Cinta Pertama Zweitson

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di kelas X-2 ...

Zweitson memilih untuk di dalam kelas daripada harus ke kantin. Dia tipe orang suka kesepian dan sunyi.

Selain hobi memotret dengan gaya estetik. Zweitson juga suka membuat sketsa.

Sketch book berukuran kecil menjadi temannya. Beberapa sketsa wajah dan benda yang menurutnya menarik telah dibuat sebagus mungkin.

Saat membuka lembaran, di sana tergambar wajah seorang siswi. Kacamata bulat dan bando di kepala membuat siswi itu terlihat imut.

"Cantik," gumam Zweitson tersenyum.

Nama siswi itu adalah Misellia Ikwan. Misel satu kelas dengan Zweitson. Dari awal berkenalan, Misel sudah menarik perhatiannya.

Misel seorang penyanyi solo. Beberapa penghargaan lomba menyanyi telah diraih. Misel lebih memilih menjadi seorang youtuber dengan konten meng-cover lagu musisi maupun penyanyi solo wanita dan pria.

Suara lembut Misel membuat siapa saja menjadi meleleh. Konten Misel sudah pernah masuk di jajaran trending topik di youtube.

"Awalnya ku tak tahu datangnya darimana ..." Zweitson menyanyikan satu lirik lagu milik Tiara Andini feat Arsy Widianto berjudul 'Diam-diam'.

"Kau sapa dan sebut namaku, firasatku berbeda ..."

Tiba-tiba ada yang menyambung lirik lagu tersebut. Zweitson terdiam membisu. Di depannya sudah berdiri sosok Misel. Senyum manis Misel membuat Zweitson ikut tersenyum tanpa sadar.

"Kok nggak dilanjutin, Son," ucap Misel. Dia memutar bangku di depan Zweitson menjadi menghadapnya.

"Ehm... gapapa kok hehe ..." Zweitson membalas sambil mengaruk tengkuk tak gatal.

"Padahal suara kamu bagus loh," puji Misel.

Zweitson menyengir lebar. Tak sengaja tatapan Misel tertuju pada hasil sketsa wajah siswi cantik.

"Iihh ... bagus banget sih. Kok dilihat-lihat mirip aku ya."

Hal itu sukses membuat Zweitson menutup sketch book miliknya, lalu menaruh di bawa meja sekolah. Misel heran melihat tingkah laku Zweitson.

"Kok malah disembunyiin sih. Padahal bagus tahu gambarnya." Misel kembali memuji Zweitson.

Zweitson tersipu malu. Semburat tipis merah muncul di kedua pipinya. Misel dengan gemasnya mencubit kedua pipi Zweitson pelan.

"Aww ... Misel lepasin dong, sakit tahu."

"Ehehehe ... kamu lucu juga."

Lagi dan lagi, Zweitson seakan di terbangkan ke langit ketujuh. Zweitson tak tahu harus merespon apa. Kedatangan Misel membuat Zweitson penuh kejutan tidak terduga.

_#_#_

Zweitson dan Misel bercanda gurau di dalam kelas sampai tidak terasa bel istirahat telah selesai Misel membetulkan kursi, lalu duduk di barisan paling depan.

"Mimpi apa gue semalam?" tanya Zweitson menepuk kedua pipi pelan. Senyum lebar terukir rapi.

Mata pelajaran terakhir akan segera di mulai. Zweitson mengikuti pelajaran Matematika yang paling ia benci dengan semangat setelah mendapat asupan dari Misel.

Dua jam telah berlalu dan pelajaran telah usai. Murid-murid satu persatu meninggalkan ruang kelas. Kini hanya tersisa Zweitson dan Misel.

"Bang, lo pulang duluan saja. Gue mau pergi main sama teman kelas."

To : Bang Fen

Setelah mengirim pesan cepat, Zweitson berjalan keluar kelas. Di depan sudah ada Misel telah menunggunya.

"Ayo, kita berangkat sekarang," ajak Zweitson semangat.

"Siap, Kapten!" seru Misel memperagakan gaya hormat ala tentara.

Zweitson tertawa kecil. Dia memberanikan diri mengusap rambut Misel pelan. Padahal detak jantungnya sedang di uji.

"Soni, mulai berani ya pegang-pegang aku. Hayoo ...," goda Misel.

"Hehehe ... sekali-sekali gapapa," balas Zweitson malu.

Zweitson menarik tangan Misel lembut. Dia sudah tak sabar pergi bermain bersama cinta pertamanya. Walau belum ada hubungan sebagai pacar, setidaknya pedekate saja dulu.

Fenly melihat dari kejauhan. Ada perasaan senang serta sedih. Kenapa Zweitson tidak pernah tersenyum atau gembira jika bersama ya? Semua hal telah dilakukan untuk adiknya, tetapi hanya ditanggapi sekedar oleh Zweitson.

"Son ... aku harap kamu juga bisa bersikap seperti itu kepada Kakak." Fenly berdoa.

.
.
.
.
.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro