7. Bahaya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Novita, Amel dan Hasna berkumpul di salah satu kafe elit di kawasan Jakarta Selatan. Kafe ini sudah menjadi tempat nongkrong geng Bee Squad atau bisa dibilang basecamp.

"Mau pesan apa, Kak?" tanya pelayan Pria kafe.

"Hmm... lo mau pada pesan apa. Nanti gue yang traktir tenang aja," ucap Amel santai.

"Asyik! Itu baru sahabat gue." Nana tersenyum lebar.

"Hilih! Iti biri sihibit gii," ejek Amel.

"Berisik lo!" seru Novita memarahi Amel.

Amel memutar kedua bola mata malas. Ia lagi sedang tidak mood membalas.

Hari ini Amel baru mendapatkan kiriman uang hasil kerja sambilan menjadi salah satu model majalah terkenal. Kira-kira senilai dua juta pembayaran sekali sesi foto.

"Oke! Gue mau pesan ini... ini... dan ini. Dicatat baik-baik Mas!"

Nana sudah memilih menu makanan yang akan ia makan malam ini. Hobi Nana adalah makan dan ia tak pernah gendut setelah makan banyak.

"Gila lo! Mau rampok gue!" Amel protes.

"Haha... sekali-sekali napa. Ya nggak Nov," ucap Nana tertawa.

"Yoi! Besok yang traktir Nana, jadi lo bisa balas dendam Mel."

Novita dan Amel bertos ria. Muka Nana seketika menjadi bete.

"Hahaha...."

Mereka sudah memesan makanan serta minuman, tak lama pesanan datang secepat kilat. Pelayanan di kafe ini memang sangat sempurna. Alunan musik lagu-lagu populer zaman sekarang menambah kesan masa kini.

Novita tengah menyantap daging sapi panggang. Dagingnya sapi yang lembut dan aroma bahan-bahannya sangat menggugah selera.

"Gila sih, daging panggang di kafe ini nggak ada duanya," puji Novita menikmati kembali sepotong daging.

"Iya! Apalagi pasta ya, gurih banget," sahut Amel.

"Yoi! Makanya gue senang makan di sini, apalagi di traktir sama kalian porsi makan tambah terus," ujar Nana selesai menikmati makanan pertama berupa spaghetti mozarella.

Amel melempar tisu bekasnya tepat di wajah Nana. Ia pun langsung tertawa keras.

"Hahaha... makan tuh tisu bekas gue," ucap Amel memegangi perut sehabis tertawa.

"Sialan lo! Temen nggak ada adab emang!" Nana kesal.

Ting!

Sebuah notifikasi dari aplikasi media sosial bergambar burung membuat aktivitas makan Novita tertunda. Ada rasa penasaran apa isi notifikasi tersebut.

Kedua bola mata Novita melotot lebar. Sungguh notifikasi itu sangat menghancurkan mood ya sekarang. Garpu ia pegang erat saking menahan emosi.

"Bener-bener si Cewek caper cari perkara mulu sama gue!"

Nana dan Amel yang tengah berkelahi kecil menghentikan aksinya. Keduanya saling melirik penuh tanda tanya ketua geng mereka.

"Kenapa?" tanya Amel memberanikan diri.

"Kita harus kasih pelajaran berharga buat tuh si Cewek caper agar jera!" seru Novita tanpa menjawab pertanyaan Amel.

"Oke," sahut Nana santai. Ia kembali memakan nasi goreng seafood yang tersisa setengah porsi di piring.

Amel menaikkan bahu ke atas. "Gue setuju aja sih," ujarnya.

"Kalian memang sahabat-sahabat terbaik gue," ucap Novita. Ia menyeringai kecil membayangkan bagaimana kondisi besok si musuh perebut mantan pacarnya.

.....

Fenly sedang berkunjung ke rumah Retno, lebih tepatnya ingin bertemu dengan Kakak temannya. Ia sudah lama menaruh hati kepada sang Kakak.

"No, Kak Ica kemana?" tanya Fenly.

Rere atau biasa dipanggil oleh Eno untuk orang-orang terdekatnya. Ia baru saja merebahkan diri di sofa empuk, malah ditanyakan hal tak penting.

"Mana gue tahu," jawab Rere malas.

"Yaelah, lo kan Adiknya. Masa gatau sih," ujar Fenly.

"Kan gue baru sampai rumah dan sama lo juga. Jadi mana gue tahu!" balas Rere emosi tingkat 2.

Fenly cemberut. Padahal ia sengaja mengantar Rere pulang agar bertemu dengan Ica.

"Yaudah deh, gue mending pulang aja," ucap Fenly lemas.

"Gih! Pintu rumah gue terbuka lebar buat lo!"

Rere mengusir Fenly sambil menunjuk ke arah pintu. Ia sedang malas berdebat apalagi kejadian tadi di kampus membuat Rere membekas di pikiran dan hati. Ada rasa sedih, kecewa dan kesal yang terpendam.

"Wihh! Sudah berani ya lo mengusir  Pria tampan kaya gue ini," ucap Fenly bercanda. Ia menaik turunkan alis.

Rere hanya diam. Ia memijat kening yang terasa pusing.

"Serah lo Fen. Gue lagi capek dan mau istirahat di kamar. Kalau masih mau di sini menunggu Kak Ica juga gapapa," ujar Rere.

Fenly dibuat heran dengan sikap Rere. Biasanya Rere akan membalas candaannya, namun kali ini tidak.

"No, lo lagi sakit? Perlu gue beliin obat?" tanya Fenly mode khawatir.

"Nggak perlu Fen. Gue cuma butuh tidur aja, makasih ya," jawab Rere tersenyum kecil.

Rere pun berjalan pelan menaiki anak tangga. Ia sampai harus berpegangan dengan pembatas tangga agar tidak terjatuh.

Dan tiba-tiba tangan Rere terasa licin. Ia hampir saja terjatuh dari tangga, jika saja Fenly tak menahan tubuhnya.

"Re! Lo nggak apa-apa kan? Tadi itu bahaya banget loh!" seru Fenly panik.

"I-iya Fen."

Rere tiba-tiba pingsan. Fenly sampai kewalahan menahan tubuh Rere apalagi posisi mereka masih di anak tangga.

Tak lama Ica datang bersama seorang Pria asing. Pria itu langsung membantu Fenly menuntun tubuh Rere ke atas.

"Eno! Kamu kenapa de?" tanya Ica cemas serta khawatir.

Fenly diam. Ia tak tahu harus merespon seperti apa dan ditambah seseorang yang ia tak kenal datang bersama Ica, cewek yang ia sukai.

"Fen! Ini Eno kenapa bisa begini?" tanya Ica kepada Fenly.

"Tadi Eno hampir jatuh Kak di tangga, terus aku sengaja mengikutinya. Tahu-tahu Eno pingsan," jawab Fenly pelan.

Sang Pria menatap Fenly sekilas, lalu ia berusaha menenangkan Ica yang cemas. Hati Fenly terasa amat sakit melihat pemandangan di depannya.

"Kamu jangan sedih ya. Aku yakin Rere baik-baik saja," ucap Pria tersebut. Ia mengusap lembut bahu Ica pelan.

"Iya," jawab Ica singkat.

Ica Ananda. Ica mahasiswi jurusan tingkat akhir di kampus tempat Retno kuliah. Ia sangat menyayangi sang Adik melebihi apapun.

"Kak Ica, Fenly pamit pulang dulu ya," ucap Fenly menutupi rasa sedih.

"Iya Fen. Makasih banyak ya," balas Ica tersenyum tipis.

"Sama-sama Kak. Bang, saya pamit dulu," ujar Fenly berjalan keluar kamar Rere.

Fenly menghela napas kasar. Sepertinya ia butuh hiburan sejenak melampiaskan rasa sakit hati ini.
.
.
.
.
.

Bersambung...

(11/06/2022)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro