Gombalan Fiki

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bel pulang telah berbunyi kurang lebih sepuluh menit lalu. Fiki masih berada di ruang musik untuk mengikuti eskul musik.

Fiki memainkan piano sangat lihai. Sejak kecil kedua orang tuanya sudah mengenali Fiki dengan piano dan beberapa alat musik lainnya.

Di sekolah, Fiki telah memenangkan berbagai macam lomba musik. Juara 1,2, 3 sudah pernah ia gapai. Menjadi salah satu murid berprestasi membuat Fiki tak besar kepala.

Kemampuan Fiki lainnya yaitu bernyanyi. Suara Fiki sangatlah merdu dan pernah menjuarai sebagai runner up pertama di ajang pencarian bakat waktu SMP.

"Sore Fik," sapa anggota eskul.

Fiki menghentikan permainan piano. Dia tersenyum kecil membalas sapaan anggota lain.

Sejak bergabung dengan eskul musik dari kelas X. Fiki terpilih menjadi ketua eskul musik menggantikan ketua sebelumnya di kelas XI dikarenakan sudah kelas XII.

"Hari ini kita mau bahas apa?" tanya seorang siswi cantik. Dia memiliki aura bintang dan juga seorang penyanyi cilik.

"Gue kali ini kasih kalian kebebasan." jawab Fiki. Kedua matanya melirik intes ke siswa cantik itu. "Yoriko gue tugaskan memilih beberapa anggota eskul untuk membuat satu grup vokal terdiri dari lima orang cewek. Oh iya, lo juga bergabung dan menjadi ketuanya." lanjutnya.

Yoriko Angeline. Seorang siswi kelas XI IPS 1. Pernah menjadi penyanyi cilik di dalam sebuah grup girlband.

Saat ini Yoriko menjabat sebagai wakil ketua eskul musik. Bersama Fiki, dia berharap dapat mengembangkan bakat-bakat anggota yang berkompeten.

"Oke Fik. Gue kumpulin dulu ya siswi-siswi ya," balas Yoriko tersenyum manis.

Fiki ikut tersenyum. Sejak bergabung dengan eskul musik, Fiki telah menyukai gadis itu. Suara merdu dan senyum manis membuat hati Fiki luluh.

"Sip! Nanti gue bantuin lo setelah berkas-berkas ini selesai." Fiki mengangkat beberapa lembar kertas.

Satu jam berlalu, Fiki sudah menyelesaikan tugas. Kini dia bersama Yoriko menyeleksi anggota yang terpilih bergabung dalam grup vokal. Beberapa lembaran foto dan informasi anggota sudah di atas meja.

"Hmm .... gimana kalau Lilis, Dilla sama Bitha," usul Yoriko menunjuk ketiga foto.

"Boleh juga. Satunya lagi Desi. Dia bagus untuk pengambilan nada tinggi."

Fiki dan Yoriko sudah memutuskan. Pengumuman akan diberitahukan besok setelah pulang sekolah. Semua anggota eskul musik diperbolehkan pulang, hanya menyisahkan Fiki, Yoriko dan satu orang siswa.

__#_#__

Fiki berjalan beriringan dengan Yoriko. Keduanya memilih untuk mampir ke studio alat musik di Jakarta Selatan. Tempat ini merupakan tempat rahasia mereka.

Yoriko sudah memegang mikrofon sedangkan Fiki bermain alat musik gitar. Ketua dan wakil eskul musik akan berkolaborasi menyanyikan satu buah lagu.

"Sudah siap, Ko?" tanya Fiki.

"Siap dong," jawab Yoriko mengacungkan ibu jari kanan.

"Bentar dulu deh. Gue punya satu lagu ciptaan nih, tapi baru setengah jadi hehe ...."

Yoriko menatap Fiki penuh semangat. Gadis itu sangat suka jika mendengarkan lagu ciptaan Fiki.

Fiki memetik senar gitar perlahan. Satu buah mikrofon sudah ada di depannya.

"Sejak jumpa kita pertama ku langsung jatuh cinta ...

Walau ku tahu kau ada pemiliknya ...

Tapi ku tak dapat membohongi hati nurani ...

Ku tak dapat menghindari gejolak cinta ini ..."

Fiki menatap kedua mata Yoriko intens. Lagu ini diciptakan spesial untuk gadis di depannya. Walau tak bisa diucap dengan kata-kata, cukup dari lirikan lagu sudah mewakili.

Degh!!

Debaran jantung Yoriko berdetak kencang. Yoriko begitu meresapi setiap bait lagu yang dinyanyikan Fiki. Perasaan suka timbul perlahan setelah memendam cukup lama. Ada satu dinding besar yang menghalangi keduanya untuk bersatu.

Yoriku tersenyum menikmati alunan suara Fiki dan gitar.

"Maka izinkanlah aku mencintaimu ...

Atau bolehkanlah ku sekadar sayang padamu ...

Izinkanlah aku mencintaimu ...

Atau bolehkanlah ku sekadar sayang padamu ...."

Fiki selesaikan menyanyikan dua paragraf lagu. Yoriko bertepuk tangan meriah. Kedua ibu jari diacungkan ke depan.

"Keren banget Fik," puji Yoriko.

Fiki tersenyum kecil. "Hehe ... iya dong," balasnya.

Yoriko reflek memeluk Fiki. Setidaknya dengan cara ini, hati Yoriko sudah senang walau hanya sebatas teman dekat. Fiki terkjut. Dia pun membalas pelukan Yoriko lembut.

Keduanya melepaskan pelukan dan terdim. Senyum Fiki dan Yoriko begitu mengandung banyak arti.

"Itu lagu khusus buat Lo. Gimana?" Fiki menaik turunkan kedua alis.

"Ihh ... gombal saja lo Fiki." Yurina tersipu malu.

Semesta telah mempertemukan mereka. Diawali ikatan pertemanan menuju sesuatu hal lebih, tetapi diding besar seakan tidak memperbolehkan mereka untuk bersatu.

.
.
.
.
.

___BERSAMBUNG___

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro