3. Tell about Nayeon

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Habis darimana kamu?" tanya Mama Taehyung —Cho Hara.

Baru menginjak rumah tercintanya, Taehyung langsung mendapat lontaran pertanyaan dari Hara yang sedari tadi mengkhawatirkan keadaan putra sulungnya itu. Ini sudah hampir tengah malam, pukul 22.45 KST, dan untuk Taehyung yang belum genap 20 tahun seharusnya sudah tidur nyenyak di kamar.

Pasalnya, kalau pergi sejak jam 21.00 KST Taehyung masih bisa pergi melalui jrndela kamar dari lantai duanya. Tapi sejak sore dan Arin yang tau kalau Taehyung —kakaknya sedang pergi sejak dia kalah dalam keributan yang tidak terlalu berarti.

"Ke Taman. Kangen mantan," jawab Taehyung enteng.

"Astaga kakak! Mantan mulu yang dipikirin!" heboh Arin.

"Diem! Brisik! Tidur sana," usir Taehyung mengibaskan tangan.

"Arin, ke kamar tidur sekarang. Besok sekolah," titah Hara dan Arin dengan kesal pergi ke kamarnya.

Hara bergantian menatap Taehyung dengan tatapan selidik. "Kamu lagi gak bohongin Mama, kan?"

"Ma, kapan anak sulungmu yang tertampan di sekolahnya ini pernah berbohong? Gak mungkin lah. Mama kan yang Tae sayangi," kata Taehyung mendadak seperti anak manja di depan Hara.

Sejenak Hara terdiam. Bukan sebab tanpa alasan kalau ia bertanya demikian, kemarin saat berjalan kaki di sekitaran kompleks perumahan ada tetangga yang bilang tengah malam dia mendengat suara motor Taehyung melewati rumahnya.

Tentu saja, dia curiga kalau Taehyung itu bisa salah pergaulan. Karena anaknya itu lelaki, pintar, dan kalau sampai salah pergaulan bisa-bisa dia akan terus dipanggil kepala sekolah. Bersyukurnya dia karena sampai sekarang yang dikhawatirkannya tidak terjadi.

Tapi yang Taehyung lakukan malah sebaliknya yanh dipikirkan Mamanya itu.

"Udah, kamu mandi sana. Habis itu langsung tidur, makannya besok aja," ujar Hara mengepuk pundak Taehyung kemudian pergi.

Taehyung menurut. Ia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Ia menghela napas lega, Mamanya tidak terlalu mencurigainya jadi bagus. Itu artinya Taehyung masih bisa berbuat ulah semaunya termasuk pada Arin.

Tubuhnya yang bau karena keringat yang entah darimana tiba-tiba keluar padahal malam hari udaranya cukup dingin. Ia membuka kaosnya dan melemparkannya ke keranjang berisikan baju kotor. Absnya terlihat jelas. Bagi para wanita pasti akan menjerit histeris.

"Emang nggak boleh ya inget mantan? Apa kabar mantanku yang entah dimana sekarang kau berada?"

Satu lagi hal yang perlu kalian tau. Kim Taehyung walaupun sangat nakal di sekolah, tapi dia memiliki kelakuan paling idiot dari keenam temannya yang lain.

Mau tau contohnya? Dia pernah memakai topi gelembung yang terinspirasi dari film Spongebob Squarepants, dan memakainya di acara hari ulang tahun sekolahannya tanpa rasa malu atau takut terhadap orang lain.

Memang antara waras dan tidak anak itu. Tapi, ya begitulah. Keluarga Kim terkadang aneh. Bahkan Taehyung maupun Arin kadang sama idiotnya.

Pernah mereka bertengkar hingga persediaan tepung terigu untuk dua bulan habis dalam satu jam hanya untuk melemparkan bola tepung pada satu sama lain. Ibu mereka sampai menghukum membersihkan satu halaman belakang yang penuh dengan tepung hingga ke kolam renang juga.

Abaikan saja. Kalau dipikirkan kalian akan gila.

✘✘✘

"Tae, lo ada buku biologi, gak?"

Taehyung yang sedang duduk nikmat di bangkunya langsung teralihkan perhatiannya. Ia menoleh ke arah Jimin yang tengah memasang wajah puppy eyes yang justru ditatap geli olehnya.

Wajah Taehyung langsung menjauh sesaat karena takut kalau Jimin berubah menjadi gay.

"Sok imut lo! Ada, tapi di rumah. Pulang sekolah aja sekalian kita main PS di rumah gue," kata Taehyung.

"Oke, sip. Nanti ajak si Jungkook juga ya? Kan enak kalau kita bertiga main, jadi tanbah seru aja gitu. Kalau Yoongi, Hoseok, Namjoon, dan Seokjin lagi ada keperluan. Gak tau tuh keperluan apa katanya sih, khusus orang dewasa. Ck, dasar udah tua," jelas Jimin panjang lebar sampai lidahnya agak kelu. 

Taehyung tertawa agak remeh. "Biarin aja lah mereka. Gue tau mereka sebenernya mau belajar soalnya nilaii mereka anjlok. Biarlah, itu penderitaan mereka yang nilainya kaya telor asin."

"Gue tau lo tuh pinter. Tapi nggak udah sok juga kali,” cibir Jimin.

Taehyung tertawa renyah. Ia sangat suka ketika menyombongkan diri di depan pria bantet itu. Ia tau kalau Jimin bodoh di mata pelajaran terutama bagian menghitung.

"Sialan lo! Gue lupa sesuatu deh jadinya!" Taehyung menepuk jidatnya refleks.

Jimin tidak paham. "Lupa apaan?"

"Gue mau beli coklat. Bentar lagi kan valentine day's. Biasa lah. Gue nyari inceran anak sini. Tetangga juga boleh," kelakarnya.

"Dasar nih bocah. Udah setahun lebih  disini kagak ada yang cocok atau ginana? Lo pasti udah liat muka anak-anak sini juga," jengah Jimin.

“Tipe yang gue cari kan susah. Nyari yang setia tuh kayak cari emas diantara sampah, sekalinya dapet belum tentu lo suka. Emang lo mau?"

"Gak lah."

"Makanya, gue mau cari yang sesuai tipe."

"Kalau mereka belum tau sifat idiotnya lo. Kalau udah bakal nyesel dah," Jimin menyemirkkan sudut bibirnya.

"Buktinya mantan gue yang itu aja setia kok," balas Taehyung enteng.

Jimin tidak bisa menhan diri untuk benar-benar menonyor kepala kawan yang memang rada-rada gimana gitu. Akibat toyoran tersebut, kepala Taehyung tidak sengaja membentur dinding di sampingnya.

Sakit coy, kalau Jimin yanh noyor itu kenceng masalahnya.

“Setia pala mu peang. Udah mantan woy! Ya berarti kagak setia. Lo lagian mau aja dibodoin dia.”

"Sakit bego! Mana gue tau, kan juga namanya cinta. Cinta itu buta," belanya sambil mengusap bagin kepalanya yang sakit.

“Oh ya, Jungkook lagi di UKS. Dia sakit perut gegara makan ramen lima porsi super pedes.”

“Buset tuh anak. Pantesan nggak nongol. Gue kira tuh anak ilang atau diculik.”

“Kagak lah! Paling yang ada penculiknya ngembaliin lagi soalnya pasti dia nyusahin penculiknya.”

“Bener juga sih..  Ya udah! Gue mau ke UKS dulu ya. Min, kalo lo lihat Namjoon bilangin ya, gue mau pesen PS4. Kalo dia nitip suruh nelpon gue.”

“Ya.. Yaa..”

Taehyung bergegas meninggalkan kelas untuk menemui Jungkook yang berada di UKS milik Sekolah. Sampai disana ia melihat Jungkook yang sedang meringkuk di atas ranjang UKS dengan kesakitan sambil memegang perutnya.

Ada perawat UKS juga sih di sana, tapi sepertinya Jungkook membuat susah perawatnya. Buktinya, perawat bernama Oh Yoora itu tengah menatap Jungkook dengan sungkannya.

“Kook, lo beneran makan ramen lima porsi semalem?” Jungkook mengangguk dengan keadaan masih kesakitan. Taehyung kaget.

“Astaga! Nih bocah! Dasar emang lo tuh bandel banget. Udah tau lambung lo nggak bisa makan pedes banget lo nekat sampe lima porsi,” ucap Taehyung ala ibu-ibu yang sedang menasehati. Hal itu membuat Jungkook pusing mendengarnya.

Baru saja diceramahi satu jam oleh perawat UKS, ini ditambah lagi dengan Taehyung. Sungguh ia bisa gila!

Ia tidak mau marah-marah lagi karena suaranya sudah habis untuk berbalik mengomeli perawat tadi yang sama sekali tidak profesional menurutnya.

“Lo nggak usah bilangin disaat gue sekarat gini. Mending doa'in biar sembuh, lo malah kaya perawat UKS,” timpal Jungkook dengan kesal.

Taehyung terkekeh. Menceramahi dan menggoda Jungkook juga merupakan hal yang menyenangkan disamping membully dan menggoda Jimin.

“Oh ya. Lo bilang di SMS nemu kartu pelajar gitu. Terus sama apa?”

“Obat. Gak tau itu obat apa, tapi kaya obat penyakit pernapasan gitu. Atau kalau gak pencernaan. Ya gitu deh!”

“Oke. Oke. Itu dimana? Obatnya maksud gue. Kemarin tetangga gue ada yang kehilangan obat. Kayanya itu deh.”

“Di tas. Ya udahlah! Lo pergi gih, entar ribut mulu yang ada sama lo.”

“Sip. Lo ngusir gue. Oke gue pergi. Bye!”

Taehyung melangkah keluar dari UKS menuju ke kelasnya lagi. Begitu sampai disana ada Jimin yang masih menempel di bangkunya.

“Udah? Cepet amat,” kata Jimin heran.

“Kkkk.. Diusir si Kookie gue gegara ngebacotin dia,” kata Taehyung terkekeh.

“Ya, lo mah kebiasaan. Udah tau tuh anak anti banget digodain sama dibacotin,” kata Jimin.

Taehyung menuju ke meja Jungkook yang ada di sebelah Jimin. Jimin bingung apa yang Taehyung lakukan dengan tas milik si 'Gigi kelinci' itu.

“Ngapain lo?”

“Ambil barang yang Kookie nemu di perumahan gue.”

Jimin hanya ber-oh ria. Dan setelah Taehyung mendapatkannya ia segera meletakannya di tasnya. Pertama adalah kantong plastik berisi obat-obatan. Ketika hendak menaruk kartu pelajar yang ditemukan Jungkook, Jimin mencegahnya.

“Bentar, itu punya siapa?” tanya Jimin sambil menunjuk ke arah kartu tersebut.

“Tetangga gue.” jawab Taehyung.

Jimin mengambilnya dengan cepat. Ia tersenyum saat melihat wajah yang ada disana. Begitu cantik walau dengan sorot mata yang kosong menurutnya.

“Cantik. Tapi kayanya tetangga lo ngga ada yang gini deh. Perasaan isinya kakek-kakek jompo yang udah manula.”

“Dia baru pindah. Katanya obatnya ilang, dan begitu gue baca sms Jungkook kalau dia nemu obat jadi gue ambil darinya.”

“Oh. Namanya... Im Nayeon? Bagus juga.”

“Cantik orangnya. Tapi buta sayangnya.”

“Hah?!” Jimin melebarkan pupil matanya setelah mendengar kalimat Taehyung yang terakhir. “Serius lo?” Taehyung mengangguk.

“Cantik gini sayang banget lo. Kapan-kapan ajakin gue kenalan ya sama dia.”

“Iya!”

Dan begitulah. Setelah itu Taehyung menceritakan awal mereka bertemu di tempat yang tak terduga. Jimin mendengarkan dengan seksama. Ia semakin penasaran dengan sosok 'Nayeon' secara langsung.


Akan diterbitkan
Untuk Kpopwriting Event oleh alydwxx08

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro