sembilan belas.

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selain meyakinkan dirinya bahwa ia sudah benar untuk percaya pada keputusan Eir, Anne bersyukur bahwa Eir tidak banyak berubah setelah mereka terakhir bertemu di dua minggu sebelumnya. Eir masih Eir yang sopan, yang mudah mendelik ketika Anne tiba-tiba membawa topik hitam (contoh: masalah pembunuhan yang dilakukan oleh Maneater), juga ia selalu mendahulukan mereka yang dirasa Eir lebih senior dibanding dirinya.

Tidak terlalu banyak pembicaraan mereka lakukan di sela-sela istirahat makan di restoran Slum-B itu, tapi Anne kerap memuji bahwa bakmi yang Eir rekomendasikan benar-benar enak.

"Tidak apa-apa anda tidak mendampingi Nona Kellan?" mendadak Eir bertanya.

Mereka tengah menaiki undakan tangga menuju titik tujuh, Anne berjalan lebih dahulu dan Eir mengikuti di belakangnya. Drone yang digunakan Salvo melayang dalam mode tersembunyi di antara jarak mereka.

"Aku percaya dengan Kellan sama dengan kamu percaya dengan Regina," Anne segera menjawab. "Lagipula, Kellan cukup ... vokal kalau aku terlalu mengkhawatirkannya."

Eir terkekeh, "Klasik Nona Kellan."

Seberapa besarnya ia merasa percaya, Anne tetap tidak bisa menghilangkan perasaan ragu tentang Kellan. Kellan memang mampu untuk menyelesaikan sebuah tugas dalam bentuk apa pun seorang diri. Atau, mungkin Anne hanya merasa kangen dengan presensi gadis di kursi roda itu.

Walau begitu, jarak mereka tidak sebanding dengan bagaimana Eir harus 'kehilangan' partnernya.

Undakan ketujuh tidak terlalu berbeda penampakannya dengan undakan keenam. Mulai berjejer loker-loker dengan ukuran berbeda, melintang sepanjang jalanan. Di undakan tujuh yang luas, ada juga menara besi berbentuk spiral ke atas yang terpisah dari tangga menuju undakan kedelapan. Anne menduga bahwa menara spiral itu juga berisi loker-loker dengan gang-gang sempit seperti yang mereka lihat sekarang. Slum-B memang cocok mendapat sebutan kota vertikal dengan susunan yang ruwet.

Kerumunan orang sudah tampak berkumpul di pusat informasi peminjaman loker yang ada di sisi utara dari tangga, alih-alih menanti sesuatu yang akan datang. Mereka tidak tampak berkelompok. Sebagian datang membawa senjata yang secara fisik terlihat, seperti pedang maupun kapak. Ada juga yang tampak santai menunggu, menatap ke arah langit yang berawan seraya memerhatikan keramaian bergerak.

"Nona Anne, di mana sebaiknya kita berdiri?" Eir berbisik.

"Di sini saja," Anne menunjuk ke arah sekitaran tangga tempat mereka berada sekarang. "Sepertinya terlalu riskan berada di dekat orang-orang bersenjata itu. Kita juga belum tahu seberapa banyak pemakai sihir di sini."

"Saya bisa tanya ke Salvo."

"Tidak perlu. Kita tidak boleh mencolok - paling tidak sebelum ada pergerakan."

Gelombang statis menguasai layar besar yang ada di sekeliling undakan ketujuh, sosok dengan topeng yang terlihat tersenyum muncul secara tajam di tiap-tiap layar. Anne segera merasakan ledakan antusiasme menguasai orang-orang yang ada di dekat mereka, juga satu prasangka khawatir datang dari Eir.

"Apa orang ini juga yang kalian temui saat lelang?"

"Topengnya sama." tukasnya pelan. "Bisa saja berbeda orang, saya tidak tahu."

Ketika pemilik topeng itu membuka acara dengan tepuk tangan riuh, mengucap selamat datang bagi semua orang yang telah hadir untuk memperebutkan 'harta karun' darinya, sorak-sorai mulai mewarnai keramaian. Anne mencoba mendengarkan, tetapi terlalu banyak orang berteriak membuat konsentrasinya buyar.

"--Dalam hitungan ketiga setelah aku menjentikkan jari, loker-loker tertentu akan menyala, tapi hanya ada satu tempat yang berisi artefak."

Anne tak kuasa mengernyitkan dahi, beberapa dari ribuan hingga puluhan ribu loker di sini? Bagaimana cara mencarinya, apalagi dengan banyak manusia bersenjata yang tidak akan sungkan untuk membunuh satu sama lain?

Pasti ada sebuah cara untuk mencari loker tersebut tanpa harus ikut berserobok dengan orang-orang yang mungkin dapat membongkar identitas mereka sebagai agen Arkana, atau mempertaruhkan nyawa mereka untuk hal yang bisa jadi merupakan jebakan.

Di lain sisi, Anne menangkap Eir yang terlihat tidak sabar untuk mengambil ancang-ancang untuk berlari. Anne segera menarik lengan wanita muda berkuncir dua itu dan menggelengkan kepalanya.

"Jangan gegabah. Ini bisa saja cuma jadi ajang bermandikan darah."

"Tapi-"

"Eir." ia memperingatkan. "Orang di balik layar itu tidak ada di sini. Aku tidak merasakan fluktuasi emosi darinya. Artefak yang mungkin kita temukan belum tentu bermuara kepadanya."

Anne ingat bagaimana Eir bercerita di hari itu bahwa dia menemukan pelelang yang sama di kamar Regina sebelum dia hilang. Eir mungkin ingin menarik pelelang di balik layar itu untuk mencari jawaban. Anne merasakan hal tersebut terpancar tersirat dari diri Eir.

"Apa kamu punya alat untuk mendeteksi sinyal sihir?" tanya Anne.

"Salvo punya, tapi mungkin kurang kuat untuk mencapai radius loker sebanyak ini."

"Bisa kubantu dengan kemampuan Arkana-ku. Suruh saja Salvo untuk menyambungkannya dengan drone."

Dengan kalimat akhir 'semoga kalian beruntung', sang bertopeng melepas puluhan hingga ratusan itu berlarian menuju pintu-pintu loker yang segera menyala dalam waktu yang bersamaan. Sesuai yang Anne duga, pertempuran kecil tidak dapat dihindari. Memang, menurut aturan keamanan loker di Slum-B, loker-loker itu tidak dapat dihancurkan dengan bom maupun sihir skala kecil, namun pengaman itu tidak akan tahan dihujam dengan tenaga fisik yang besar berupa dentuman kapak maupun lesakkan pedang.

Mereka membaur dengan orang-orang yang berlarian, mereka yang membuka satu demi satu loker dengan api menyala di mata-mata mereka. Entah, apa yang ada di pikiran sekian banyak orang ini untuk mendapat artefak sihir itu - untuk dijual, atau untuk dipakai bagi dirinya sendiri.

Sungguh, sihir itu sangat memuakkan dan membutakan.

"Salvo sudah siap, Nona Anne."

"Oke." Anne menangkup kedua tangannya, berkonsentrasi dengan titik energi listrik yang ada pada drone.

Denah informasi loker segera tergambar di benak Anne dengan bantuan jejaring informasinya, dari nomor maupun lokasi. Ada lima orang telah sampai di spiral atas kedua. Mereka telah merusak kurang lebih tiga puluh loker dan masih ada banyak loker yang belum terbuka hingga spiral ketujuh. Alat milik Salvo, entah apa bentuknya, berasimilasi dengan jaringan informasinya, menganalisa dengan cepat isi loker satu-persatu dalam hitungan milidetik.

Satu denyut lemah dapat Anne deteksi di spiral keempat, loker dengan kode 404448.

Kode dan nomor sandi untuk membuka loker sudah ia transmisikan dengan telepati kepada Eir.

"Bisa kamu mencapai ke koordinat yang kutunjuk dalam tiga menit?"

Eir mengambil kuda-kuda dengan kaki tertutup, kedua tangannya mengepal di depan wajahnya.

Anne segera melangkah mundur ketika api sekejap muncul dari kedua kaki Eir, sebelum akhirnya gadis dengan cheongsam itu 'meledakkan' dirinya ke udara. Tidak ada yang terlalu peduli dengan 'roket manusia' itu karena mereka tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

"... Sehebat itukah kekuatan apinya?" Anne berbisik pada Salvo.

"Ah, dia tidak pernah menunjukkannya selama di SPADE, ya," Salvo terkekeh. "Kemampuan itu perlu diasah saja, kurasa."

Jejaring informasi menangkap bahwa loker tujuan sudah dibuka. Sementara, loker-loker yang telah dirusak sudah mencapai jumlah ratusan.

"Kita harus segera pergi dari sini," seru Anne. "Salvo, bilang pada Eir kalau kita akan bertemu lagi di undakan satu. Aku akan menghubungi jet untuk membawa kita segera kembali ke SPADE."

"Atas daulatmu, Nona Anne."

Semoga dengan tambahan artefak ini ke koleksi mereka, dan laporan dari Kellan nanti mengenai kota mati, mereka mendapat cukup informasi untuk melacak keberadaan Regina. Juga, mengetahui apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Selena Hartwig, kepala kantor cabang mereka. [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro