21 : THE DIFFERENT BLOOD

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Halo, pembacaaahhh ... saiyah datang untuk part paling ujung sebelum saya cetak. Sekarang sedang dalam proses pracetak, editing dan revisi cover. Jadi saya minta maaf banget jika nggak bisa lanjutkan di sini, karena semata-mata untuk memnghargai yang sudah PO ke saya. Sekali lagi, mohon maklumnya ...

Sesudah part ini, masih ada 4 part menuju ending ... jadi yang nggak publish hanya 4 part.

Untuk komentator setia saya, cyntiadewiYulixyusrieJiejonklebespuri94aning94MayaTiaRievaElAzkarMentari88biangyayasnajinggaLuvTiAomAryawicaksono20,shadowshadesseptirilulabiaVanillarubyAnnaChristina15nitagemitanti21momraisaMariaDonicapurxklynlivecaradistyaja27Mimialogooctaniaikaaf15EmaYufinaainov_irukaKentWulan4aaliyah1222AlfiNurhasanahonely_purpleRaffkyNophie_Yukeeendahkurniasih39sudarmiatinAmianissayolanggieAnitaNitnotIpeh01Ridaraprincessanggie

saya tunggu komentarnya ...

Untuk yang PO, silahkan ke inbox, tetapi ini hanya daftar. Karena pembayaran baru saya terima sesudah buku siap cetak dan siap dikirim. Harga berkisar antara 65 rb an.

FINALLY, HAPPY READING ...



DUA PULUH SATU

THE DIFFERENT BLOOD

Tiba di bandara hari telah mulai meluncur ke arah sore ketika Rafael menghubungi operator taksi. Dia tak meminta jemputan dari rumah karena dia memang tak berniat segera pulang ke rumah. Tujuannya kali ini hanya satu, ke rumah Eyang.

"Ada Eyang, Surti ?" tanya Rafael begitu Surti membuka pintu.

"Ada, Tuan. Beliau ada di kamar"

Rafael langsung melangkah lebar menuju kamar Eyang. Mengetuk pintunya, lalu membukanya pelan setelah terdengar suara Eyang yang mempersilahkannya masuk.

Eyang Asma yang masih terbaring itu terlihat terkejut dengan kehadiran Rafael, tapi perempuan tua itu segera memaksakan diri untuk tersenyum.

"Selamat sore, Eyang ..." Rafael masuk dan segera menyalami tangan Eyang, lalu menciumnya takzim.

"Katanya kamu ke Hongkong, Raf ? Kapan datang ?" Eyang bertanya dengan suara lirih.

"Ini baru datang, Eyang. Langsung dari bandara. Kata Surti kemarin Eyang check up, apa Eyang sakit ?"

Eyang tersenyum.

"Apa kamu menelepon Surti ?"

"Ya, kemarin"

Eyang kembali tersenyum lembut.

"Biasa, penyakit tua. Kenapa tidak pulang dulu ke rumah Ibumu ?"

Rafael terdiam.

"Oh, ya ... tante Sinta dimana, Eyang ? Kok kemarin saya tanya Surti katanya dia tak tahu ?"

Hening.

Eyang tak segera menjawab sementara wajah tua beliau mendadak suram.

"Eyang ... ?!" Rafael bertanya lagi.

"Dia lebih memilih hidup yang diyakininya sebagai sebuah kebenaran" jawab Eyang lirih.

"Maksud Eyang ?"

Eyang terdiam sejenak. Lantas wajahnya mendadak sedih bercampur rasa marah mengingat betapa kecewanya beliau karena Sinta ternyata menjalani kehidupan bebasnya. Terbukti dengan hamilnya dia tanpa tahu siapa ayah dari anaknya. Itu yang membuat Eyang terluka, sangat terluka.

"Dia membuat Eyang kecewa"

Rafael makin penasaran dengan ungkapan yang terlontar dari bibir tua Eyang.

"Tolong Eyang katakan, apa yang terjadi"

Eyang menatap kosong ke mata Rafael. Dengan bibir bergetar dan mata yang mulai merebak air mata bening, mengalirlah kisah pengusiran membuat Rafael lemas seketika.

Sinta hamil ?

... ... ...


Halo, Readers ...

Mohon maaf sebelumnya...

Guna kepentingan penerbitan kontrak online di platform lain, maka per Chapter hanya saya orbit sebagian kecil saja. Yang suka dengan hasil fantasi saya, sila berkunjung ke DREAME, seacrh nama saya atau judul novelnya.

Terima kasih ... semoga kalian tetap suka dengan hasil tulisan saya


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#cinta