Care

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hai! Sebelummya, Aku mau kasih tau,aku baru aja publish new story ya tentang Jungkook:) bisa di check. Jangan lupa vomment.

☆☆☆☆☆

Gadis itu kini membuka kedua matanya.


Kepalanya terasa sedikit pusing. Kemudian, ia menatap Daniel yang dengan sedang menatapnya juga dengan cemas.

Ini benar-benar yang pertama kalinya, Yoora pingsan sehari dua kali.


"Kau.. Apa kau baik-baik saja?" Daniel masih menatap sepupunya itu dengan cemas.


Dengan cepat, Yoora mengangguk. Meskipun ia merasa pusing, gadis ini tidak ingin ambil ribet.


"Jinjjaeyo?" Daniel memastikan lagi. (Benarkah)

"Eoh. Aku benar-benar tidak apa-apa." Yoora tersenyum.

"Tapi, dimana eomma?" Tanya gadis itu. Seraya menengok sekitar kamarnya. Jika ibunya ada di rumah, tidak mungkin ibunya tidak tahu kalau Yoora pingsan.


"Bibi sedang menginap di rumah temannya, minggu depan ia akan pergi ke Kanada." Ujar Daniel santai.

"Apa? Eomma akan pergi ke Kanada? Minggu depan?" Yoora membulatkan matanya terkejut. Lupakan soal kepalanya yang masih terasa pusing itu.

"Mm." Daniel mengangguk, lalu tersenyum lebar.

"Apa bibi belum memberi tahumu?" Tanya Pria berusia 20 tahun itu.

Yoora menggeleng pelan. "Belum."

"Aigoo.. Aigoo..  Kau tahu, alasan aku pulang kesini itu disuruh bibi, dia mau aku menjagamu selama ia di Kanada nanti."

"Tapi kenapa harus Kanada? Itu.. Iyu terlalu jauh." Yoora menundukan kepalanya. Menatap selimut dengan putus harapan.

"Ada urusan bisnis. Sekalian membantu appamu disana, perusahaan appamu juga sedang bekerja sama dengan perusahaan terbesar di Kanada." Ucap Daniel lagi.

"Aish, ini yang aku tidak suka. Kenapa dia tidak bilang padaku duluan sih, ini menyebalkan." Yoora mengeratkan kepalan tangannya pada selimut tebal yang di pakaikan Daniel untuknya.

"Mungkin, bibi ada alasan sendiri. Kau tidak perlu khawatir, selama kau tidak sendirian, ada aku disini." Daniel menepuk-nepuk dada bidangnya dengan bangga.

Yoora segera menjitak kepala sepupu sekaligus oppanya itu. "Aku tidak akan betah tinggal satu rumah dengan bocah berumur lima tahun ini." Ejek Yoora, seraya menatap Daniel dengan jijik.


"Yak! Apa kau bilang?! Gini-gini juga, banyak wanita yang mau dengan oppamu ini." Daniel lagi-lagi membanggakan dirinya. (Hey)

"Terserah. Eh, tumben.. Kau tidak ke club lagi." Yoora terkekeh.

"Geure, temanku sibuk, dan tidak ada waktu untuk menemaniku ke club." Daniel mengerucutkan bibirnya imut. Menggemaskan. Namun, tetap saja, apapun yang pria ini lakukan. Di mata Yoora, tetap menjijikan.

"Masih minum susu SGM aja sok-sok an ke club." Ejek Yoora lagi.

"Yaa!"


Daniel memasang ekspresi jengkelnya. Tentu saja, mana ada seorang Kang Daniel masih meminum susu untuk anak berumur 3-5 tahun.  Menggelikan.

Tapi, ekspresi itu hanya bertahan sebentar di wajahnya. Mana ada lelaki yang kuat untuk sebal pada gadis se-imut Yoora? jika ada, mungkin mereka tidak bisa melihat.


"Kenapa tiba-tiba mimisan? apa kau sakit?" Sekarang wajah Daniel berubah menjadi cemas, tangannya tergerak untuk memegang dahi gadis di depannya itu.

Tidak mau membuat oppanya cemas, lagi-lagi Yoora menggelengkan kepalanya pelan. Di tambah dengan senyuman yang seolah-olah menunjukan bahwa dia benar-benar tidak apa-apa.

"Dasar bodoh, aku bilang aku tidak apa-apa. Apa kurang keras?" Yoora menjitak kepala Daniel kesal.

Daniel tertawa, menyadari bahwa Yoora memang sudah bilang itu lebih dari sekali. Lalu, ia menguap. Rasa kantuk menyerangnya seketika. tersadar bahwa ia menunggu gadis itu sadar dalam se-jam lebih dua puluh detik. Ia menghitungnya dengan stopwatch.

"Sekarang jam berapa?" Tanya gadis itu, begitu melihat Daniel yang baru saja menguap lebar.

"Setengah tiga dini hari, kenap-"

"APAA?! kenapa kau tidak bilang daritadi? aku harus tidur, karena sekolah, aish." Umpatnya kesal, lalu segera menarik selimut tebal yang menutupi pahanya, hingga menutupi seluruh tubuhnya kecuali pucuk rambutnya. Yoora mencoba untuk tertidur, tanpa mempedulikan Daniel di sampingnya.


---------------


Lelaki bersurai kuning terang itu menatap tas putih dengan gantungan planet di sampingnya. Lalu, ia mengeluarkan ponselnya dan mulai membuka aplikasi Kakao. Untuk apa? tentu saja, untuk mengirim pesan pada Yoora.


Pjimin: Kau dimana?


Setelah mengirim pesan singkat, ia menatap roomchat itu dengan penuh harap, berharap agar Yoora membalasnya dengan cepat.


Dret..dret..


Dan benar saja, gadis itu  membalas pesannya lebih cepat dari perkiraannya.


Baeyoora: Aku di rooftop, ada apa?


Pjimin: Aku kesana sekarang.


Jimin kembali menaruh ponselnya di saku celana seragamnya, dan berjalan menuju rooftop . Beberapa gadis memanggilnya, namun lelaki itu sama sekali tidak peduli.

Pikirannya sudah tertuju pada seseorang, dan akan terus menetap pada seseorang itu.


Kemudian, ia mempercepat langkahnya.


----------


Gadis bersurai cokelat kemerah - merahan itu menatap dua manik mata lelaki di hadapannya. Hari ini, ia terpaksa bolos sekolah, karena harus menuruti keinginan lelaki itu.

"Mianhae, karena aku tidak bisa makan malam dengan orang tuamu,waktu itu."Gadis itu telah memulai sandiwaranya. Karena ia tahu, orang suruhan Jennie sedang mengawasinya sekarang.(maaf)

Jungkook tersenyum lebar, kemudian menggeleng pelan. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan itu.

"Gwenchana, aku mengerti, kau juga punya urusan penting." Jungkook tersenyum lagi, membuat gadis itu mematung untuk sekejap. Senyumannya sangat manis. ( tidak apa-apa)


Ah, tidak.. tidak.. aku hanya bersandiwara.

Tidak lebih dari itu.


"Tapi Jungkook-ahh, kenapa kau terlihat sangat lelah?" Tanya Yaera dengan ekspresi cemasnya, kemudian mengelus pipi lelaki itu lembut.


Sial, aku tidak boleh berlebihan.


Jungkook  menggapai lengan Yaera yang masih mengusap pipinya, Lalu, mengelus punggung lengan gadis itu lembut.


"Aku hanya terlalu banyak berlatih, aku tidak akan lelah jika ada kau." Lagi-lagi Jungkook memasang senyum dengan tulus.



Deg.

..

Deg.

..

Deg.



Tidak, Park Chaeyoung! sadarlah! ada apa dengan jantungmu ini?!



"jika ada aku?" Tanya gadis itu sedikit gugup.


"Mm.. Yaera-yaa, sepertinya aku semakin menyukaimu. Aku harus bagaimana?" Jungkook menurunkan tatapannya, lalu tersenyum tipis.





Karena kau belum tahu aku siapa, Jeon Jungkook.




Dari kejauhan, seseorang memperhatikan mereka berdua, dengan senyum penuh kemenangan.





"Bagus, dia bersandiwara dengan baik." Ujar gadis itu dengan senyum penuh kemenangan.




*****




"Kau menemukannya?" Tanya Jimin, segera menghampiri Yoora.


Yoora tersenyum tipis, begitu melihat lelaki itu berjalan menghampirinya.


"Menemukan apa maksudmu?" Tanya Yoora, kemudian kembali menatap langit pagi hari.

"Bintang." Jawab Jimin yang kemudian ikut menatap langit.

"Ani, ajig. Ini masih pagi hari." Jawab Yoora mengela nafasnya. (tidak, belum)


Jujur saja, kali ini tujuannya ke rooftop adalah untuk mencari udara segar pagi hari dan menenangkan pikirannya. Karena, kepalanya masih terasa pusing. Yoora sendiri tidak tahu, apa yang menyebabkan rasa pusing ini terus berlanjut.


"Kemarin, eommamu tidak marah, kan?" Tanya Jimin yang masih memandang awan pagi ini.


"Tidak, eommaku sedang tidak di rumah. Dan, hanya ada Daniel oppa." Jawab Yoora.

"Lalu?"

"Aku ketahuan, dan kemarin aku mimis--" Dengan cepat, Yoora segera mengatupkan mulutnya.



Tidak, Jimin tidak tahu.


"Kemarin kau apa?" Pandangan Jimin beralih menatap Yoora.

"Ah, maksudku.. kemarin aku langsung tertidur. hehe.." Yoora terkekeh, lalu menggigit bibir bawahnya.


Jimin melihat itu, ia tahu.


Yoora tidak pandai berbohong.


"Geunde, kenapa kau pucat sekali hari ini?" Tanya Jimin yang baru saja melihat bibir Yoora.(tapi)


"Aku..tidak apa-apa"

"Tch, Kau bohong." Jimin mendecak. Ia tahu gadis itu berbohong.

"Aku serius, aku memang tidak apa-apa. Hanya kurang tidur."


"Arraseo, arraseo. Istirahat yang banyak Yoora-ya..Jangan terlalu banyak beraktivitas. Karena aku tidak mau kau sakit. Kau mengerti?" Jimin mengangkat kedua alis matanya, menunggu jawaban dari Yoora.


"Aku mengerti."



"Bagus, aku semakin mencintaimu."






Apa katanya?

Jimin mencintaiku? itu..tidak mungkin.



but, anyway.. he cares about my condition.

I think..



i like you, too.







------------------------------


TO BE CONTINUE.

VOTE AND SPAM COMMENT FOR FAST UPDATE:)

Xx,

Chelsea.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro