dua puluh.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perjalanan kembali ke Distrik 18 berjalan cukup mulus. Kellan tidak banyak berbicara dengan Aria selepas mereka keluar dari Kota Mati untuk kembali dijemput dengan jet pribadi yang membawa Kellan datang.

Kru jet sempat menanyakan soal penumpang tambahan, meminta informasi yang cukup intens mengenai Aria bisa dipercaya atau tidak. Merupakan hal yang sangat wajar bila kru itu khawatir dengan keberadaan orang asing seperti Aria, yang bahkan belum sampai satu hari Kellan akrabi. Atau, sang kru barusan bisa menangkap dengan cepat bahwa Aria itu cukup ... eksentrik dan patut dipertanyakan, terutama bagaimana dia tidak lepas dengan seragam maid hitam-putihnya, atau gaya bicaranya yang mendayu menggoda. Ketika ditanya oleh kru mengapa ia berpakaian demikian, Aria tertawa dan menjawab selugas mungkin: "Saya sudah mengikrarkan diri untuk terus mendampingi dan membantu Nona Kellan."

Sang kru hanya bisa menggelengkan kepala dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan umum berikutnya.

Setelah pemeriksaan identitas ditutup dengan body scan menggunakan pemindai infra merah tiga sinar yang merupakan perangkat keamanan milik jet, Aria diperbolehkan ikut menumpang menuju Distrik 18.

Sejak jet lepas landas dan mengudara dengan stabil, yang Kellan lakukan adalah menatap jendela. Tangannya mengepal penuh sebagai sanggahan untuk dagunya beristirahat. Sesekali ia mendengus pelan. Sesekali ia menutup mata. Sesekali ia berharap ketika membuka mata, ia tengah ada di ruangan nyaman milik kantor SPADE, dengan aroma kopi yang tengah dinikmati Regina menguar harum dari sisi kanan ruangan, sementara di hadapannya tengah ada Anne yang sibuk sendiri dengan pelbagai urusannya sebagai seorang Sfortz dan sebagai seorang pemilik Arkana nomor enam.

Tentu saja, sisi realistis dari otaknya akan segera membisikkan bahwa dirinya tengah ada di atas angin - di ombak turbulensi dalam bongkahan baja, sementara masalah mereka terus mengalir tanpa henti. Mereka tidak punya banyak waktu untuk berdiam di satu tempat dan menyaksikan lawan mereka telah mengambil langkah lebih jauh.

Namun: siapa sebenarnya lawan yang harus mereka gempur? Mereka tidak tahu siapa yang ada di balik sindikat penjualan artefak magis, mereka juga tidak tahu siapa dalang yang mengepalai penculikan Regina. Mereka tidak tahu misteri yang menggantung di udara mengenai 'Perang Arkana Terakhir' dengan sebenar-benarnya.

Apa yang sebenarnya mereka ingin raih? Kedamaian dunia, atau kestabilan bagi diri mereka sendiri?

"Nona Kellan."

Seperti ombak yang memecah karang, suara Aria menembus keheningannya dengan sempurna. Aria duduk di kursi seberang, menyandarkan dirinya nyaman pada empuknya pelayanan jet kelas wahid tersebut. Setelah mata mereka saling menatap, Aria terkesiap di kursinya, alih-alih Kellan tanpa sadar sudah mengerling dengan tajam menghakimi.

Anne pernah bilang padanya kalau impresi yang pertama didapat wanita itu tentang Kellan adalah 'guru yang galak'. Padahal, Kellan bukanlah seorang guru. Kellan juga tidak punya maksud untuk bermuka seram atau menampilkan citra 'galak'. Entah, mungkin raut wajahnya sulit diatur kalau dia tengah merasa tegang atau gusar.

"Kenapa kamu bisa tahu soal kata-kata barusan?"

Ah, Aria bertanya soal buku itu - buku yang ia terus pegang erat di pangkuannya.

'Punggawa pengetahuan yang telah mati, aku telah datang.'

Kalimat itu menjadi kunci untuk membuka akses buku tersebut, di antara barang-barang yang tidak bisa mereka sentuh di Perpustakaan 7B yang berhasil direstorasi oleh kekuatan Tower. Tulisan pembuka yang tertera di halaman pertama buku itu sangat mengagetkannya, walau ia tidak tahu apa isi buku tersebut. Bahasa kuno yang tidak terlalu Kellan mengerti.

Kellan memang mempelajari rune-rune lama mengenai sihir, namun bahasa yang berkaitan dengan alkemi, ia tidak tahu sama sekali.

"Ada residu sihir di buku itu." ucap Kellan.

"Residu?"

"Berbeda dengan bangunan yang bisa kamu 'kembalikan' dengan sentuhan Tower dan rumus bangun, buku ini masih memiliki jejak sihir orang yang meninggalkannya," Kellan mencoba menjelaskan. "Seperti sidik jari, tapi lebih fundamental lagi, sihir seperti menjahitkan diri sebagai bagian dari buku ini sehingga buku ini tidak bisa dilenyapkan kecuali dengan metode tertentu."

Kellan menunggu Aria menyerap penjelasannya. Aria sempat tertegun, mungkin karena dasar sihir yang digunakannya berbeda dengan Kellan, bukan karena ia awam tentang sihir.

"Jadi seperti, digitalisasi data, tetapi si penyihir menyimpan 'memori'-nya dalam leyline?"

"Analogi yang tepat."

Leyline, sudah lama Kellan tidak mendengar istilah itu semenjak ia meninggalkan rumahnya.

Bagi penyihir tradisional, leyline merupakan sumber dari segala sumber sihir - sebuah garis-garis tak kasat mata yang dulunya dianggap hanya bisa diketahui oleh orang-orang terpilih. Dengan perkembangan konsep sihir dan pertemuannya dengan teknologi, konsep leyline sudah cukup ditinggalkan. Penggunaan sihir kini sudah disederhanakan dengan deskripsi 'menarik' kekuatan alam, lalu mentransformasikannya dengan bantuan katalis menjadi energi yang bisa digunakan oleh manusia.

Untuk menyimpan 'data' pada leyline, Henrietta Lazward telah melakukan 'sesuatu' pada buku yang ia tulis, seakan-akan ia tahu bahwa ia akan meninggalkan buku tersebut.

Seakan ia tahu kalau ia akan mati.

Kellan bungkam - apa kekuatan Arkana nomor dua puluh bisa sehebat itu, selain mengkondisikan 'waktu'?

"Tapi, Nona Kellan tidak bisa membacanya? Sepertinya itu bukan bahasa sihir kuno maupun modern."

"Tidak, tapi aku tahu orang yang bisa menerjemahkannya."

Aria menaikkan alis, "Oh?"

Ada satu pengguna Arkana dengan segala kemampuan otodidaknya yang Kellan tahu akan senang dengan petunjuk berupa buku tersebut.

"Kita akan bertemu dengannya nanti di SPADE. Semoga saja Bos Selena belum kembali dari kesibukannya sehingga kita bisa mengintip isi buku ini." [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro