70 - all shall fade away

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Solar langsung bergegas kembali ke agensi segera setelah mendengar berita bahwa Taufan telah mengkhianati agensi. Berkali-kali ia berusaha menghubungi sang mentor namun panggilannya tak pernah bisa sampai.

Ia sangat frustasi. Tentu saja, ia tidak percaya dengan omongan para anggota agensi tentang Taufan yang berkhianat untuk berpartisipasi dengan organisasi jahat yang lebih menguntungkan. Omong kosong seperti itu tak akan mempan padanya. Ia tahu betul bagaimana sang kakak membanting tulang untuk agensi sialan ini, dan itu pun tanpa dibayar dengan pantas.

Saat ia sampai di agensi, benar saja. Sangat berantakan. Hanya fasilitas kesehatan yang tidak hancur. Mungkin alasannya karena Whoosh.co tidak menciptakan alat-alat kesehatan yang dapat digunakan disitu.

Solar bergegas, ia langsung pergi ke arah gedung S yang kini telah hancur, dan kebetulan, Halilintar, Ice, Gempa dan Blaze sedang berada di depannya.

Walau ia tidak berkepentingan dengan mereka dan hendak melewati mereka, namun Gempa memanggil namanya. "Solar, kau kembali dari misi? Apa kau tidak apa? " Tanyanya dengan ekspresi khawatir.

Solar terpaksa harus bertingkah sopan dan menjawab sang kakak, "iya, apa kau tahu kemana Taufan sekarang?"

"Untuk apa kau bertanya tentang si penghianat itu?" Tanya Halilintar kesal. Manik merahnya menatap tajam Solar.

Solar terdiam dan mengerutkan alisnya. "Apakah sudah dicari tahu kebenarannya?"

"Kebenaran apalagi yang harus dicari? Dia menghancurkan fasilitas whoosh.co di agensi, tentu saja hanya dia yang bisa melakukan itu semua secara bersamaan." Lanjut Halilintar.

Solar terdiam. Memang betul, sudah pasti ini tindakan Taufan. Semua fasilitas buatannya meledak di satu waktu. Jika bukan Taufan yang melakukannya, berarti itu orang lain yang ingin mencoreng reputasinya.

"Apakah dia tidak berpikir bagaimana posisi kita karena pengkhianatan nya?" Gerutu Halilintar kesal. Namun aneh, dia tidak semeledak-ledak biasanya. Seakan ia sendiri sedang berpikiran tentang hal lain.

"Begitukah?" Jawab Solar tak mau berkomunikasi terlalu banyak dengan orang-orang yang hanya bisa menyakiti sang mentor itu.

"Sabarlah dulu Hali." Ucap Gempa berusaha menenangkan.

"Sabar? Tapi Gem, pandangan orang-orang pada kita menjadi aneh! Seakan-akan kita adalah pendosa terburuk!" Komentar Blaze yang berapi-api.

"Pertama kali, huh?" Komentar Solar getir.

Halilintar yang mendengarnya langsung mencengkram kerah Solar. "Apa maksudmu?"

"Aku hanya bertanya. Ini pertama kalinya bukan kalian diperlakukan seperti ini? Mau tahu siapa yang sudah diperlakukan dengan pandangan seperti itu selama ini?" Tanya Solar dengan seringai ketusnya.

"Solar, sudah, jangan membuat situasinya semakin keruh." Komentar Gempa sambil mengerutkan alis.

"Tentu saja adik pertama mu kak Hali. Dia selama ini terus ditatap seperti itu oleh para anggota agensi dan bahkan saudara-saudaranya sendiri" lanjut Solar, tidak menghiraukan peringatan dari Gempa.

Halilintar mendorongnya, namun Solar tak bergeming. "Kenapa? Kesinggung? Benar kan ucapanku?"

"Solar!" Ucap Gempa dengan tegas. "Kau tidak tahu apa-apa." Komentar Gempa dengan nada menggurui.

Solar tertawa sinis, "tidak tahu apa-apa? Siapa? Aku? Atau kalian?" Tanyanya.

"Bukannya kalian yang tidak tahu apa-apa. Bahkan alasan dari tindakan Taufan kali ini pun kalian tidak tahu kan?!" Ucap Solar dengan nada suara yang meninggi sambil menepis tangan Gempa.

Hendak Solar melangkah, namun Fang dan Kaizo yang terlihat baru sampai dengan segera menghampiri Solar.

"Mana Taufan?" Tanya Fang dengan sedikit panik.

Solar yang melihat kepanikan sahabat sang kakaknya itu pun ikut merasakan rasa yang tidak enak. "Akupun masih mencari tahu." Jawabnya.

Kaizo yang sedari tadi terdiam akhirnya membuka mulutnya, "aku tahu ini adalah rahasia yang ia berusaha agar tak ada yang tahu.., tapi sepertinya, ia sedang mengambil misi milik tuan kalian." Ucapnya sambil menunjukan data hologram.

"Ini adalah rahasia antara dia dan agensi, namun.. aku menganggap dia sebagai salah satu dari kawanku. Jadi, aku harap kau bisa menghentikannya sebelum terlambat." Lanjut Kaizo lagi.

Fang menatap sang kakak dengan raut wajah tak percaya, begitu pula dengan para elemental lain yang kini atensinya terfokus dengan apa yang disampaikan oleh Kaizo. "Sebelum..terlambat?" Tanya Blaze.

"Sebelum Boboiboy mati, ia mendapatkan misi rahasia tingkat tinggi dari para petinggi agensi." Jelas Kaizo.

"Kami melarangnya ikut. Hanya Taufan yang-" ucapan Ice terputus.

"Taufan juga menentangnya, namun Boboiboy pada suatu malam tetap berangkat dengan sembunyi-sembunyi. Dan Taufan menyadarinya. Oleh karena itu dia menemani Boboiboy untuk menjamin keselamatannya." Lanjut Kaizo lagi.

Kini ekspresi pucat terlukis di wajah para saudara elemental.

"Misi Boboiboy adalah untuk menyelidiki penculikan dan pembunuhan massal, juga eksperimen illegal mengenai spirit, terutama spirit elemental. Ia tetap bersikeras melanjutkan misi itu adalah karena itu bersangkutan dengan keselamatan kalian para elemental."

"Namun misi itu gagal, walau Taufan sudah menggunakan kekuatannya diluar batas yang menyebabkan kerusakan internal pada tubuhnya, ia tetap gagal melindungi Boboiboy. Selanjutnya kalian tahu kan ceritanya? Ia kembali, turun pangkat, dan ia menjalani berbagai misi ilegal yang diberikan oleh para petinggi.  Lanjut Kaizo.

"A-apa?" Ucap Gempa tak percaya.

"Kami tidak tahu-- dia mengambil misi seperti itu?" Tanyanya.

"Begitulah. Itulah alasan kenapa ia sangat sibuk walaupun bukan agen S." Ucap Kaizo dengan wajah dingin yang memiliki sedikit kemuraman pada ekspresinya.

"Mengambil misi ilegal? Seperti apa?" Gumam Ice dengan manik biru mudanya yang seakan menyala.

"Taufan sadar bahwa aktivitas dari orang yang membunuh Boboiboy sekaligus mengincar kekuatan para elemental masih terus berjalan, oleh karena itu.., dia sedang berusaha menghentikannya." Jelas Kaizo.

Wajah Solar sudah sangat pucat. Mengetahui gerak gerik dan tingkah kakak sekaligus mentornya selama ini, firasatnya buruk. Ia merasa bahwa apapun yang dilakukan oleh sang kakak setelah membuat kekacauan sebesar ini bukanlah hal yang baik.

"Dimana?" Tanya Solar dengan manik silver yang sudah bergetar menahan emosi.

"Dimana dia sekarang?" Tanyanya lagi.

Kaizo menggeleng tak tahu. Sertakan Fang yang sama terkejutnya atas keseluruhan cerita yang barusan ia dengar, kini membuka mulutnya. "Prajurit besi .."

"Kemungkinan besar tempat yang ia kunjungi sekarang ada kaitannya dengan para prajurit besi. Cari tempat yang memanufaktur hal yang serupa--" ucapnya sedikit panik.

"Gopal!" Panggilnya lewat jam hologramnya.

Gopal sepertinya sudah tahu, ia dan suara murungnya menjawab "aku masih mencari titik koordinatnya dari satelit. Saluran komunikasinya di blokir sepenuhnya, jadi aku tak dapat melacak keberadaan dia lewat saluran komunikasi."

"Distrik Djavia, coba cari di sekitar situ." Ucap Fang sertakan Solar sudah bergegas mengambil kunci mobil.

"Titiknya sudah ditemukan. Aku akan segera kesana." Ucap Gopal sambil bergegas menghentikan Solar yang masih dibawah umur untuk mengemudi. "Biar aku yang bawa, aku lebih hafal jalan dibanding kau."

To be continued ...

// Author's note //

Ehehehehhe bagaimana pendapat kalian gaiss?

Keburu ga yaaa? Ngehehehehehhehehehehehehehe

Kalian bingung kah yg ttg bbb ada di tubuh taufan? Kalau bingung, aku jelasin dikit ya

Jadi sebelum bbb mati, jiwanya (sebagai tuan dan pemegang kontrak dari para elemental) dia bisa masuk ke tubuh Taufan (ini gaada yg tahu, mereka kira cuma spirit yg bisa reside di tubuh manusia dan bukan sebaliknya.)

Dulu jaman taufan gila karena makan biskuit yaya, spirir Taufan di masukin dulu ke tubuh BBB sama BBB biar bisa dia ambil kendali.

Jadi spirit elemental di fic ini tuh dulu gapunya form humanoid. Bener2 cuma angin, api, petir dll aja. Nah tapi karena penelitian2 dan eksperimen di agensi, mereka berhasil  ngiket spirit2 elemental itu dalam kontrak ke tubuh anak kecil (Boboiboy)

Kek biasa ya ges, 200 komen dulu ehe

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro