Kapal Pesiar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

    kami baru saja sadar memasuki area pantai saat kaca pintu mobil dibuka. Tampak beberapa tanaman jenis kelapa menyambut kedatangan kami dengan sepoi angin yang menyiurkannya.

   Didepan mobil kami, terpampang jelas sebuah tulisan besar berwarna Emas berbunyi: " Selamat Datang Di Pelabuhan Waterlo ". Aku sedikit heran mendengar namanya, karena nama tersebut tidak lazim digunakan di Indonesia.

   Mungkinkah,Kita sedang berada di luar negeri...?. Tapi yang membuatku heran lagi adalah terdapat sebuah kapal pesiar mewah warna putih tengah berlabuh dengan segala kemewahannya membuat siapapun berdecak kagum.

  Kapal pesiar tersebut tidak lain adalah kapal yang akan mengangkut para peserta Hope Selection ke sebuah pulau di Samudra Pasifik. Ku lihat kapal tersebut juga memiliki bangunan seperti gedung bertingkat diatasnya.

  Mobil kami mulai mengurangi kecepatannya saat bersiap untuk berhenti, setelah melewati gerbang besar dengan petugas yang memeriksa identitas sopir.

   Kami hanya tersenyum saat para petugas mengucapkan selamat datang dari balik jendela mobil, Arif dan Edo terlihat sangat senang dengan suasana pantai. Arif dengan kepolosannya mulai memakai cream anti sinar matahari, sedangkan Edo mulai memakai parfum harum yang wanginya terasa hingga ke hidung para bidadari di surga.

" Kita harus memakai ini, bila tidak mau kulit kita terbakar sinar UV matahari " celetuk Arif sembari menunjukan cara mengoleskan cream tersebut kebeberapa bagian tubuhnya.

" Heii..., kita ini mau ke kapal pesiar bukan mau berjemur di pantai " kataku sembari mengejek Arif yang tidak peduli dengan ejekan tersebut.

" Lebih baik kalian pakailah parfum, bau badan kalian seperti bau kambing saja " komentar Edo melihat perilaku kami sembari memamerkan parfumnya.

  Aku dan Arif hanya saling bertatap muka. Kami mulai mencium bau badan yang telah tidak mandi selama beberapa hari ini. Rasanya luar biasa kecut terasa di hidung serta membuat para wanita tentu akan kabur bila menciumnya.

   Edo memberikan kami parfum, aku dan Arif mulai berebut untuk menyemprotkan parfum tersebut dibadan. Namun perebutan tersebut membuat semprotan dari parfum,tersebar memenuhi seluruh ruang di mobil. Hingga membuat kami pusing akibat gas yang dihasilkan parfum sungguh membuat oksigen didalam ruang mobil benar-benar habis.

   Kami mulai berebut untuk menghirup oksigen diluar mobil melalui jendela kecil di mobil. Saat itupula ternyata mobil berhenti dan sang sopir mulai membuka pintu mobil yang kami naiki, dengan perasaan heran dia melihat kami saat berebut mengeluarkan kepala dari dalam mobil melalui jendela mobil.

" Apakah kalian kentut didalam " canda sang sopir dengan ekspresi hampir tertawa.

" Para orang bodoh ini, tak sengaja membuka kotak pandora " jawab Edo dengan ketus sembari melangkah keluar mobil.

   Aku dan Arif juga ikut keluar mobil, walaupun kepala kami masih pusing akibat kekurangan oksigen. Dengan berjalan sempoyongan bak orang mabuk, kami akhirnya disambut oleh seorang pria bule yang memakai seragam pelaut berwarna putih yang terlihat gagah dengen kacamata hitamnya.

" Welcome to my sweet ship... " kata pria bule tersebut yang sepertinya kapten kapal pesiar.

" This ship have name Lonestar Cruise, and I hope you enjoy my facilities in your cabin " kata Pria tersebut yang memiliki nama Smith Houdson tertera pada bet nama.

" Yes sir, I reward your ship and I will say thank you very much for this opportunity " balas Arif dengan aksen Indonesia yang masih kental.

    Pria tersebut tersenyum ramah sembari mempersilahkan kami untuk menaiki kapal pesiar tersebut, dan sebelum kami pergi beberapa pegawai kapal mengemasi barang bawaan yang masih tertinggal di bagasi mobil.

   Seorang wanita yang berparas cantik menghampiri kami. Dia mulai tersenyum ramah sebelum berbicara dan tampak membuat Edo tersipu malu melihatnya.

" Selamat datang di Lonestar Cruise, perkenalkan nama saya Hirume Sayako. Saya akan membimbing anda serta melayani semua kebutuhan yang diperlukan selama di kapal " kata wanita bernama Hirume sembari memberikan salam khas Jepang dengan membungkukkan badan.

" Ahhh... kami jadi tidak enak nih.., lagipula gadis secantik anda seharusnya tidak usah repot mengurus kami " kata Edo dengan pipi kemerahan sembari melihat kecantikan khas wanita Jepang.

  Wanita tersebut hanya tersenyum ramah ketika melihat Edo mulai berusaha merayunya, dan dengan sopan Hirume menjawabnya sembari meminta kami mengikutinya dari belakang.

" Hati hati saat melangkah ditangga, karena terkadang ada orang yang jatuh ke laut saat melewatinya " kata Hirume berusaha bergurau saat kami melewati jalur untuk masuk ke kapal.

" Tak masalah aku jatuh ke laut asalkan bersama nona Hirume, lagipula aku sudah bosan bersama kedua orang bodoh ini " kata Edo masih berusaha merayunya saat aku dan Arif terpesona akan kemegahan kapal.

  Kami sampai di kapal tersebut, dengan segala barang antik  menyambut pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Arif segera terpesona dengan semua vas besar dari dinasti Ming, Aku terpesona melihat  sebuah replika patung Atlas membawa bumi yang berada di sebuah kolam kecil berair jernih dengan ikan koi warna emas yang hidup didalamnya.

" Maaf, simpan kekaguman kalian. Sebab ini hanyalah lobi kecil untuk akses masuk penuh kedalam kapal " kata Hirume sesaat sesudah melihat kami tetlihat melongo menyaksikan arsitektur yang begitu mempesona mata.

" Mari kuantar untuk melihat kamar kalian, sembari melangkah kesana nanti kalian juga akan melihat hal yang lebih menakjubkan daripada sekarang " kata Hirume dengan jas hitamnya memperlihatkan rasa kewibawaan daripada hanya sebagai seorang pesuruh kapal.

  Kami hanya menurut saja, tak mampu berkata apapun adalah hal yang lumrah dilakukan apabila melihat semua kemegahan kapal Lonestar Cruise.

   Kami mulai berjalan melewati lobi yang dibilang kecil oleh Hirume. Terdapat  sebuah tempat lain dibalik lobi yang terlihat seperti hutan tropis dengan kaca dibagian atas sebagai pembatasnya membuat sinar matahari mampu menerobos masuk kedalam ruangan.

" Pohon didalam sana merupakan pohon unggulan hasil penelitian rahasia ilmuwan Hope Selection, dimana mampu menghasilkan oksigen 10 kali lebih banyak daripada tanaman biasa " kata Hirume menjelaskan bak pemandu wisata.

" Berisikan lebih dari 300 spesies tumbuhan langka dari seluruh dunia, sayangnya kita tidak mendapat izin untuk masuk ke hutan tersebut " kata Hirume membuat Arif kecewa setengah mati.

Kami mulai mengamati segala jenis tanaman yang ada dari balik kaca, rasanya mustahil menanam pohon di kapal apalagi pohon langka. Sembari melihat pemandangan hijau tersebut, kembali Hirume menjelaskan tentang ruangan berikutnya.

" Setelah ruangan Hutan, kita akan melihat ruangan seperti kebun binatang " kata Hirume sembari tersenyum melihat kekecewaan Arif.

" Agar lebih cepat menuju kesana lebih baik kita memakai lift pengunjung " usul Hirume kepada kami yang setuju saja atas segala usulannya.

  Kami memasuki lift yang dirancang agar dapat berjalan secara vertikal maupun horizontal, namun anehnya tanpa kabel seperti lift dalam gedung.

  Tak perlu waktu lama, kami telah tiba di sebuah ruangan. Mungkin lebih tepat disebut zona karena ruangan ini lebih luas daripada sekolah kami.

" Inilah kebun binatang Lonestar Cruise, dengan koleksi lengkap dari seluruh dunia. Mustahil kalian akan puas hanya dalam satu hari mengunjungi tempat ini " kata Hirume sembari menyapa seekor orangutan yang melambaikan tangan padanya.

" Heii... teman-teman, bukankah itu adalah Dinosaurus " kata Arif membuat kami terkejut ketika melihat zona lain yang terpisah dari zona kebun binatang pertama.

" Sudah biasa pengunjung pertama begitu, bukan maksudku ingin membuatmu kecewa lagi. Akan tetapi itu hanyalah Hologram canggih 3 dimensi dimana kau bisa menyentuhnya dengan kulitmu, tapi tetap saja ilmuwan kami tidak mau mengambil resiko dengan menaruh Dinosaurus di kapal " kata Hirume menyesal namun tak membuat Arif sedih juga.

"  Apapun itu..., aku sudah bahagia melihat mereka " kata Arif sembari terharu dengan apa yang dilihatnya.

  Hirume tersenyum melihat tingkah laku dari Arif, sedangkan aku dan Edo masih heran dengan segala yang ada dikebun binatang dengan koleksi super lengkap didalamnya.

" Lebih baik kita langsung saja kita lanjutkan perjalanan, lagipula kalian masih terlihat lelah " kata Hirume tidak membuyarkan imajinasi kami soal hewan-hewan di zona tersebut.

  Memang benar bahwa badan kami lelah serta tulang-tulang  terasa sangat ngilu dan pegal. Kami pun setuju dengan usulan Hirume agar tak terlalu cepat melihat suasana disini, lagipula kami datang bukan untuk berwisata.

" Ayo kita lanjutkan perjalanan kita sekarang " ajak Hirume mengarahkan pada lift pengunjung.

Aku mengarahkan Arif yang masih tak mau untuk pergi dari zona tersebut, sedangkan Edo sudah didalam lift bersama Hirume.

" Ayo Arif, besok kita lihat lagi " kataku membujuk Arif yang akhirnya luluh untuk meninggalkan tempat tersebut.

   Perjalanan kami akhirnya berlanjut ke sebuah tempat berwarna hitam akhirnya aku dapat mengetahui zona apakah ini.

  Sebuah zona yang tidak lain adalah replika alam semesta. Tampak kumpulan planet tengah mengitari matahari beserta semua meteor,komet,bulan dan satelit alami maupun buatan. Kemudian Hirume menekan sebuah tombol di remote kecil yang dibawanya.

Terdengar suara yang mirip musik disebuah film...

" Alam semesta kita, mulai terbentuk dari sebuah partikel dengan kerapatan tidak terhingga... " sesaat setelah ada cahaya kecil muncul setelah keadaan gelap total.

" Pada suatu masa, partikel tersebut meledak dengan sangat hebat ke segala arah di seluruh penjuru alam semesta. Peristiwa ini dikenal dengan awal waktu... " diringi suara letusan bak bom yang meledak namun kurasa ini adalah Teori pembentukan alam semesta karya Stephen Hawking.

" Kemudian hasil dari ledakan besar tersebut atau Bigbang, muncullah gas awan yang mengisi hampir tiap sudut dari seluruh alam semesta. Dengan waktu yang panjang muncullah beberapa bintang-bintang yang berasal dari kumpulan awan yang mengumpal... " kemudian muncul asap putih yang sangat banyak disekitar daerah kami namun anehnya tak berbau.

" Salah satu dari bintang tersebut adalah matahari dengan kondisi yang belum stabil, sedangkan planet kita masih berupa zat cair yang panas namun sudah mulai mengumpal... " kami mulai melihat bumi muda yang masih berwarna merah lava.

" Itulah awal terbentuknya alam semesta kita sampai muncullah kehidupan pertama di bumi sekitar 1 miliyar juta tahun yang lalu melalui hewan bersel satu ".

   Seketika suasana terang kembali, Arif tampak takjub melihat semua hal yang terasa begitu nyata. Sedangkan Edo yang biasanya tak acuh sepertinya mulai terlihat menikmati pemandangan alam semesta tersebut.

" Mari kita lanjutkan ke ruangan berikutnya yaitu peradaban awal manusia " ajak Hirume untuk melanjutkan perjalanan.

" Tetapi kita akan berjalan saja, soalnya ruangannya hanya berjarak sekitar satu menit dari sini serta kamar kalian juga akan lebih dekat apabila kita berjalan kaki " kata Hirume membuat kami tidak mengerti dengan keputusannya.

  Terpaksa kami berjalan sesuai perintah dari Hirume, dalam perjalanan kami semua orang diam termasuk Edo yang biasanya cerewet bukan main.

Kami mulai melihat sebuah pintu dari kayu berwarna cokelat tengah menunggu untuk dibuka, dengan spontan Hirume mulai pembicaraan setelah kesunyian suara kami.

" Dipintu itulah jalan pintas menuju kamar kalian, tapi masih ada satu ruangan lagi sebelum ke kamar kalian " kata Hirume membicarakan ruangan peradaban awal manusia.

  Kami mendekati pintu tersebut, dan ternyata saat dibuka hanya sebuah lorong kecil biasa yang diisi oleh beberapa pintu yang memiliki tulisan kecil di bagian atasnya.

" Nah, aku rasa kalian tinggal memilih pintu mana yang akan kalian buka sekarang " ajak Hirume mempersilahakan untuk memilih pintu mana saja yang disukai oleh masing-masing dari kami.

" Batas waktu kalian 5 menit untuk melihat, sesudah itu aku akan paksa kalian keluar bila tidak mau " tambah Hirume tegas.

  Kami mulai melihat beberapa pintu berbeda yang juga memiliki isi yang berbeda pula, lalu Edo memilih sebuah pintu bertuliskan " Mesir Kuno "
  
" Lihat aku akan bertemu Clopatra di mesir " teriak Edo dengan kegirangan lalu membuka pintu dan masuk kedalamnya.

  Aku dan Arif masih memilih beberapa buah pintu, saat aku mau masuk kesebuah pintu bertuliskan " Yunani kuno " ternyata Arif mendahului sembari berkata dan memohon.

" Maaf, tapi ijinkan aku bertemu Socrates. Kau ambil pintu yang lainnya saja " kata Arif dengan senyum yang tak mungkin kuubah menjadi penyesalan.

  Setelah Arif masuk kedalam ruangan, aku mulai mencari yang lainnya lagi. Sementara Hirume masih tersenyum dipojok ruangan sembari mengeluarkan sebuah hologram dari jamnya.

  Tiba-tiba dengan rasa yang tak percaya aku melihat sebuah tulisan yang sedari kecil selalu muncul di mimpiku, sebuah kota yang merupakan semangatku agar tetap hidup. Bahkan bila nyawaku digandaikan hanya untuk melihat sebuah tanahnya aku mau menyerahkannya.

" Peradaban yang hilang Atlantis "

    Begitu tulisan yang tertera pada atas pintu tersebut, dengan perasaan bahagia yang luar biasa akhirnya kubuka pintu tersebut dan masuk kedalam. Tetapi semua berbeda dari yang kubayangkan, kota Ini hanya menyisakan reruntuhan didalamnya bahkan tak ada seorangpun disini kecuali seorang tua renta yang tengah duduk di tepi pantai. Aku mencoba menyapanya tetapi seperti justru membuat pria tua renta tersebut kaget bukan kepalang.

" Nelas bih naredili... " ucap tua renta tersebut dengan bahasa yang tak kumengerti.

" Ohh tak hmee nal bisa optis fel doral lper domer taos " kata tua renta tampaknya menyuruhku untuk mendekat kepadanya.

  Seketika pula dia tersenyum ramah lalu memberikan sebuah buku jelek berwarna cokelat yang telah ditumbuhi oleh jamur dan mungkin kutu buku.

  Kulihat dan kubuka isinya yang ternyata huruf yang tak pernah aku lihat sebelumnya, namun ia menatap dengan sedu kemudian mengarahkan tangannya pada kepalaku yang ketakutan. Dengan membaca mantra Atlantis yang tak ku ketahui maknanya dia mencekram kepalaku kuat-kuat.

  Pada saat itulah aku merasakan otakku terasa berguncang kemudian semuanya terlihat gelap, yang tersisa hanya beberapa perasaan bergetar disekitar tempatku jatuh pingsan. Ya benar aku memang benar telah kalah dari seorang tua renta yang mungkin gila....

Saat aku sadar kulihat ternyata Hirume berada disisiku tengah mengendong untuk menyelamatkan diriku, entah dari apa tetapi samar aku lihat dia berlari kepintu dimana aku masuk tadi.

Akhirnya kami sampai di lorong tempat awal masuk, dia Hirume terlihat panik namun ternyata Arif dan Edo belum juga kembali dari petualangan mereka sendiri.

" Untunglah kau selamat, apa yang kau pikirkan disana...?. Atlantis merupakan peradaban yang telah hancur akibat suatu kejadian mengerikan, kebetulan kau berada dimasa kehancurannya " jelas Harume dan anehnya jasnya basah oleh air.

" Apa kau melihat seorang laki-laki...? " Tanyaku singkat kepada Harume.

" Kau gila...?, Pulau itu sudah hancur dan akan tenggelam ke dasar laut. Tak ada siapapun yang selamat dari kejadian mengerikan tersebut " jelas Harume dengan nada kesal karena membahayakan diriku sendiri.

  Namun aku masih tak mengerti tentang perihal tua renta diujung pantai Atlantis, apakah ia benar ada?. Lalu dimana buku yang diberikannya kepadaku?. Semua kembali kabur dari pandanganku sesaat aku kemudian aku memilih untuk berbaring menunggu Edo dan Arif kembali dari perjalanannya...

" Kuat bukan sebuah jaminan kita akan menang perang, berani bukan pula jaminan kita akan menang.
Semua adalah tak pasti,satunya-satunya yang pasti adalah kata ini. "
Penulis

Jangan lupa Vote And Comment
Saran Dan kritik sangat penulis harapkan.

Btw maaf bila Chapter sebelumnya pendek.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro