Assassin Or Hero | 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Siang hari, pukul 12.50, di kelas 1 A.

"Untuk skill skill dasar kepahlawanan yang akan kita pelajari hari ini ...

Sudah dipastikan bahwa hari ini kalian akan dibagi menjadi tiga tim, yang akan di pimpin oleh aku, All Might, dan satu orang yang lain lagi." jelas Aizawa selaku wali kelas dari kelas 1 A.

'Sudah diputuskan ...? Mungkin ini pelajaran spesial.' seru Midoriya secara internal.

"Sensei! Apa yang akan kami lakukan?!" tanya Sero dengan sedikit berteriak.

"Jadilah pahlawan yang dibutuhkan semua orang, dimana ia akan selalu sigap terhadap banjir atau bencana yang lain—

—Inilah latihan penyelamatan!!" Aizawa menjelaskan.

Tok .. Tok ..

"Aizawa-san?" Isogai masuk ke dalam kelas 1 A.

"Isogai? Ada apa?" tanya Aizawa.

"Aizawa-san, kudengar kelas 1 A akan melakukan latihan penyelamatan di gedung USJ? Apa tak masalah jika kami, kelas khusus bergabung dengan kelas 1 A. Kami akan melakukan pengamatan lokasi untuk misi pembunuhan Koro-sensei."

"Selagi tidak mengganggu latihan kelas ini, kurasa tak masalah," balas Aizawa.

Isogai mengangguk, lalu pergi keluar meninggalkan murid kelas 1 A yang terkejut dengan mata yang melebar.

••••

Disclaimer :
.
Ansatsu Kyoushitsu by Yusei Matsui
.
Boku no Hero Academia by Kohei Horikoshi
.
Warning :

Fanfiction, Crossover, Out of Character, Assassin, Hero, Action, Typo, etc.
.
.

Original Story by Yukaellroux

.

~ Happy Reading ~

.
.
.

"Latihan penyelamatan ...? Kali ini, sepertinya sulit, ya ..." ucap si quirk elektrifikasi.

"Tepat!" balas si gadis berkulit pink.

Laki-laki bersurai merah yang memiliki keunikan 'pengerasan' membuka suara dengan semangat. "Ayolah, bodoh!! Pekerjaan pahlawan memang yang seperti ini, 'kan? Aku saja jadi berdebar!!".

"Kalau banjir, maka itu adalah lingkungan kekuasaanku, -kero," si gadis katak membeo.

Di detik-detik saat kelas 1 A sibuk dengan obrolan masing-masing tentang informasi yang disampaikan oleh Aizawa. Ketukan pintu terdengar, membuat perhatian Aizawa teralikan.

Mendapati sang ketua murid kelas khusus. Aizawa meredam keinginannya untuk menghentikan kebisingan yang dibuat anak didiknya.

Isogai mengatakan maksud dari kedatangannya. Meminta izin untuk berbagi tempat yang akan mereka pakai untuk berlatih.

"... Kami akan melakukan pengamatan lokasi untuk misi pembunuhan Koro-sensei."

Saat Isogai menyelesaikan ucapannya. Kelas yang tadinya dipenuhi kebisingan sekarang diisi dengan keheningan.

Dengan tidak sadar mereka mengawasi guru dan sang ketua kelas pembunuhan dengan serius. Hingga saat Isogai keluar ...

"SENSEI!! JELASKAN PADA KAMI APA MAKSUD DARI MISI PEMBUNUHAN YANG DIUCAPKAN LAKI-LAKI IKEMEN ITU!!"

Teriak beberapa anak di kelas 1 A.

Dan setelah itu, Aizawa mengaktifkan quirknya dan membuat seluruh murid di kelas terdiam.

"Lupakan saja apa yang kalian dengar dari percakapan kami. Masih belum waktunya untuk kalian mengetahuinya. Haahh ...

Aizawa menghela napas

Selagi berbicara dengan Isogai, aku mendengar percakapan kalian. Karena itu aku ingin bilang jika kalian tidak boleh sombong dulu.

"Seperti yang pernah kubilang, ini semua tergantung apakah kalian memakai kostum kalian atau tidak. Beberapa dari kostum mungkin saja tidak cocok dengan tugas atau lingkungan kali ini.

Area latihannya lumayan jauh, jadi kita kesana naik bus. Itu saja, cepat bersiap-siap."

Midoriya yang mendengarkan ucapan Aizawa dengan seksama berseru secara internal. 'Latihan penyelamatan ...!! Ini adalah latihan untuk mencapai impianku ... demi menjadi pahlawan papan atas!!! Aku akan berjuang!!!'

— Assassin Or Hero —

Dengan pakaian pahlawan, anak kelas 1 A berjalan menuju bus dengan semangat. Sedikit berbincang-bincang dan berdiskusi tentang apa yang terjadi selanjutnya di gedung tempat mereka akan berlatih.

"Hm hm~" senandung Uraraka sambil berjalan. Ia menoleh pada Midoriya, dan membuka mulutnya. "Deku-kun, kok kamu pakai pakaian olahraga?" tanya Uraraka.

Dengan tubuh yang mendadak menjadi sedikit kaku, Midoriya menjawab. "Kostumku sobek sejak latihan pertempuran waktu itu ..."

Dia dengan semangat melanjutkan ucapannya. "Tapi saat ini, sedang diperbaiki oleh perusahaan pendukung, kok. Jadi tinggal kutunggu.

Obrolan mereka terhenti kala Iida, sang murid yang kini menjabat sebagai ketua kelas berseru dengan kencang.

Agar semuanya bisa duduk dengan rapi di dalam bus, mohon bentuk dua barisan menurut nomor absensi kalian.

"Iida lagi semangat, ya!"

Di dalam bus

"Ternyata, model busnya malah seperti ini!!!" dengan kepala yang menunduk, Iida berucap dengan frustasi.

Ashido menanggapi, "jadi yang tadi nggak ada gunanya, ya."

Setelah mengucapkan itu, beberapa murid kelas 1 A yang duduk di hadapan mereka tertawa dengan canggung.

Suasana canggung itu tiba-tiba berubah ketika Asui berbicara.

"Hei, Midoriya ... Apapun yang ada di pikiranku selalu kukatakan dengan jujur."

Midoriya yang terkaget, menjawab dengan cepat. "Ah?! Ha'i!! Asui!!"

"Panggil Tsuyu saja." Asui menoleh pada Midoriya. "Quirk-mu itu mengingatkanku pada quirk milik All Might."

"!!!"

Midoriya yang merupakan seorang pewaris dari quirk All For One terkejut atas ucapan Asui. Walau sudah beberapa kali ia mendengar pernyataan yang serupa dengan ucapan Asui, ia tetap merasa tegang, karena pasalnya hal tentang All For One benar-benar dirahasiakan.

"B-B-Begitukah?! Haha, tapi quirk-ku nggak..."

Kirishima yang mendengarkan pembicaraan mereka langsung berseru dengan sedikit kencang. "Tunggu, Asui! All Might sih nggak pernah terluka! Disitulah bedanya!

"Walau aku agak cemburu dengan quirk tipe 'enhancer' sederhanamu itu! Kau bisa melakukan banyak hal dengan itu, ditambah lagi, quirk-mu sangat heboh!" komentar Kirishima.

Lalu Kirishima menambahkan dengan menunjukan keunikan pengerasannya pada lengan kirinya. "Kekuatan 'hardering'-ku tidak begitu buruk dalam bertarung, tapi aku agak benci karena nggak begitu heboh. Yah, menurutku itu quirk yang bagus, sih! Benar-benar quirk yang cocok digunakan pahlawan pro!"

Dengan meletakan wajah di kedua tangannya, Aoyama berbicara. "'Pro', ya ... Tapi, apa kalian tahu, pahlawan juga punya kontes kepopuleran, lho!! Navel laser-ku cukup kuat dan heboh untuk level pro."

Dengan enteng, Ashido meletakan tangannya di pundak Aoyama dan mengucapkan fakta menyakitkan yang membuat pria berkilau itu terdiam.

"Tapi bakal buruk jadinya jika perutmu sampai hancur!"

Salah seorang murid berseru, "kalau soal kuat dan heboh, sih, nggak sah kalau nggak menyebutkan nama Todoroki dan Bakugou!"

Bakugou yang duduk di sebelah Jiro langsung berdecih setelah mendengar itu.

"Bakugou sih selalu marah, jadi nggak bakal populer," celetuk Asui.

Mendengar itu, dengan cepat Bakugou berdiri dan berteriak. "Keparat!! Aku juga akan jadi populer, tahu!!"

Asui menunjuk Bakugou, "lihat, kan?"

Kali ini, Kaminari berbicara. "Padahal baru beberapa saat yang lalu sejak latihan kita diumumkan, dan sikapmu sudah begitu lagi? Ayolah, baumu seperti kotoran yang dibakar di got, tahu."

Bakugou mencengkram dengan erat hingga membuat tubuhnya bergetar. Ia berbicara lagi dengan suara yang keras, "Hah?! Cara bicara macam apa itu?! Kubunuh kau!!"

Tubuh Midoriya bergetar karena adegan yang ada di sebelah kirinya. Ia berseru secara internal "Sulit dipercaya...!! Disini malah Kacchan yang di-bully! Yuuei memang hebat!!"

Yao-momo, sang wakil ketua berkomentar, "pembicaraan yang vulgar!"

"Ahahaha, tapi aku jadi tertawa," ucap Uraraka.

"Semua tenanglah!! Sebentar lagi kita sampai!!" seru Iida.

"Baik!!"

•••••

Untuk cerita yang hampir sebulan ini gak update. Isi chapternya terlalu dikit gak sih.

Ya maapin lah ya.

Saya gak up juga karena ada alasan juga.

Pertama, saya sibuk gais. Dari minggu-minggu lalu, saya udah mulai kerja.

Kedua, saya cape euy. Aslian dah. Bayangkan coba, hampir dua tahun saya rebahan di kasur gegara si mamang covid bikin sekolah jadi onlen. Trus tiba-tiba saya yang bisanya pemalasan sambil menghalu akan kegantengan daddy Yami atau yayang Karma, atau menghalu tentang kesadisan abang sanzu— mulai kerja, jadi banyak gerak, banyak jalan sampe titik dimana mau duduk pun susah.

Wahai para reader yang adalah seorang kaum rebahan nan pecinta kasur. Walau terdengar alay. Kalian harusnya mengerti kan?

Ketiga, seperti yang saya bilang di chapter chapter sebelumnya. Kebanyakan ide yang saya pikirin itu untuk beberapa chapter kedepan. Jadi ya saya stuck ide gais.

Keempat, dan yang paling penting saya males gais. Pulang kerja, mandi, makan, terus maen hp bentar lalu tidur. Oh bukan males deng, tapi sayanya gak banyak pegang hp sekarang. Ya males juga si. Mwehe

Kelima, ini juga penting si. Touch screen hp saya atau apa lah namanya itu— lagi tidak eling gais. Jadi saya rada susah kalo mo ngetik.

Oh btw, kalo kalian tau ff yg seru tentang chara Sanzu, Izana, Chifuyu, Haitani, Baji, Hanma, n Mikey, atau ff tentang tokyo dendam itu sendiri komen ya. Sekalian sama Karma kalo bisa, mwehe. Saya lagi seneng-senengnya sama cerita tentang mereka soalnya.

DAN TAU GAK? SAYA KAGET BANGET. Ini gada hubungannya sama novel ini. Cuma saya kaget, Kawaragi Sanju, yang tadinya kukira bakal jadi husbu ternyata waifu.

Walau saya rada gak percaya karena wajah n rambut sanju pas lagi tawuran n pas lagi mode cwk itu gak sepenuhnya mirip.

Untuk selanjutnya saya bakal usahain buat update cepet. Setidaknya seminggu sekali maybe. Entahlah.

Pokoknya nantikan aja chapter selanjutnya, jangan lupa vote n komen juga gais.

Sankyu

©Yukaellroux
~ 23 Juli 2021 ~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro