptopnya dicharger kembali. Ia berencana untuk beristirahat sebentar di atas kasur sembari membaca komik kesayangannya untuk refreshing sejenak.

Akan tetapi bel rumah yang berdenting menggagalkan rencana Angga. Dengan gerakan malas lelaki itu menuju pintu dan hendak membuka knop pintu rumahnya. Akan tetapi suara nyaring tanda notifikasi masuk dari laptop Angga membuat ia mengurungkan niatnya.
Ia membuka notifikasi dari website yang baru ia kunjungi. Mengernyit heran karena sebelumnya web tersebut tidak bisa di buka. Namun hal yang membuatnya bergirik ngeri adalah ketika ia melihat video yang ada di dalam layar laptopnya.

“Ini?”

Aku tidak menyangka kamu bergerak cepat!

Ayo bawa sang pengacau ke markas!

Haha lelaki itu akan mati.

Ia melirik takut-takut ke kaos yang sedang ia pakai, dan melihat ruangannya kembali. Itu mirip seperti yang ada di video. Dengan keberanian yang sebenarnya sudah hilang sedari tadi, Angga membalikkan tubuhnya.

“Kejutan! Hei, lelaki penghasil dollar ku.”

Itu terakhir kali Angga bisa mencium udara kebebasan sebelum ia masuk ke dalam kegelapan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro