Confusion

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Is there love between us?
If it continues like this,
keep any distance for what,
we like each other.
Do not you realize that?




AUTHOR POV




Setelah menutup pintu rooftop keras, Jimin menuruni tangga dengan kesal.

Ia mendengus kesal, emosinya memuncak begitu gadis itu menyuruhnya menjaga jarak.






Kenapa harus jaga jarak? Sekalian saja tidak usah kenal.




Berat juga, akhirnya ia yang menyetujui perkataan Yoora,


begitu berjalan di koridor lantai 2 , Jimin mengubah ekspresi wajahnya, ia terlihat murung namun terlihat kesal juga dalam waktu yang bersamaan.




Kenapa harus murung begitu? Bukankah Yoora hanya mainan, sedangkan disekolah ini, ia bisa mendapatkan mainan yang baru lagi bukan?



Tapi, ia juga tidak menyangka akan berteriak pada gadis itu, Jimin belum pernah berteriak pada siapapun sebelumnya.



"Aish," ia mengacak -acak rambut frustasi, kemudian ia membenturkan pelan kepalanya pada dinding koridor.


"Ya. Park Jimin, kau ini kenapa. Ayolah, masih banyak wanita diluar sana." Jimin bergumam pelan,




Jimin mengukir senyum lebar, menyadari bahwa banyaknya wanita yang bisa ia mainkan itu banyak.







Tapi, aku ingin gadis itu.








Drtt.. Drtt.. Drtt..


"Yeobuseyo?" Jimin mengangkat telepon,

"........"

"Eoh, Yoongi hyung.. "

"........"

"Arraseo, nanti malam aku ke club seperti biasa."

"......."

"Beri tahu aku, jika ada wanita yang lebih menantang,hyung."

"....."

"Eoh,"



Tutt..



Jimin membuang nafas kasar setelah menutup telepon dari seseorang yang disebut 'hyung' olehnya,

Ia membenturkan lagi kepalanya pada dinding koridor, ia memikirkan Yoora, gadis itu terus, dan rasanya memikirkan Yoora tak ada hentinya.



Mau berapa wanita pun ia permainkan, yang paling susah adalah Yoora, yang membuatnya tidak bisa tidur setiap malam adalah Yoora, yang membuatnya cemas adalah Yoora.

Itu tandanya Jimin menyukai Yoora, tapi lelaki itu terus mengelak bahwa ia tidak menyukai gadis aneh itu.


"Jimin- ahh, " Suara lembut itu membuatnya membalikan badan, memastikan siapa yang baru saja memanggilnya.


"Eoh, Jennie-ssi," Jimin senyum tips, melihat gadis dengan rambut cokelat ikal panjang tersenyum padanya.


Jennie menengok samping kiri kanan Jimin, "dimana si mars?" Tanyanya bingung,


"Tidak.. Tau.. "


Jennie mengangguk angguk ngerti, senyumnya terukir penuh kemenangan, seakan peluangnya mendapatkan Jimin akan lebih mudah tanpa Yoora disisinya.

Dengan cepat, Jennie melingkarkan pergelangan tangannya pada lengan kekar Jimin,

"Mau makan bersamaku? Kelas kita sedang jamkos." Nada manja itu keluar dari mulut Jennie.

"Aku sudah makan, "bohongnya,



Jennie mengangguk lemah, ia kecewa dengan jawaban Jimin,


Jimin mengingat sesuatu, dengan cepat ia menatap gadis yang masih melingkarkan tangannya,


"Jennie-ahh." Panggilnya dengan akhiran '-ahh' itu membuat Jennie segera menatapnya penasaran.


"Malam ini, apa kau ada acara?" Jimin berubah menjadi hangat padanya,,


"Aniyo,"



"Mau menemaniku?" Jimin mengelus pipi gadis itu lembut, seolah memintanya untuk menjawab 'ya'

"Aku mau." Jennie menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Jimin, merasakan hangatnya pelukan lelaki itu.






Yoora POV.

"Kau serius?" Gadis itu menunggu jawaban Jungkook, berharap bahwa lelaki itu akan berkata "tidak, aku bercanda, haha"

Jungkook mengangguk semangat,


"Iya, aku serius." Jawab Lelaki itu masih dengan nada semangatnya,

Mood Yoora berubah drastis,ini pertama kalinya ia menyukai seseorang sampai begini,


"Bae Yaera,nama yang indah bukan?" Jungkook menatap Yoora,seolah meminta pendapat gadis itu.

"Mm,"Yoora mengangguk lemah,lalu tersenyum tipis,lebih tepatnya fake smile.





Dia dan aku hanya beda 2 huruf saja,indah darimana.





Lelaki itu terkekeh pelan,biar Yoora tebak. Pasti Yaera melakukan sesuatu yang membuat Jungkook se-bahagia ini seperti orang yang sudah tidak punya akal.


Hidung Yoora memerah, matanya terasa panas,bagaimana bisa Jungkook bahagia sedangkan Yoora sedang bersedih dan berusaha menutupi kesedihannya.


Hari ini, Yoora benar-benar kehilangan dua orang yang telah mengisi kehampaan hidupnya,Jungkook,Jimin. Kenapa mereka harus jadi milik orang lain?









Orang normal seperti mereka,memang tidak pantas dekat dengan orang aneh sepertiku.










Jungkook terkejut,melihat Yoora dengan hidung yang merah,


"Aish,apa kau kedinginan?" Jungkook mengusap rambut Yoora,dengan raut wajah khawatir.

"Ani." Yoora menggeleng lemah,

"Seharusnya kau bilang dari tadi." Jungkook melepas mantel tebal yang dipakainya, kemudian memakaikannya pada Yoora.


Namun,belum sempat dipakaikan mantel,gadis itu menyingkir, ia segera berdiri , "jangan melakukan itu." Yoora tidak ingin perasaannya bertambah pada Jungkook, dengan perilaku manis lelaki itu.

Satu tetes airmata jatuh, setelah itu, Yoora berlari meninggalkan Jungkook.




Iya, lebih baik begini.




Jungkook menatap kosong kepergian gadis itu,


"Kenapa dia menangis?" Jungkook memiringkan kepalanya bingung.









*****



Sekarang, untuk wanita, jangan percaya pada ucapan pria dengan mudah,

Yoora menyadari itu, pertama kali bertemu dengan Jungkook. Lelaki itu berkata "dan kau indah, seperti bintang." Bodohnya, ia terbawa perasaan saat itu, membayangkan bahwa Jungkook adalah teman kecilnya dulu yang sering ia sebut Kookie.



Saat mulai menyukainya
, Yoora sering senyum sendiri, bahkan berani bilng pada Jimin bahwa ia mulai menyukai Jungkook,


Ternyata, lelaki itu hanya sekedar berucap kata "indah" tapi tidak sungguh -sungguh. Meski begitu, ini salah Yoora, mungkin karena baru menyukai seseorang lagi,


Sekarang, Jungkook terlihat seperti menyukai Yaera, atau itu memang benar.


Yoora membuang nafas kasar, jika ada Jinin sekarang, mungkin moodnya tidak akan seburuk ini.





Jimin.


Park Jimin...

naneun nega pil-yohae.






.... ....

Malam ini, pukul 22.00, Jimin pergi menuju club, club yang sudah lama ia tidak kunjungi,

Semenjak bertemu Yoora, Jimin jarang mengunjungi club ini, bahkan sampai tidak peduli jika ada wanita yang ingin di bookingnya.






Ia melangkahkan kaki masuk, menggandeng tangan gadis cantik disampingnya,







Alunan musik DJ menyambut mereka begitu masuk kedalam club yang terkenal di Seoul, banyaknya wanita-wanita seksi yang sedang menaei mengikuti alunan musik DJ.











"Kau ternyata nakal juga,Park Jimin."Bisik Jennie,



Jimin terkekeh, ia memperlihatkan sifat aslinya, sifat nakalnya di malam hari,









Jimin mengedarkan pandangannya,berharap bahwa ia segera menemukan orang yang sedang dicarinya.




Tatapannya terhenti pada sebuah meja bundar di pojok sana, dengan smirk andalannya ia segera menghampiri meja tersebut.











"Hyung," Panggil Jimin, setelah mereka menghampirinya,

"Eoh,kau sudah datang?" Pria dengan kulit putih pucat,layaknya tidaka da darah didalamnya segera berdiri.

"Mm,"


"Dan,siapa ini?" Yoongi terlihat penasaran begitu melihat Jennie disampingnya, digandeng pula.































"Ini, kekasihku."
























To Be Continue,
Vote and comment untuk fast update:)
Jangan lupa follow instagram @ chelseavanmeijr check my new Dance Cover.

Xx,
chelsea.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro