Angka Keramat (3)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Halo Leon ..." bisikan suara halus.

Deg!

Detak jantung Leon berdebar kencang tak karuan. Bulir-bulir keringat bercucuran membasahi dahi.

Leon ingin berteriak kencang, tetapi seakan bibirnya tak bisa digerakan seperti di lem. Bulu kuduk Leon mulai berdiri.

"Ada apa ini? Gue nggak bisa menggerakan bibir sendiri." Leon membatin.

Tap!

Tap!

Tap!

Tap!

Suara langkah terdengar nyaring dari arah belakang Leon. Ia ingin berlari, namun seluruh tubuhnya seakan mematung.

"Siapapun tolongin gue?!"

"Leon ... mari kita bermain menghitung angka," ujar sosok bayangan hantu Wanita.

"Hihihi ...

1

2

3

4

Saat berhenti di angka 4, tubuh Leon kembali bisa digerakkan seutuhnya. Leon menghela napas lega, ia berusaha keluar dari kamar, tetapi kaki kanannya seakan ditarik seseorang.

Leon mengumpulkan keberanian untuk melihat ke arah bawah. Kosong, tidak ada siapa-siapa yang memegangi kaki kanannya.

"Mungkin hanya perasaan gue ajah," gumam Leon.

Kriekk!

Pintu kamar terbuka sendiri. Leon menelan ludah kasar. Ia tak melihat siapapun orang yang membuka pintu kamar tersebut.

"Lebih baik gue kabur," ujar Leon pelan.

Langkah kaki panjang Leon bersiap untuk berlari kencang, saat ia hampir sampai di depan pintu. Pintu kamar tertutup cepat hingga membuat tubuh Leon menabrak pintu yang tak berdosa.

Brukk!

Muka tampan Leon berhasil berciuman dengan pintu kamar. Sudut bibir Leon mengeluarkan cairan segar berwarna merah.

"Da-darah," ujar Leon melihat darah merah di sudut bibir.

"Saatnya kita mulai bermain kembali!"

Suara bisikan kasar Wanita di telinga Leon begitu menyakitkan. Dan tubuh Leon tertarik ke arah belakang dengan sendirinya.

"Ahh!" Leon menjerit histeris.

Tak akan ada yang bisa mendengar suara jeritan Leon. Kamar yang ia ditempati anti kedap suara.

Sebuah tali melingkari leher Leon. Leon berusaha melepaskan tali di leher yang semakin melilitnya.

"To-tolong,"

Lilitan di leher semakin kencang memyebabkan sirkulasi oksigen di tubuh Leon tersumbat. Wajah Leon berubah biru seakan kekurangan oksigen.

Leon masih terus berusaha sekuat tenaga, tetapi tenaga yang menarik tali di lehernya begitu kuat. Ia sempat melirik ke arah jam dinding menujukkan jarum panjang angka 4.

"Ada apa dengan angka 4 sebenarnya?"

Tubuh Leon terangkat ke atas hingga menyentuh langit-langit kamar. Di kedua sudut mata Leon mengeluarkan air mata. Dalam hitungan detik Leon menarik napas untuk terakhir kalinya.

Leon telah meninggal dunia. Tubuh kaku Leon tergantung di langit kamar. Tersisa 3 orang lagi penghuni rumah nomor 4 tersebut.

"4! 4! 4! 4!" seru suara Wanita menggema di kamar Leon tempati.

Sosok bayangan Wanita berparas buruk rupa menatap tubuh Leon tergantung bebas. Kedua sudut bibir yang sudah lebar semakin melebar hingga menyentuh ujung mata.

__04__

Cath baru saja selesai mandi. Handuk kecil ia gunakan untuk mengeringkan rambut cokelat madu panjang miliknya.

"Ahh ... segar sekali rasanya," ujar Cath tersenyum lebar.

Setelah menghabiskan waktu dan pikiran di ruang tamu untuk projek film tugas kuliah mereka. Cath salah satu yang merekomendasikan rumah yang ia tempati ini sebagai lokasi pembuatan film genre horor.

"Hmm ... sebaiknya langsung tidur atau baca novel dulunya."

Cath bingung memilih dua kegiatan yang menurutnya sangat menyenangkan. Dan ia pun memilih untuk membaca novel keluaran terbaru.

Novel berjudul 'The Shining' karya milik Stephen King. Penulis Stephen King asal Amerika Serikat yang telah membuat lebih dari 50 novel ber-genre horor.

"Ini menarik sekali. Aku suka semua karya milik Stephen King." Cath memuji.

Cath membaca novel horor sambil terbaring santai di atas kasur empuk. Rasa nyaman dan damai, itulah yang Cath rasakan saat ini.

Brakk!!

Tiba-tiba saja suara buku terjatuh ke lantai. Cath mengalihkan pandangan ke arah lemari berisikan koleksi buku-buku.

Puluhan buku berukuran kecil maupun besar tersusun rapi di dalam lemari kayu. Entah milik siapa semua buku-buku tersebut. Cath pun tak tahu jelasnya, ia tak mau ambil pusing.

"to be continue"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro