D u a p u l u h e m p a t

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

24. Sudah lama

"Makasih ya, Ra." Kenzie mencium kening Kiara dengan sangat lembut.

Cowok itu sudah mandi, rambutnya juga basah. "Aku buatin sarapan ya?" tawar Kenzie.

Kiara mengangguk saja. Setelah mengatakan itu, Kenzie keluar dari dalam kamar.

Sumpah demi apapun Kiara malu jika mengingat kejadian semalam.

Kiara meraih handuknya, melilitkannya pada tubuh, kemudian berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi.

Hanya perlu waktu beberapa menit, setelahnya Kiara keluar dan memilih mengenakan pakaiannya.

Kenzie datang, cowok itu membawa sarapan untuk mereka berdua.

"Ayo makan," ajak Kenzie.

Kiara duduk di lantai beralasan karpet bersama Kenzie. Cowok itu memberikan sarapannya, "Nih."

"Makasih, Kak."

"Kakak lagi," sebal Kenzie.

Kiara tertawa pelan. "Aku makan ya?"

"Iya, itu yang masak Bi Dedeh kok," ujar Kenzie.

Kiara memilih menyantap makanannya. Tangan Kenzie terulur mengusap rambut Kiara, "Habis ini mau pulang ke kontrakan, atau mau di sini dulu?" tanya Kenzie.

"Aku ngikut aja."

"Yaudah, kamu di sini dulu aja, ya? Aku juga kayaknya mau ke bengkel, nanti pulang dari sana aku jemput."

Kiara menganggukkan kepalanya.

***

Kenzie berdiri, cowok itu mengusap keringatnya sendiri.

Di depannya sekarang, Arya, Nakula, dan juga Dewa. Ketiga sahabatnya itu memang langganan di bengkel milik Leo ini.

"Mau ikut gak, Zi? Kita mau ngadain party sebelum ujian. Biar otak gak mumet," ujar Dewa.

Kenzie mendongak, cowok itu menggeleng. "Gue kerja, gue juga nanti sore mau jemput Kiara di rumah."

"Kaku banget lo, Zi. Gak papa dong sekali-sekali. Lo tuh semenjak nikah sama si Kiara udah jarang banget ngumpul tau, gak?" sahut Arya.

Kenzie diam beberapa saat. Benar apa kata Arya. Semenjak menikah, Kenzie sudah jarang atau bahkan tak pernah lagi berkumpul bersama teman-temannya.

"Lo itu masih muda, Zi. Sayang banget masa muda, lo sia-siain gitu aja. Masa kayak gini gak akan keulang dua kali."

Dewa jongkok, cowok itu meraih obeng yang ada di sana, "Emang lo gak capek apa kerja terus? Anak segede lo itu, lagi bebas-bebasnya buat pergi ke mana aja."

Kenzie menghela napasnya. Setelah banyaknya masalah yang ia lewati kemarin, sepertinya tak ada salahnya Kenzie ikut bersama mereka.

"Gue izin dulu sama Kiara."

"Izin? Man, lo aja dulu gak pernah izin sama nyokap Bokap lo," sahut Arya.

Kenzie tertawa pelan, cowok itu mengangguk. "Oke! Gue ikut, sore, malem, atau kapan?"

"Malem ini. Gue tunggu di rumah Arya!"

"Rara ikut?" tanya Kenzie.

"Ikut, dia juga mau bawa temennya. Bisa kali digebet." Arya menaik turunkan alisnya.

Kenzie menggeleng, "Gak minat."

Dewa dan Arya tertawa, keduanya kini memilih naik ke atas motornya. "Gue nyobain motor dulu," ujar Arya.

Mereka berdua langsung menjalankan motornya.

Nakula yang sedaritadi hanya menyimak pembicaraan, kini maju selangkah. "Lo harus hati-hati, Zi. Gue mendadak gak percaya sama mereka berdua."

"Apaan sih, mereka temen kita. Ada-ada aja, lo."

***

Kenzie benar-benar datang malamnya. Cowok itu saat ini sudah duduk di sofa bersama Dewa, Arya, dan juga Nakula.

Keempat remaja itu sibuk memperhatikan orang-orang lainnya yang menari-nari.

"Kenzie, lo dateng?"

Kenzie mendongak, cowok itu mengangguk. "Iya."

Rara, gadis itu datang entah bersama siapa. Namun, Kenzie benar-benar merasa terganggu dengan pakaian yang digunakan gadis itu.

"Untuk merayakan adanya Kenzie di antara kita lagi." Dewa meraih botol alkohol kemudian menuangkannya pada beberapa gelas yang ada di meja.

Kenzie menggeleng, "Gue gak minum."

"Kaku banget lo." Arya menahut.

Kenzie menghela napasnya, cowok itu akhirnya menurut saja.

Bunyi gelas bertabrakan terdengar. Mereka meminumnya dengan satu kali teguk.

Kenzie menyimpan gelasnya. Cowok itu menyandarkan kepalanya pada sofa.

Ia takut Kiara menunggunya, harusnya ia tak perlu menuruti apa kata Dewa dan Arya.

"Oh iya, ini temen gue, namanya Stella."

"Kayak pewangi ruangan aja," sahut Kenzie tak minat.

Nakula tetap mengawasi pergerakan Kenzie. Ia hanya takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak pada sahabatnya itu.

Stella, gadis itu tersenyum. "Nama lo?" tanya Stella pada Kenzie.

Kenzie meliriknya sekilas, "Gue mau ke toilet." Cowok itu beranjak kemudian berlalu pergi meninggalkan teman-temannya.

***

Kenzie keluar dari dalam toilet. Cowok itu mengerutkan alisnya kala melihat seorang gadis tengah dipojokkan oleh lelaki.

Masalahnya bukan itu, tapi si gadis berontak. Bukanikah itu artinya si gadis tak mau?

Kenzie berjalan mendekat, cowok itu menarik bahu cowok itu dari belakang, kemudian menghajarnya.

Bugh!

"Kurang ajar!"

"Maksud lo apa?!" tanya cowok itu nyolot.

"Lo yang apa?"

Gadis itu bersembunyi di belakang Kenzie. "Udah gue bilang sama lo! Gue gak mau jadi pacar lo, gue udah punya pacar!" kata gadis itu.

"Bohong!"

"Gue gak bohong." Ia melirik ke arah Kenzie.

"Ini pacar gue!" ujarnya seraya melingkari lengan Kenzie dengan takut.

Cowok itu terkekeh, "Bohong, gue gak percaya sama omongan lo itu, stella."

Stella menarik kerah Kenzie, gadis itu tanpa pikir panjang, langsung menempelkan bibirnya pada bibir milik Kenzie.

Stella menjauh sedikit, "Bantu gue, please," bisiknya pada Kenzie.

Stella kembali menempelkan bibirnya. Namun, tak hanya menempel.

Kenzie yang bingung, hanya menuruti saja.

Setelahnya, mereka sama-sama menjauhkan wajahnya.

"Bangsat!" ujar cowok itu kemudian pergi meninggalkan Stella dan juga Kenzie.

Kenzie melirik gadis itu. "Kenapa bisa lo ditarik ke sini?"

"Dia yang tiba-tiba narik gue."

"Terus, gak ada yang nolong?" tanya Kenzie.

Stella menggeleng, "Semuanya asik joget. Btw, gue minta maaf soal … tadi."

Kenzie mengedikan bahunya tidak acuh. Stella mengigit bibir bawahnya, "Lo … bisa anter gue pulang?"

Kenzie melirik pakaian yang dikenakan Stella. Cowok itu melepas jaket miliknya. "Pake, gimana lo gak diserang sama cowok gila tadi? Pakaian lo aja mengundang tau gak."

Ia memberikan jaketnya pada Stella, setelah itu, ia pergi meninggalkan Gadis itu.

"Baru kali ini ada orang yang perduli sama pakaian yang gue pake. Biasanya mereka fine aja."

TBC

Tadinya mau ditamatin, tapi berhubung banyak yang minta dibuat agak panjang, akhirnya aku gak jadi tamatin cerita ini. Wkwk

Gimana kesan setelah baca part ini?

Semoga suka ya.

See you!

Jangan lupa follow instagram Octaviany_Indah.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro