dua belas.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

To be or not to be, that is the question:
Whether 'tis nobler in the mind to suffer
The slings and arrows of outrageous fortune,
Or to take Arms against a Sea of troubles
--William Shakespeare

REGINA RHADAMANTHUS ACEDIA <--> KELLAN KIESLING

Musim Gugur, awal.
2042 AD; kontinen Medea tengah


Di bagian daerah manapun di Medea, sihir selalu menjadi hal penting.

Bagian kontinen yang tidak terpapar paham bahwa rakyat jelata tidak pantas memegang sihir juga mengalami hal yang sama. Sihir adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan. Keberadaannya hampir setara dengan sains, namun ada beberapa intrik yang mendampingi konsep 'sihir' dan bagaimana sesuatu yang abstrak tanpa formula maupun rumus itu bisa diterima oleh khalayak banyak.

Ada banyak buku-buku sejarah yang membahas sihir, atau praktik sihir yang dipadankan dengan fenomena alam. Teori sihir yang banyak diadopsi oleh buku-buku dan paham modern adalah bagaimana cara para makhluk mortal mengambil energi dari alam dan mengubahnya sesuai keinginan. 'Energi' ini kemudian disamakan menjadi satu istilah, 'fenomena'. Manusia tak lebih adalah sebuah instrumen untuk mengkonversikan energi ini, sama seperti sebuah mesin.

Walau begitu, ada garis pembatas yang tegas antara sihir dan fenomena alam. Fenomena alam bukan 'dibuat' oleh manusia, sementara sihir adalah 'hasil buatan'. Lalu, mengapa ada orang yang beranggapan energi adalah sama dengan fenomena? Dari mana energi berasal, dan mengapa energi yang diterapkan oleh manusia disebut tidak sama dengan fenomena?

Kedua teori itu terus bertabrakan dengan argumen-argumen pendukung, yang sampai sekarang ia selalu coba untuk tidak terlalu pikirkan.

Akan tetapi, ada suatu kejadian yang disebut beberapa peneliti sihir sebagai 'fenomena alam', yang di saat bersamaan, selalu dituangkan dalam tesis maupun pakta konspirasi sebagai 'akibat dari ledakan sihir': Perang Arkana Terakhir.

Pada awalnya, ketertarikan Kellan mengenai sihir adalah murni untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan klasik tentang asal-muasal sihir, hingga satu dekade silam. Ia, seorang kutu buku yang selalu dihina karena 'membiarkan' kursi rodanya bergulir sendiri, yang semula bertujuan untuk mengambil pendidikan tambahan sebagai peneliti sihir di pusat kontinen Medea diminta oleh pemerintah dan Komite Sihir untuk mengemban tugas menjadi salah satu peserta seleksi untuk menyandang Arkana Magician.

Aneh, memang, setelah dipikir-pikir lagi mengapa Arkana yang mengerikan ini tidak masuk sebagai salah satu Arkana yang diturunkan secara garis keluarga oleh para 'bangsawan' yang menguasai jantung kontinen Medea. Dan keanehan berikutnya: mengapa mereka capek-capek merekrut seseorang dari selatan kontinen; orang-orang di kubu netral yang tidak memiliki pengaruh apapun tentang politik dan sihir di Komite Pusat maupun Departemen Sihir, menjadi salah satu peserta seleksi untuk menjadi pengguna Arkana nomor satu yang dianggap purnakuasa?

Membuka matanya ke sinar matahari pagi yang merayap masuk ke dalam ruangan, Kellan selalu menganggap dia sudah pulang ke rumah. Sebentar lagi, dia akan membaui aroma teh yang dibuat oleh ibunya setiap pagi, atau sayup-sayup suara ayahnya yang datang membawa kayu yang baru saja ia potong di halaman luar. Sebentar lagi, akan ada suara cuit burung biru eksotis yang ibunya pelihara sejak dua tahun silam. Burung biru itu meminta makan, begitu ibunya akan mengartikan cuit-cuitan riang di pagi tersebut.

Tapi tentu saja, sensasi sofa yang empuk lagi di saat yang sama terasa keras di punggungnya menyadarkannya bahwa ia berada jauh dari rumah. Jauh dari keheningan yang biasa menemaninya menyesap teh di pagi hari dan menikmati buku-buku yang belum sempat ia selesaikan kemarin malam.

Tanpa kacamata, walaupun ia berusaha memfokuskan indera penglihatannya, segalanya tetap buram, tetapi dia telah hafal langit-langit kayu tinggi milik kantor cabang SPADE.

"Pagi, Kellan."

Suara lembut, lebih lembut dari ciutan burung dalam sangkar, atau gemerisik dedaunan dari reranting pohon yang mengetuk-ngetuk jendela rumahnya karena tertiup angin pagi hari.

Dari jarak yang cukup dekat, Anne tampak jelas dan nyata. Wanita muda bersurai abu-abu itu selalu bersimpuh di sebelah tempat Kellan tertidur, dan dia akan membantu mengambilkan kacamata Kellan dari sudut meja. Musim gugur belum masuk sepenuhnya ke kontinen Medea, sehingga mereka tidak perlu selimut tambahan untuk tidur, atau Anne pasti akan segera melipatnya sambil menunggu Kellan bangun.

Tidak, bukan berarti Kellan adalah makhluk nokturnal yang hanya bisa aktif di jam-jam aneh; pola aliran energi Magician tidak sepenuhnya stabil, Kellan terbiasa menyambut waktu bangunnya dengan kaku badan atau sakit-sakit lainnya.

Dengan gestur sederhana, sekedar sedikit menelengkan kepala ke sisi kanan di mana Anne menunggu, Anne akan mendekat, dan bibir mereka berdua bertemu dalam bentuk ciuman selamat pagi. Sesekali, saat Kellan mulai merasakan tangannya, ia akan menarik kerah kemeja Kellan, menyisipkan sebagian lidahnya untuk bersapa lebih dalam, seperti yang ia lakukan sekarang.

Sentuhan intim mereka tidak bertahan lama, tentu saja, karena tiba-tiba pintu akan terbuka dan Selena melangkah masuk dan bersiul, atau Eir yang masuk akan menutup pintu lagi.

Sayang, kedua kemungkinan itu tidak akan terjadi hari ini, atau dalam waktu dekat.

"Ada apa?"

Anne bertanya disela nafasnya yang terengah. Kellan menarik lengan baju Anne, meraih sebagian lengannya untuk menopangnya duduk di atas sofa. Anne pasti merasakan riak emosi yang menjalar di sukmanya saat ini, tapi Anne selalu memilih untuk tidak menjadi pihak yang serbatahu. Anne menempati sisi kanan sofa, Kellan segera menyandarkan kepalanya ke arah bahu tegap Anne sambil menarik nafas panjang, dan mengeluarkannya teratur. Wanita yang lebih tinggi itu akan menyematkan jari-jemari mereka berdua bersilangan di atas pangkuan, meremasnya perlahan.

"Kalau aku minta cium lagi, apa kamu bakal marah?"

Mereka tahu bukan itu arah topik pembicaraan akan bermuara. Namun, Anne akan selalu menyambutnya. Tanpa banyak menjawab, Anne akan mengelus pipinya, berhenti di lekuk dagunya sementara mereka kembali melebur dalam jarak, bertukar ciuman kecil sembari sesekali memagut bibir.

Tentu, Anne tidak akan membiarkan Kellan terlalu lama diam, atau terlalu lama memendam segalanya sendiri.

"Kamu khawatir 'kan, soal Eir?"

Dengan pergerakannya sudah berfungsi sempurna sekarang, Kellan melingkarkan kedua tangannya di sisi pinggang Anne, ia menyandarkan kepalanya di selangka saat Anne menerimanya dalam peluk. Kellan tidak begitu tahu berapa tinggi Anne, dia juga tidak bisa berdiri untuk memastikan, tetapi tubuh Anne terasa lebih besar dari dirinya yang kurus kering, ringkih.

"Sudah dua minggu sejak kejadian itu," Kellan memulai. "Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."

Anne mengelus-elus punggung Kellan perlahan, teratur seirama. "Ya. Sampai sekarang Bos juga tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi saat itu."

Dua minggu yang lalu, Regina hilang dari kamar rumah sakitnya, tanpa jejak, tanpa sisa. Orang yang terakhir melihatnya, Eir, hanya bertekuk lutut di ruangan, tangisnya tumpah saat mendapati Anne kembali ke kamar tersebut karena merasakan pergeseran energi yang kuat.

Setelah menenangkan Eir, gadis itu menjelaskan sebisanya tentang apa yang terjadi; tentang sosok bertopeng yang berbicata dengan Regina, dengan kekuatan dimensi dan ilusi yang dimilikinya, dan juga mengenai satu nama yang membuat bos mereka membelalakkan mata.

Henrietta Lazward - seorang peneliti yang dulu beralamat di Perpustakaan khusus Kaulis, nomor 7B. Kini pemilik nama itu telah dipastikan sudah tewas karena Perang Arkana Terakhir, walau ia tidak masuk ke dalam daftar panjang nama orang yang hilang atau meninggal.

Bos mereka bilang bahwa dia akan menjelaskan soal Henrietta di saat yang tepat. Sayangnya, untuk saat ini mereka hanya bisa menunggu sampai si bos mau membuka diri - atau mungkin membuka kotak pandora tersebut.

Selepas kejadian itu juga, Selena menganjurkan Eir untuk pulang - benar-benar pulang, menyuruhnya untuk rehat sejenak ke rumahnya di daerah Slum-A.

Mungkin karena Anne dan Kellan sudah terbiasa dengan keberadaan wanita muda yang cekatan itu di kantor, kantor cabang SPADE terasa sangat kosong dan sepi. Tidak ada yang pagi-pagi akan menyapa mereka dengan selamat pagi yang kelewat formal, lebih formal yang bisa Anne rasakan dari para bangsawan asli, juga bagaimana Eir akan menyeduh teh atau membuat kopi sesuai permintaan mereka atau Regina. Komentar satir dan guyonan Regina juga telah sirna dari tempat itu sepanjang dua minggu lamanya dan mungkin lebih.

Kellan menarik diri dari pelukan Anne, kini meminta kacamatanya. "Mau kubuatkan teh?"

"Air putih saja, aku hampir lupa ritual pagiku."

Anne merapikan kerah bajunya, "Oh," ia terdiam. Sepintas, ia tidak jadi berdiri dan tidak menuju dapur, berjengit di sofa. "Apa ... yang tadi belum cukup?"

Melihat raut wajah Anne yang serius, Kellan tak pelak terkekeh. "Tidak, bukan itu maksudku," pungkasnya. "Aku sudah sering bilang, aku tidak pernah memanfaatkanmu dan Arkana-mu, Ann."

"Aku tahu," Anne bergeser sedikit, lebih dekat, bukan menjauh. "Jadi, bukan masalah 'kan kalau sekarang aku ... yang minta?"

Senyum Kellan merekah. Lebih enak memang, ciuman dengan padangan jelas, asal ia tidak bergerak terlalu cepat atau ujung kacamatanya akan mengganggu Anne. Sentuhan ringan di bibir nan lembut. Rasa hangat yang menjalar selayak mentari pagi yang muncul merambah permukaan dunia.

Anne Anantika Sfortz adalah salah satu orang penting di Medea, juga adalah orang terpenting bagi Kellan. Dari permukaan, mungkin kombinasi Arkana mereka tidak serasi, atau malah mereka dianggap memanfaatkan diri masing-masing. Semua orang boleh berkomentar apa saja mengenai mereka, tetapi hanya mereka berdua (dan mungkin Selena, tentu saja) untuk tahu seperti apa bentuk kepartneran mereka.

Anne menuju dapur menyiapkan air hangat - mungkin teh untuk dirinya sendiri, dan air hangat itu juga untuk Kellan. Sementara, Kellan kembali melihat kesemrawutan yang mereka buat di meja kemarin: kertas-kertas arsip dan buku-buku log yang bisa mereka ambil (dan yang bisa Anne curi dari database pemerintah atas seizin Selena).

Selama dua minggu ini, Selena mengidekan untuk mereka mencari informasi mengenai si Arkana Tower dan seputar lelang artefak sihir. Walau tidak bisa sering hadir karena urusannya di pusat akibat kekacauan kondisi Guild, Selena selalu menyempatkan diri untuk menelpon Kellan atau Anne untuk mendapat kabar terbaru.

Saking sibuknya, Anne dan Kellan hampir tidak meninggalkan kantor untuk sekedar pulang ke rumah dan beristirahat dengan nyaman; dua sofa milik SPADE menjadi tempat kemping mereka selama dua minggu ini. Anne kadang juga sibuk dengan urusan keluarganya di awal-awal minggu, sehingga Kellan akan ada di sana seorang diri sampai Selena mampir ke kantor.

Sejauh ini, informasi yang mereka dapat adalah: akan ada lelang lagi di Slum-B, kira-kira dua minggu dari sekarang, dan berita penyalahgunaan artefak-artefak mulai dipolisikan dengan bantuan agen-agen Arkana di berbagai belahan daerah Medea.

Kellan mencari tas tangannya, yang ternyata ada di bawah salah satu tumpukan buku kliping, untuk mengeluarkan sebungkus obat. Kaplet berwarna biru terang untuk pagi hari, kapsul berwarna putih berukuran sedang yang selalu bersama kaplet pertama.

"Itu kok warnanya biru? Beda obat penghilang rasa sakit?"

Anne menaruh mug berisi air panas di depan Kellan, sementara ia kembali duduk di sisi kanan Kellan dengan cangkir berisi teh. Kellan menggulirkan dua buah obat itu di atas telapak tangannya, terdiam.

"Yang biru ini dari Eir," ucap Kellan. Maniknya berkaca-kaca. "Sebelum dia pulang, Eir bilang kalau dia memodifikasi salah satu suplemen yang sering kuminum dengan alkemi."

Alkemi, engineering; gadis itu memiliki segudang kemampuan, walaupun kerap dipertanyakan karena ia tidak memiliki latar belakang pendidikan pasti. Namun, sesuai testimoni Regina dan Selena, Kellan yang semula skeptis pun percaya. Bahkan, Eir memberinya obat hasil modifikasinya tersebut, dan efeknya sesuai apa yang Eir ucapkan.

'Aku tidak tahu seberapa poten obat ini akan menahan sakit, tetapi ini akan membuat Nona Kellan merasa lebih nyaman.'

Eir tidak pernah berbohong. Tidak, bukan berarti Eir itu polos dan mudah tertipu. Eir hanya ... seseorang yang baik, sangat baik, terlepas dari bagaimana dunia ini merendahkannya karena asal dan berbagai keterbatasan yang dia punya.

"Kellan?"

Ia tersentak, ia melihat Anne yang memandangnya dengan sirat khawatir.

Ciuman tadi juga bukan sekedar mengambil manfaat dari sifat disimilasi Arkana Lovers, Anne bisa saja cukup menyentuhnya di tangan untuk menghapus paralisis akibat sihir yang menghantui Kellan setiap ia terbangun. Tentu, Kellan sudah sering melewati pagi tanpa Anne di sisinya karena satu atau lain hal, paralisis sudah merupakan bagian dari hidup Kellan.

Akan tetapi, Anne tidak akan tinggal diam apabila ia melihat Kellan dalam kesulitan. Ya, sama seperti saat ini. Kellan akan tersenyum saja mendapati kekhawatiran Anne: bagaimana ia akan menatap Kellan tajam lagi alisnya menekuk dalam sedih.

"Jangan menatapku seperti itu, nanti aku susah minum obatnya, lho?"

Anne menarik pandangannya dari Kellan. Semburat merah di wajahnya berjalan hingga ke pipi. Sangat manis.

Setelah menenggak pasti obat dan sedikit air, barulah Anne kembali menatap ke arah Kellan, bibirnya ia kulum, seakan menahan kata-kata tidak menyenangkan.

"Maaf, aku-"

"Tidak apa-apa, Ann." Kembali ia menautkan jemari mereka bersama. "Terima kasih sudah selalu khawatir."

Dengan tangan kanannya, Anne membuka user interface komputer berjalan yang selalu ia bawa, memeriksa jalannya arsip yang tengah mereka coba buka sejak tadi malam. Progress bar yang ada di tengah-tengah layar sudah berjalan hingga 100% dan laman baru terbuka di samping kanan, bersamaan dengan terbukanya sebuah tautan berita terbaru.

"Berita itu ... sudah dihapus?" Kellan menunjuk pojok kanan atas, tempat sebuah peringatan yang bertuliskan: informasi ini dianggap tidak relevan oleh pemerintah. "'Ditemukannya sebuah perkampungan di daerah terlarang'?"

Kellan memperhatikan lamat-lamat foto wilayah gurun yang katanya diambil menggunakan drone milik suatu kantor berita swasta. Tulisan koordinat di sana telah dicocokkan dengan data peta terdahulu sebelum sepertiga wilayah Medea dianggap tidak bisa lagi dihuni. Saat gambar diperbesar, ada sebuah citra undakan-undakan pasir berbentuk seperti gedung-gedung yang rapi, tapi bukan seperti sebuah candi yang pernah ditemukan para arkeologis di masa lampau. Angin dan semburan pasir di udara mengacaukan fokus gambar tersebut, pantas bila pemerintah memfilter berita ini sebagai 'tidak relevan' dari kualitas foto sendiri.

Bentukan pasir dan batu itu, Kellan merasa kurang lebih familiar. Sangat sulit menyembunyikan ciri khas dari sihir seseorang, terutama apabila sihir itu melibatkan bentukan fisik.

Anne tersenyum, "Kita sudah menemukan jejak Tower."

Kellan terbeliak, "Dia hidup di daerah bekas Kaulis?"

"Sepertinya begitu. Kita hanya bisa kesana untuk memastikan," Anne membuka beberapa jendela baru untuk pencarian. "Kita harus mencari tahu lebih banyak soal tempat ini."

"Tunggu, Ann."

"Ada apa?"

Anne segera menyembunyikan user interface itu sesaat Kellan menarik lengan bajunya. Mereka saling bertatapan.

"Sudah dua minggu, bagaimana kalau kita menjemput Eir?"

Pemilik surai abu-abu itu tertegun, "Ke Slum-A?"

"Tentu saja. Kita bisa juga sekalian melihat-lihat Slum-B dan tempat yang jadi rumor untuk transaksi besar berikutnya."

Cukup lama ia mendengar Anne berdengung, tampak berpikir keras dengan tangan menopang dagu. Anne selalu fokus dalam mengatur strategi, kalkulasi di dalam kepalanya tak pernah Kellan ganggu.

"Aku saja yang pergi ke Slum-A."

"Kenapa?"

"Aku takut kamu kenapa-kenapa kalau kamu ke Slum-A sendirian. Medan di sana cukup terjal untuk kursi rodamu."

Apa yang dikatakannya adalah benar: Slum-A itu sangat tidak teratur, mulai dari jalanan dan tatanan kotanya. Kellan bisa saja melayang, tetapi menggunakan sihir sangat boros energi, belum lagi orang-orang akan mencibir mengenai kekuatan Arkana Magician.

Seberapapun pentingnya sihir, tidak ada yang bisa mengelak bahwa ada saja mulut dan perilaku tidak baik yang menganggap hina sihir dan segala implikasinya.

"Tapi Ann, aku tidak mau diam di sini tanpa melakukan apa-apa."

Anne menginterjeksi, "Nah, oleh karena itu, aku ingin memintamu untuk pergi ke Kaulis."

Eh?

Kini, Kellan yang dibuat Anne terbingung-bingung. Anne tidak memperbolehkannya ke Slum-A, tetapi memintanya untuk menuju sebuah daerah yang hilang di peta? Ia menanti bagaimana rencana Anne bergulir. Anne tidak pernah berusaha untuk menyinggung perasaannya, ia akan selalu menjelaskan alasan di balik keputusannya secara rinci.

"Aku yakin Tower  akan merasa senang mendapati tamu yang sepadan dengan dirinya. Juga, di sana kamu tidak perlu menyembunyikan sihirmu, bukan?"

Mendengar alasan tersebut, sejenak Kellan merasakan api di dalam dirinya menyeruak, memohon untuk dilepaskan. Anne sepertinya memerhatikan sinar yang ada di matanya, sesaat kemudian ia mendekat untuk mengecup kening Kellan.

"Gimana, kamu setuju?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro