Indifferent

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

You and me,
in the same position,
you know I know, the problem is,
we just do not want to admit it.



***



Gadis itu terus melamun sepanjang perjalanan pulang, pandangannya tertuju pada luar jendela.

Lelaki bersurai cokelat terang yang awalnya terfokus pada jalan, akhirnya menengok menatap gadis disebelahnya heran.


"Yaa! Kenapa tatapanmu itu kosong sekali?" Tanyanya, sembari fokus menyetir. (Hey)


Yoora menggeleng kepalanya pelan, jawaban singkat untuk mengatakan "aku tidak apa-apa"


Lelaki bermarga Kang itu tau ada sesuatu yang disembunyikan oleh sepupunya itu,

"Dasar tukang bohong."Umpat Daniel pelan,



Gadis itu reflek menengok kearah Daniel, dengan tatapan kesalnya.

"Apa kau bilang?!"


"Tukang bohong.  T-u-k-a-n-g. b-o-h-o-n-g. " Daniel memberi penekanan pada perkataannya,


Yoora mendecak kesal, begitu melihat Daniel memasang ekspresi tengilnya,sangat menyebalkan.


"Kau lebih parah,oppa! Mempermainkan wanita seenak jidat. Untung jidatmu tidak lebar." Yoora meledek, seraya menjulurkan lidahnya.

"Aish, kau ini.. Masih sama ya" Daniel mengacak -acak rambut Yoora gemas dengan tangan kirinya.

Yoora tertawa kecil, lalu kembali menatap pemandangan luar jendela.

"Hobbymu masih sama?"tanya Daniel lagi,

Yoora menangguk, tanpa menengok kearah Daniel,


Ada yang aneh dari Yoora, senyuman dan tawaannya terlihat terpaksa, Daniel menyadari itu.

Dia mengenal Yoora sejak lama, mengenalnya lebih dari siapapun.



"Mian, " Ujar Yoora,

"Untuk apa, Yoora-yaa?"

"Memecahkan gelas, jadinya kau harus ganti rugi."

"Tch, itu hanya gelas murah.tidak apa-apa."

"Tetap saja,"Yoora menundukan kepalanya.


"Kenapa juga kau menjatuhkan gelas, ketika Park Jimin itu memperkenalkan kekasihnya, hm?" Tanya Daniel penasaran, ia menebak sesuatu di pikirannya,


"Tidak tau."Yoora menggeleng pelan, nadanya terdengar putus asa.


"Kau mengenalnya?" Tanya Daniel lagi,


Sungguh, rasanya seperti mengintrogasi seorang maling, karena ia terus - terusan bertanya pada Yoora.


"Mm, dia murid baru dikelasku, dan wanita disampingnya, juga teman kelasku." Jawab Yoora yang kini menatap lurus,

Daniel menyeringai,



"Ah,AKU MENGERTI!" Pekik Daniel, begitu dugaannya benar.

"Mwoka? " Yoora menatap Daniel dengan tatapan Jijik. (Apanya)

"Kau cemburu kan?"

"Maksudmu?" Yoora mengernyitkan dahinya,

"Kau menyukai Park Jimin itu kan?" Goda Daniel,


"APAA?!" Pekik Yoora tidak terima,

.



Yoora POV


Setelah sampai rumah, aku membiarkan Daniel oppa di lantai bawah,


Aku bersumpah, dia itu menyebalkan.  Sangat.


Ia juga memaksaku untuk berkata 'iya' saat berdebat di mobil tadi, jelas - jelas aku tidak menyukai Jimin!.


Perlu di catat, dicerna, didengar, dan di ingat bahwa aku tidak menyukai Jimin,


Meskipun aku menyesal karena Jimin menyetujui perkataanku, tapi aku benar-benar tidak menyukainya, menyesal bukan berarti menyukai.


Dan, soal aku yang tidak sengaja memecahkan gelas.. Itu reflek. Aku tidak tau kenapa, rasanya badanku lemas saat itu.


Hatiku juga, rasanya sakit. Aku tidak mengerti, mungkin karena aku berjauhan dengan Jimin, seseorang yang kuanggap teman itu,


Atau mungkin juga, karena aku sedang memikirkan Jungkook,eh? Benarkah? Ah, aku tidak tau.


Soal Jennie, aku senang dia bisa menjalin hubungan dengan Jimin, mereka cocok.  Sama-sama sipit, populer dan serasi. Benarkan? HAHAHAHHA.  serasi.


Aku beranjak menuju balkon kamarku, malam ini, Angin sejuk menerpa tubuhku.

Kutatap langit malam, yang memperlihatkan banyak bintang, hatiku terasa tenang dan damai begitu menatap bintang-bintang yang memancarkan sinarnya itu, entahlahAku memang aneh.


Ku hela nafasku pelan, mengingat perkataan Jungkook yang waktu itu membuat jantungku berdebar.





"Kalau begitu, jangan berpacaran duku, tolak semua lelaki yang menembakmu nanti, tunggu aku."


Suaranya saat mengatakan itu, masih terdengar jelas ditelingaku dan teringat jelas di pikiranku.



Kenapa dia harus mengatakan itu? Kenapa dia harus membuatku menyukainya dengan sikapnya? Kenapa dia harus menyukai Yaera? Kenapa?


Tolong siapapun, jelaskan padaku kenapa.

Kalian akan merasakannya, ketika sudah lama tidak menyukai seseorang, dan memberanikan diri untuk menyukai seseorang lagi, namun seseorang itu menyukai orang lain. Rasanya seperti ada goresan di hatimu yang terasa begitu dalam.


Sejujurnya, aku bingung dengan perasaanku sendiri, aku memang menyukai Jungkook. Tapi aku merasa ada yang lain juga pada Jimin,



Daniel oppa pernah berkata seperti ini padaku,  " antara obsesi untuk memiliki dan benar benar mencintai itu serupa namun tak sama. "




Aku masih Tujuh belas tahun, dan aku tidak bisa mengerti perasaanku sendiri.


*****


AUTHOR POV.


"Kau bilang apalagi padanya?"Tanya Gadis arrogant itu,

"Seperti katamu, aku bilang padanya, bahwa aku ini teman kecilnya dulu."


Jennie menyeringai,


"Bagus, ini bayaran yang sudah ku janjikan." Gadis itu menyerahkan dua gepok uang diatas meja.

"Haha, lagipula lelaki itu terlalu bodoh, dengan gampangnya ia mempercayaiku." Ujar Chaeyoung atau nama palsunya Yaera itu terkekeh.

"Kau hebat dalam urusan ini, kalau bisa buat Jungkook melupakan si Jalan Yoora itu," Tawa sinisnya kembali terdengar.


"Dengan senang hati,asalkan bayarannya kau tambah dua kali lioat setiap misi."Chaeyoung menatap Jennie menantang.


Jennie mengangguk arrogant, seakan uang yang dia keluarkan hanya seujung jari kelingkingnya.



.

Yoora melangkahkan kakinya masuk kedalam kelasnya, ditatapnya lelaki yang duduk di sebelah bangkunya,

Namun, dengan cepat ia membuang muka begitu Jimin menangkap basah Yoora yang sedang menatapnya.




Tepp..

Tep..

Tep...






Tidak ada cibiran yang keluar dari teman -teman kelasnya, mungkin sekelasnya sudah pada tau Jimin dan Yoora tidak dekat lagi.


Gadis itu mendaratkan badannya pada kursi miliknya, ditatapnya meja yang penuh dengan rasi-rasi bintang buatannya.






"Kudengar, Jimin tidak ingin berteman dengan Yoora lagi."

"HAHAHA"

Yoora yang mendengar itu, ia langsung menghela nafas kasar.


Apa apaan? Itu terbalik, Yoora yang memutskan untuk meminta Jimin agar menjaga jarak.


Kenapa semua orang dikelasnya, selalu membuat gadis polos itu seolah dia yang salah. Seakan gadis itu, adalah hal yang paling menjijikan yang pernah ada.





Ini tidak adil.





Dua orang lelaki yang duduk di bangku pojok kiri menghampiri Jimin,




"Yoo! Mau ikut ke kantin?" Tanya Bangchan, salah satu berandalan kelas.

"Kajja."




Yoora memandang Jimin, Pria itu kini mau berbaur dengan teman yang lainnya.  Dan sama sekali tidak melirik kearah Yoora, seolah gadis itu tidak ada,


Begitu Jimin, Bangchan dan Heechul keluar kelas. Jennie dan teman satu squadnya menertawakan Yoora dengan cibiran-cibiran yang keluar dari mulut mereka,






Yoora kesal, tapi ia tidak bisa berbuat apa -apa, segera ia pasang earphone dikedua telinganya dengan volume full. Biar saja, dia sudah muak dengan ejekan teman temannya itu.












someday,

I weak like this,

you will not think im weak anymore, just look,
karma is still valid.














To Be Continue.
Vote and spam comment untuk fast update.
Jangan lupa follow @ chelseavanmeijr on instagram, go check my new dance cover:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro