First Kiss

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

It's not that he's changed.
It's just the time that turns like conscious from a dream.


☆☆☆☆

Jimin POV


Aku memainkan sedotan pada Orange Juice yang baru beberapa menit lalu kupesan.

Tidak semangat untuk meneguknya, meskipun aku sedang dalam keadaan haus.


Bae Yoora, gadis itu berbohong padaku, dia menyukai Jungkook,,tapi kenapa kekasihnya malah temannya Yoongi hyung.

Tch, dasar. Diam -diam dia juga suka mempermainkan lelaki rupanya?

"Yaa, Jimin-ssi, kenapa tidak diminum?" Tanya Bangchan,

Aku menggeleng , "tidak haus."

Heechul menengok menatapku,ia mengangkat sebelah alis matanya,seolah tau apa yang ada di dalam pikiranku.


AUTHOR POV.


"Yoora,bagaimana dengan dia?" Tanya Heechul,reflek membuat Bangchan menatapnya heran, lagipula kenapa Heechul tiba-tiba membahas Yoora.


"Baik,"

"Isanghae, biasanya kau selalu mengikutinya kemanapun." Bangchan menggesek dagu dengan jari telunjuknya. (Aneh)

"Dia memintaku untuk menjaga jarak dengannya. Kenapa?" Jimin menatap kedua teman kelasnya itu.

Bangchan dan Heechul membelalakan mata secara bersamaan.

"Apa?"

"Kukira, kau yang memintanya menjauhimu." Ujar Heechul kemudian kembali menyeruput Strawberry Juice kesukaannya.

"Ku kira juga begitu,"Bangchan setuju dengan ucapan teman sebangkunya itu.


Jimin menatap kosong Orange Juice dihadapannya, lelaki itu tidak nafsu terhadap apapun semenjak teman hyung nya itu memanggil Yoora dengan sebutan 'chagi'.

Jimin membenci gadis itu, karena telah membohonginya. Tapi ia juga ingin gadis itu. Jimin bukan tipe orang yang mudah menyerah ketika tidak mendapatkan apa yang dia mau. Tapi...ia akan berusaha sampai mendapatkan apapun yang ia mau. Sampai dapat.

"Kau terlihat murung, begitu berjauhan dengannya." Heechul merengguk Orange Juice milik Jimin, dan segera menyeruputnya.

"Ahgeure?" Jimin mengangkat kedua alisnya. (Benarkah)

"Kau juga mengabaikan Jennie,si Princess kelas." Bangchan menrenggut Orange Juice yang sedang diseruput Heechul,



"Aku tidak tau.. " Jimin menghela nafas.

Kenapa sulit sekali untuk mengartikan perasaannya saat ini, kenapa susah sekali untuk menjelaskan apa yang dirasanya saat ini, ketika ada Yoora, perasaannya berubah -ubah.


"Kau menyukainya." Ujar Heechul tiba-tiba,


"Mwo?!" Dengan cepat, Jimin menatap Heechul heran, lelaki itu bisanya main ceplos saja, tidak sesuai dengan faktanya. (Apa)

"Yaa,kau terlihat jelas menyukainya bodoh."

"Kalau kau menyukainya, tidak ada ruginya sebenarnya, dia cantik, imut, meskipun dingin dan aneh. Dia juga langka." Kali ini Heechul terdengar seperti membela Yoora.



"Aku mendekatinya, bukan berarti aku menyukainya."


Heechul terkekeh, seolah ucapan Jimin terdengar lucu.


"Biar kutanya,apa perasaanmu saat ini padanya?" Tanya Heechul lagi,


Sementara itu,Bangchan sibuk menyimak seraya menyeruput Juice yang tadi ia renggut dari Heechul.


Begitu mendengarnya, rahang Jimin merosot. Pertanyaan itu membuatnya skak. apa yang harus ia jawab jika begini pertanyaannya?

"Aku tidak tau.. " jawab lelaki bersurai pirang itu lagi,

"Tch, kau saja tidak tau apa perasaanmu padanya."

"Memangnya aku menyukainya?" Tanya Jimin ragu,




"Iya. Terlihat jelas." Jawab Bangchan dan Heechul bersamaan.

Jimin menghela nafas,






"Baiklah kalau begitu,aku mengakuinya ." Ujar Jimin.


****

Drtt.. Drtt.. Drtt..

Gadis itu membuang nafas kasar, begitu melihat nama orang yang sedang meneleponnya .

Terpaksa, ia harus mengangkatnya. Demi menjalankan misi.



"Yeobuseyo? " begitu tersambung, suaranya berubah menjadi imut.

"......"

"Eoh, Jungkook oppa.. Eodiseo?"

"......"

"Ah, arraseo.. Aku akan menemuimu pulang sekolah nanti. "

"......"

"Mm, paipai oppaaa."


Tutt..

"Aish, Pria bodoh itu.  Kenapa dia terus menghubungiku." Decaknya kesal.

☆☆☆☆

Yoora meneguk Susu cokelat yang dia bekal dari rumah, jika kalian tanya kenapa dari rumah? Jawabannya adalah, Yoora malas untuk pergi ke kantin,bahkan sekalipun tidak pernah.


Ia menanggahkan kepalanya, menatap langit cerah di siang hari.

Senyumnya merekah, begitu melihat bintang -bintang yang muncul dari balik awan.

Seketika senyumnya memudar, begitu mengingat Jimin. Ah, lelaki itu.




Kali ini, Yoora benar-benar menyesal telah meminta Jimin untuk menjaga jarak dengannya, karena mau dekat atau jauh dengan Jimin pun, cibiran dan hinaan itu tidak akan pernah berubah.

"Dasar kau bodoh." Yoora memukul kepalanya pelan, kemudian ia mendecak kesal.

Ia menghela nafas, kemudian membalikan badannya berniat meninggalkan rooftop.

Tapi, saat itu juga. Ia melihat Jimin, berdiri dihadapannya.



Jadi, dia sedari tadi diam disana?




"Jimin-ahh."Panggil Yoora begitu lelaki itu membuang muka.

Jimin menatap Yoora,tidak ada jawaban.




"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya gadis itu,

Jimin memandang wajah gadis itu dengan datar,

"Tidak boleh?" Tanya Jimin dengan senyum remeh itu .

"Ani. " Yoora menggeleng cepat.



Jimin kembali menatap gadis itu, ah, ia merindukan mainannya itu. Oh, maksudnya Yoora.

Namun, gengsinya sangat tinggi, sehingga ia memilih untuk membalikan badan dan berniat untuk meninggalkan Yoora.




"Mianhae." Ujar Yoora, begitu pria itu membalikan badannya. (Maaf)

Jimin menghentikan langkahnya, apa katanya? Tidak salah dengar, kata iyu keluar dari bibir Yoora? Tunggu, tunggu, memangnya dia berbuat salah?



Jimin berbalik, menatap gadis polos itu dengan heran.




"Untuk?"Tanyanya dengan nada dingin.



Kaki Yoora tergerak untuk menghampiri Jimin lebih dekat. Ia harus mengungkapkan semuanya, ia tidak bisa berjauhan dengan Jimin lagi.



"Untuk memintamu menjaga jarak denganku." Yoora menundukan kepalanya, begitu sampai tepat di hadapan Jimin.



Jimin terkekeh pelan,ucapan gadis itu membuatnya ingin tertawa.

"Haha,itu bahkan tidak rugi bagiku." Ujar Jimin remeh,



Seketika,Yoora mengangkat kepalanya,menatap Jimin dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti oleh lelaki didepannya itu.





"Ani, bukan kau yang rugi.




Tapi aku." Yoora menatap kedua iris mata Jimin.




Jimin diam.



Ia balas menatap Yoora,
Ada sedikit rasa senang dalam hatinya, bukankah itu berarti dia mulai menyukaiku?



Masih tidak mau mengalah juga, Jimin mengalihkan pandangannya dari Yoora.

"Bukannya kau yang memintaku untuk menjaga jarak?"Jimin menatap Yoora remeh,



"Maaf, aku tidak bisa berjauhan denganmu." Yoora menundukan kepalanya lagi. Ada apa dengan gadis dingin itu? Kenapa tiba -tiba seperti ini.



"Ah, dan juga.  Selamat, kau dan Jennie.. Memang terlihat pantas bersama." Yoora tersenyum, meskipun itu adalah fake smile, ia berusaha agar terlihat tidak di buat-buat.


Jimin menatap gadis itu heran, apa maksudnya gadis ini.


"Kau tidak bisa berjauhan denganku?" Jimin menatap Yoora dalam, bahkan suara cemprengnya itu pun berubah menjadi berat dan serak.


"Mm."Yoora mengangguk, seraya balas menatap Jimin.




Siapapun percayalah, Jantung Jimin berdetak lebih dari biasanya ketika menerima tatapan itu.





"Wae?" Jimin mengangkat kedua alis matanya. (Kenapa)




Yoora menghela nafas,




"Aku tidak tau, saat kau masih disampingku, pikiranku selalu tertuju pada Jungkook. Selalu dia, sampai aku kadang tidak meresponmu yang sedang berbicara padaku,tapi..ketika kita menjaga jarak satu sama lain, kenapa aku merasa ada hampa?eoh?rasanya sepi,dan pikiranku selalu tertuju padamu,Park Jimin. Bahkan,aku melupakan semuanya,dan tidak nafsu terhadap apapun. Apa artinya ini? Jimin,jelaskan padaku apa yang kurasakan saat ini?" Yoora menatap Jimin dalam,berharap lelaki itu mengerti dan dapat menjelaskan perasaan yang sulit ia deskripsikan sendiri.





Jimin diam,pria itu menatap Yoora tidak percaya.




Gadis itu,









dia membuatku tidak berdaya dengan ucapannya.








"Yoora.." Panggilnya,tatapannya sama sekali tidak lepas dari gadis itu.




"Kenapa kau membuatku gila seperti ini?.." Jimin melangkah mendekati gadis itu.



Yoora bergeming.



"Kenapa.. Aku tidak bisa bersikap dingin dan cuek padamu.ah, dan lelaki itu.... "Jimin mendekatkan wajahnya,menatap gadis itu lebih dekat lagi.







Hembusan nafasnya terasa pada tengkuk gadis bersurai hitam itu.sekilas, ia memperlihatkan smirknya,






"Jangan membuatku cemburu,Bae Yoora.lelaki itu..tidak pantas denganmu."Bisik Jimin lembut,yang ucapannya terasa menancap berkali -kali di pikiran Yoora.


Apa maksudnya? Aku sama sekali tidak pernah membuatnya cemburu.




Kemudian, Jimin menatap mata gadis itu sayup.

Tatapannya perlahan turun,




Kini ditatapnya bibir gadis dihadapannya. Ia menatap mata dan bibr gadis itu bergantian, seolah memberi sinyal ia akan melakukan sesuatu yang lebih.





"Mian, aku tidak bisa menahannya lagi."Suara lembut dan tatapannya membuat Yoora mematung, seolah terhipnotis oleh lelaki bermarga Park di depannya.





Jimin mulai memejamkan matanya, perlahan ia mendekatkan bibirnya. Yoora merasakan nafas Jimin yang menerpa di pipinya.


Lelaki itu,kini memiringkan kepalanya. Yoora tau apa yang akan terjadi,namun dia tetap diam saja.Seolah ia dimantra oleh Jimin.












~CHUUU~







Yoora membulatkan matanya sempurna,begitu merasakan ada sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya.


Dan kini,ia merasa sentuhan tangan Jimin pada tengkuk lehernya.


Jimin mengusap lembut pipi Yoora,dengan bibir yang masih menempel.











Kemudian,gadis itu merasakan ada sesuatu yang bergerak.













Ah,Park Jimin.

This is my first time.

My first kiss was snatched away by you.

















KEEP VOMMENT, UNTUK FAST UPDATE:)
To Be Continue~
Check out my Bad Boy - Red Velvet Dance Cover on instagram @ chelseavameijr. Ty. Yang mau di followback, dm aja bilang dari followers wp.

Xx,
Chelsea.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro