Assassin Or Hero | 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pada malam hari, di sebuah gedung asrama yang ditempati kelas pembunuhan.

Tok Tok

"Karasuma-sensei, apa ada waktu luang? Kami ingin membicarakan sesuatu. Koro-sensei dan Bitch-sensei juga."

Karasuma, Koro-sensei, beserta Irina saling memandang. Lalu berdiri, berniat untuk keluar dari ruangan. Saat membuka pintu, mereka terkejut dengan para muridnya yang sedang berkumpul.

Merasa ada sesuatu yang serius, Karasuma bertanya. "Ada apa?"

Isogai, yang sudah berniat untuk berbicara, di potong oleh Irina. "Sebelum membirakan hal itu, lebih baik kita pergi ke ruang tamu. Agar diskusi berjalan lebih nyaman."

Mereka semua melangkahkan kaki ke arah dimana letak ruang tamu berada.

"Jadi, apa yang ingin kalian bicarakan?" Koro-sensei bertanya.

"Apa Karasuma-sensei bisa bicarakan tentang pengurangan misi pada kami?" tanya Isogai.

Semenjak mereka berpindah dunia ke tempat dimana manusia superpower berada. Karasuma adalah seseorang yang mengurus hal-hal yang berhubungan dengan pemerintah dan memiliki wewenang dalam militer, dia juga memiliki jabatan yang cukup membuatnya bisa mengatur hal-hal yang memiliki kaitan dengan semua muridnya.

Memang bukan jabatan yang tinggi, tapi posisi tempat dimana Karasuma berada cukup membuat orang yang berusaha naik jabatan menangis. Dan lagi, untuk seseorang dari dunia lain, jabatan tersebut sudah lebih dari cukup untuk Karasuma.

Mendengar itu, Irina menjawab. "Tadinya, baik aku dan Karasuma berencana untuk  membicarakan hal itu pada orang yang bersangkutan. Aku berpikir tidak baik jika kalian terus menerus melakukan misi, dan kalian bisa saja dicurigai. Dan sebelum itu kami ingin menanyakan pendapat kalian terlebih dahulu. Tapi tak kusangka justru kalian yang mendatangi kami."

Koro-sensei melanjutkan. "Yang dikatakan Irina-sensei benar. Walaupun profesi kalian adalah pembunuh profesional. Kalian masih lah murid sekolah yang di didik oleh kami.

Gurita kuning itu mengeluarkan air mata sambil mengeluarkan suara sedih.

Karena terlalu banyaknya misi yang diberikan pada kalian. Aku jadi tak bisa mengajar kalian lagi. Tak bisa menunjukan ketampananku lagi, oyoyoyoyoy*, oyoyoyoyoy—"

*A/n : Gatau kenapa suara nangis Koro-sensei tuh bikin ngakak, atau sayanya aja yg terlalu receh ya. Ah taulah. Ya intinya, ini tuh suara pas Koro-sensei lagi nangis di episode 10 season 1. Pastinya pada tau 'kan, ya?

"Geh, mulai lagi narsisnya." Ucap Nakamura

"Koro-sensei, perlu kau tahu jika narsis adalah penyakit berbahaya yang perlu disembuhkan," ujar Fuwa.

"Tidak ada sumber yang menyebutkan jika narsis adalah penyakit Fuwa-san!!" Ucap Nagisa dan Kayano dengan sedikit berteriak.

Fuwa menoleh, lalu mengucapkan, "hmm? Dari komik beda negara yang kemarin-kemarin kubaca di dunia kita dulu, narsis itu termasuk penyakit, lo."

"Sudah! Jangan membahas itu lagi. Sekarang mulai lah untuk serius!" tegur Karasuma.

Dan setelah itu, baik murid kelas pembunuhan dan ketiga gurunya. Mereka mulai mendiskusikan tentang pengurangan misi, kegiatan yang akan dilakukan, dan hal-hal lainnya yang memang perlu untuk dibahas.

••••

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Warning :

Fanfiction, Crossover, Out of Character, Assassin, Hero, Action, Typo, etc.
.
.

Original Story by Yukaellroux

.

~ Happy Reading ~

.
.
.

All Might dan kelas A mulai keluar dari ruang monitor tempat dimana mereka mengamati jalannya latihan di arena pertempuran.

Setelah selesai memberi kritikan dan saran pada setiap tim yang sudah berhasil menjalankan latih tanding. All Might dan kelas A keluar dari ruangan yang beberapa waktu lalu mereka tempati.

"Semuanya, kerja yang bagus!!" seru All Might.

"Selain Midoriya, tak ada lagi yang terluka! Juga tak ada yang menaruh dendam! Untuk latihan pertama, kalian benar-benar luar biasa!!" lanjut All Might.

Pahlawan dengan simbol kedamaian sekaligus seseorang yang baru saja menjabat sebagai salah-satu guru di sekolah Yuuei itu berbalik dan berjalan pergi menjauhi murid-muridnya.

"Sungguh cara mengajar yang jujur, beda banget dengan Aizawa-sensei ... Tapi bagiku, agak sedikit antiklimaks ..." ucap seseorang dari kelas A.

"Cara mengajar jujur juga termasuk 'kebebasan' seorang pahlawan di kampus ini! Nah, sekarang, penjelasanku barusan akan kusampaikan pada young Midoriya! Ganti baju dan kembalilah ke kelas kalian!!"

Setelah mengucapkan hal itu. All Might si pahlawan no. 1 itu segera berlari dengan cepat. Mengundang kekaguman dari anak di kelas A.

"... ? Wow, dia buru-buru banget ... All Might memang keren ... " ujar Mineta.

All Might, yang saat ini sedang berlari, menyempatkan diri untuk menoleh pada Bakugou. Ia terus berlari, dan berucap secara internal, 'My boy, Bakugou ... Kepercayaan dirimu terlalu menggumpal ...

Secara tak sadar, bayang-bayang Bakugou yang sedang menunduk di antara siswa mulai muncul di pikiran All Might. Pahlawan simbol kedamaian itu tahu jika anak yang selalu berteriak akan menjadi hero terkuat itu sedang menahan gejolak emosinya.

Hati yang menggumpal itulah yang sangat rapuh! Sebagai guru, aku seharusnya langsung memberinya nasehat! Tapi untuk saat ini ...'

"Waktuku sudah hampir habis! Sial!!"

— Assassin Or Hero —

Pada saat All Might sudah menghilang dari jarak pandang kelas A. Secara tiba-tiba kelas pembunuhan yang sedang berada di atas gedung yang memiliki satu lantai bertemu dengan kelas A. Membuat kedua kelas tersebut bertatapan dengan tak sengaja.

"Are? Rupanya suara bising pertempuran tadi karena latihan kalian ya?" ujar Sugino sambil melompat dari gedung ke tempat kelas A berdiri, diikuti dengan beberapa teman-temannya.

Bagi sebagian murid yang belajar di Yuuei, bertemu dengan kelas khusus adalah sebuah hal yang membanggakan. Begitu pun dengan sebagian kelas 1 A. Saat ini, jantung mereka berdetak kencang karena pertemuan yang tak disengaja ini. Senyum mereka mulai merekah.

Terdengar menggelikan memang. Tapi bagi mereka, semua murid di kelas khusus sudah seperti pahlawan pro yang patut disegani.

Identitas mereka yang dirahasiakan, lalu kelas yang mempunyai kesan misterius. Walaupun mereka tak tahu keunikan yang dimiliki murid dari kelas pembunuhan dan hal lainnya selain dari nama mereka. Mereka masih tetap merasa segan pada kelas itu.

Orang luar yang tak bisa merasakan aura seseorang akan beranggapan jika murid kelas khusus adalah murid yang masih dalam tahap belajar dan sama seperti remaja lainnya yang baru memasuki SMA. Tapi tidak dengan mereka.

Kelas 1 A adalah kelas dengan prodi Pahlawan. Mereka adalah sekumpulan murid yang suatu saat akan menjadi seorang pro hero. Sekali pun mereka baru saja masuk ke sekolah pahlawan ini. Mereka masih bisa merasakan aura seseorang.

Dan hawa veteran yang mereka rasakan dari murid kelas khusus tak bisa membohongi mereka.

Hanya dengan merasakannya saja. Kelas 1 A mengetahui jika kelas khusus adalah kelas yang berisi murid yang sudah benar-benar terlatih. Dan dengan hal itu saja, ambisi kuat mulai menghampiri mereka.

Termasuk seorang laki-laki yang memiliki keunikan ledakan.

Keterkejutan akibat teman masa kecilnya (Deku) yang menyembunyikan quirk-Nya masih belum mereda. Ia merasa diremehkan, ia kesal setengah mati. Dan perasaan kesal yang ia rasakan itu semakin kuat kala ia mendengar rumor sekaligus fakta yang diberitahukan wali kelasnya tentang kelas khusus.

Ia terus berpikir untuk menjadi semakin kuat agar bisa berdiri di puncak melampaui teman pecundangnya itu, sekaligus pendatang baru yang sukses membuatnya merasa dikalahkan.

Bakugou benci mengakuinya. Tapi ia tak bisa menyangkal jika dalam aspek tertentu, murid di kelas khusus jauh lebih kuat dan lebih berpengalaman darinya. Karena hal itu, hasrat dan ambisi akan kemenangan dan untuk semakin kuat agar menjadi pahlawan no. 1 meningkat drastis.

Kembali lagi pada kelas A dan kelas pembunuhan yang sedang berhadapan.

"Kalian sedang melakukan pelatihan jenis apa?" tanya Kirishima dengan antusias.

Isogai menjawab, "Kami sedang melatih kemampuan parkour kami."

"Tanpa quirk dan alat bantuan apapun?" Hagakure, manusia dengan keunikan tembus pandang— bertanya.

"Yap!"

Decakan kagum terdengar. "Kalian jantan sekali!!" komentar Kirishima.

Setelah mendengar kalimat yang dilontarkan Kirishima, Isogai tertawa canggung. "Ahahaha, terimakasih. Ah, kami akan melanjutkan latihan kami. Sampai jumpa."

Setelah berpamitan, kelas 3 E mulai melanjutkan latihan mereka yang tadi sempat tertunda.

"Wah, mereka hebat sekali. Bisa melakukan itu tanpa quirk dan alat." Puji Uraraka.

Sehabis melakukan latih tanding yang melelahkan dan sedikit berbincang dengan kelas khusus. Bukannya pergi untuk beristirahat, kelas A malah memperhatikan kelas khusus yang sedang berlatih.

Mereka merasa, akan sia sia jika mereka langsung pergi tanpa melihat pelatihan kelas khusus.

Ke dua puluh murid yang seharusnya pergi ke kelas sedang duduk santai di permukaan kotor. Mereka mengamati kelas khusus, yang kini sedang melakukan latihan parkour di gedung yang cukup tinggi untuk diloncati.

Sesekali mereka melihat salah satu dari kelas khusus yang akan terjatuh. Merasa terkejut? Ya. Mereka berpikir, jika orang yang akan terjatuh pasti akan merasakan kesakitan.

Walau begitu, mereka bernapas lega, saat makhluk kuning mengawasi, dan menyelamatkan murid kelas khusus yang akan terjatuh.

••••

"Yo, anak kelas pembunuhan," sapa Hawks pada murid kelas khusus yang kini sedang berlatih di ruang praktik A*.

*A/n : tempat yang sering dipake latihan di UA. Saya gatau namanya, soalnya saya nonton ulang anime bnha baru season 2 aja—

—karena itu, soal penamaan tempat latihan. Saya pake penamaan 'ruang praktik A', 'ruang praktik B', dan seterusnya. Kalo kalian tau nama dari setiap tempat latihan anak yuuei, tolong komen ya. Atau emang gada namanya ya?

Hawks yang tadi menyapa kelas 3 E dari udara mulai turun dan menghampiri mereka yang sedang beristirahat.

"Yo, burung." sapa Terasaka.

"Terasaka-kun, itu sangat tidak sopan!" tegur Kurahashi.

Hawks mengabaikan itu, dan mulai mengucapkan sesuatu yang menjadi tujuannya datang kesini.

"Apa aku mengganggu waktu istirahat kalian? Maaf kalau begitu. Tapi ada sesuatu yang harus kusampaikan pada kalian."

"Sesuatu?" tanya Sugaya.

"Ya. Fasilitas yang kalian minta seperti kamar dan ruang kerja pribadi, gym, laboratorium, ruang komputer, ruang teknisi, beserta hal lainnya sudah selesai di bangun sesuai dengan keinginan kalian." jelas Hawks.

"Karasuma-san, Irina-san, dan Koro-san sudah ada disana. Mereka juga memintaku memberitahu kalian untuk datang kesana." lanjutnya.

Mendengar penjelasan Hawks. Murid-murid kelas pembunuhan kecuali Karma dan Itona menampilkan wajah tercengang.

Hawks bingung dengan reaksi yang ditunjukan oleh kelas 3 E. Apa fasilitas yang disebutkannya tadi terlalu mewah, sehingga membuat reaksi mereka menjadi di luar dugaan? Padahal mereka sendiri yang meminta sampai membuat desainnya sendiri.

"Kenapa kalian terkejut seperti itu? Apa ini terlalu mewah? Kupikir ini terlalu kecil untuk kalian yang bahkan mendesain bangunan dan tata letaknya dengan begitu detail."

Tidak ... Tidak ...

Bukan tercengang karena perkataan Hawks tentang fasilitas yang disebutkan. Mereka hanya terkejut, sampai merasa jika ada aliran listrik yang menyengat mereka.

Koro-san?

Entah kenapa ... ini, terdengar aneh. Padahal mereka sendiri yang membuat nama itu.

"T, tidak. Kami hanya merasa aneh, jika ada yang memanggil guru kami dengan Koro-san," ucap Isogai.

"Eh?! Kenapa?!" tanya Hawks terkejut.

"Yaa~ Mengingat kami lebih sering mendengar orang lain menyebutnya dengan panggilan Koro-sensei, Hei, dan Gurita. Jadi, kami, merasa sedikit asing." ujar Mimura.

"Ini benar-benar mengejutkanku. Kalian terkejut hanya karena aku memanggilnya Koro-san?! Bukannya Koro adalah nama dari manusia gurita itu? Kenapa kalian merasa aneh."

Ekpresi yang ditunjukan oleh sebagian murid mulai berubah menjadi kaku. Bingung harus mengatakan apa.

"Sejujurnya baik kami dan guru yang selama ini mengajar kami tak tahu nama asli Koro-sensei. Nama Koro pun dibuat oleh Kayano dari singkatan Korosanai, karena dia tak bisa dibunuh." jelas Okano.

"Hm! Hm! Mengingat itu aku jadi sedikit nostalgia. Kalian juga 'kan?" ucap Kayano.

"Ya, aku jadi teringat hari dimana bulan hancur dan bom yang menewaskan keluarga kita karena Koro-sensei. Itu tahun yang paling membuat kita benar-benar terpuruk."

"Tunggu?! Pelakunya Korosanai-san?!" tanya Hawk dengan terkejut.

'Korosanai-san ...'

"Hmm~" ujar Nagisa membenarkan.

"Dan karena kejadian itu, kita malah ditugaskan untuk membunuh Koro-sensei," kata Okajima.

Uso! Korosanai-san adalah pelaku dari hancurnya bulan dan tragedi bom yang menewaskan keluarga mereka? Ah~ Aku benar-benar bersyukur karena mereka semua ada di pihak kami, jika mereka sampai berpihak pada penjahat, aku tak bisa membayangkan apa kami sanggup melawannya. Walau begitu, mereka mengucapkan hal itu dengan mudahnya, seolah-olah tak ada luka yang mereka rasakan. Aku yakin kondisi mereka tidak buruk, tapi ...

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Hawks memastikan.

"Selama diantara kami semua dan para guru tak terluka. Kami akan selalu baik-baik saja," ujar Maehara.

"Dan jika diantara kalian terluka?"

"Kau bodoh?! Tentu saja kami akan menghancurkan orang yang menyebabkan hal itu, tak peduli siapapun mereka," ujar Karma dengan dingin.

Dan setelah perbincangan singkat, mereka semua pergi ke tempat tujuan mereka dengan suasana dingin dan mencekam.

••••

2000 kata gak tuh, ini chapter pertama di cerita ini yang isinya lumayan panjang loh ges.

Puji aku cepat.ga

Btw gais, gatau kenapa yak, akhir-akhir ini kepikiran mo bikin cerita Crossover antara tokyo dendam sama sekolah dukun. Aneh gak si?

Mo otw bikin sih, tapi isi cerita yang saya pikirin gatau kenapa konyol semua.

Atau bikin tokyo dendam x Oc aja yak?

Dahlah sekarang fokus cerita ini dulu aja.

Sekedar pemberitahuan gengs ;

Fasilitas yang dibangun sama pemerintah buat kelas 3 E itu menurut saya gak mewah loh ya. Walau buat kelas yang nanti bakal ngunjungin mereka ngerasa kagum.

Kenapa? Bikos ini cuma permulaan aja. Nanti kelas 3 E bakal punya aset yang jauh lebih mewah dan em apa ya, pokoknya jauh lebih dari ini lah.

Ya walau saya tunjukin di cerita yang bakal saya buat nanti sih.

Mwehe, spoiler sekaligus promosi gapapa kali yak.

Nantikan chapter selanjutnya, dan jangan lupa kasih bintang dan komen sebanyak-banyaknya.

.
.
.
.

©Yukaellroux
~ 17 Juni 2021 ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro