Di Balik Kata Sambutan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa itu sambutan?

Clara tidak tahu. Yang dia tahu, sudah tugasnya menjadi moderator suatu acara dan melontarkan kalimat-kalimat pembuka terbaik. Sudah tugasnya menjadi bintang "kameo" di panggung.

Apa itu sambutan?

Clara tidak tahu. Yang dia tahu, Clara harus mengambil hati para turis dengan pidato buatannya yang indah, enak didengar dan selalu membuat pendatang terenyuh mendengarnya.

Apa itu sambutan?

Clara tidak tahu. Yang dia tahu, dengan semua ucapan-ucapan menawan itu, dia mendapat banyak tepuk tangan meriah.

Apa itu sambutan?

Clara tidak tahu. Hanya sederet kalimat-kalimat pencuri perhatian dengan nyawa sebagai jaminan.

Hotel terbaik? Hotel dengan pelayanan elegan terbaik sepanjang masa? Omong kosong! Mereka hanya tidak tahu latar belakang hotel ini! Mereka hanya tidak tahu di balik sambutan yang ramah itu!

"Clara, lagi-lagi kamu berhasil mengambil hati para turis. Selamat, ya. Bapak bangga punya moderator brilian macam kamu. Kali ini Bapak tidak akan mengganti moderator lagi," ucap Pak Manajer menepuk bahuku.

"Wah, berarti kita tidak perlu penarik baru dong?" kata Buk Manajer.

"Clara sudah cukup."

"Selamat ya, Clara. Kamu sudah resmi bekerja di sini. Kami turut senang. Ke depannya kamu harus lebih baik lagi, ya."

Perutku mual. Clara menutup mulut, membungkukkan badan. "Sa-saya permisi ke toilet dulu," katanya bata.

Buru-buru Clara enyah dari sana sebelum 'dipuji' lebih lama, meluncur ke toilet, kemudian mengunci pintu. Dia memuntahkan semua sarapan yang dia santap tadi pagi, terengah.

Brak! Brak! Brak!

Clara memukul dinding pintu kamar mandi. "Sialan! Pandai sekali kelihatan ramah di depan tamu! Mereka tidak tahu topeng asli yang dikenakan para baj*ngan itu! Aku bisa gila!"

Clara mengembuskan napas frustasi. "Tetapi bagaimana caranya? Aku takut ...."

Kenapa dia bisa bekerja di tempat ini? Kenapa dulu Clara melamar di sini? Andai waktu itu Clara mengetahui kekotoran di hotel tempatnya bekerja sekarang, Clara takkan pernah berada di sana!

Menyesal. Clara sungguh menyesal telah mendaftarkan diri. Jika Clara tahu duluan aib hotel ini, dia takkan pernah menginjakkan kaki kemari.

Nama lengkap hotel ini adalah Hotel 16. Clara sempat bertanya-tanya kenapa nama hotel tersebut unik dan memicu rasa ingin tahu. Jadi, Clara iseng ikut wawancara dan beruntung! Clara diterima.

Apalagi Clara sangat ahli berpidato membuat para staf menilai Clara layaknya permata. Pusat utama kinerja Hotel 16 adalah mengambil perhatian para pengunjung baik dalam atau luar negeri. Semakin tinggi nilai yang diberikan turis semakin terkenal pula popularitas Hotel 16.

Awalnya tidak ada yang terjadi. Clara bekerja dengan semestinya. Membawa banyak tamu, melayani mereka, menjadi moderator ketika ada acara meriah, dan sebagainya. Berjalan mulus tanpa masalah.

Namun, lama-kelamaan Clara merasakan ada yang aneh dari balik hotel itu.

Angka 16.

Kenapa harus 16? Kenapa namanya harus Hotel 16? Clara yakin angka setelah kata hotel itu bukan sembarang angka. Buktinya ada beberapa pengunjung yang merasa ngeri terhadap hotel. Mereka bergegas pergi tanpa mengatakan apa pun.

Ada apa dengan Hotel 16? Kenapa dengan angka itu?

Clara mencoba bertanya pada senior-senior yang bekerja di sana lebih lama, tetapi mereka menggeleng serempak.

"Tidak ada yang spesial kok. Pak CEO kalut memikirkan nama. Jadi, beliau mengambil dari tanggal ulang tahunnya."

Bohong. Clara hafal tanggal lahir CEO Hotel 16 jatuh pada 20 september. Kenapa mereka berbohong? Tidak mungkin mereka lupa ulang tahun CEO mereka sendiri.

Tetapi, ada satu hal lain yang aneh.

"Clara, kamu jangan coba-coba tampil gugup saat memberi sambutan pada pengunjung ya." Teman kerja Clara, Anne, berkata pelan. "Ini bukan sekadar perkataan atau nasehat. Ini adalah peringatan untukmu."

"Peringatan? Peringatan untuk apa?" Seingat Clara, dia melakukan yang terbaik kok selama berkerja di sana. Clara tidak pernah absen kecuali sakit. Clara juga sering bantu-bantu di luar jam shift-nya. Tugas Clara ada di panggung dan di depan pintu hotel, menyambut para tamu.

Dan lagi, kenapa Anne mengatakan peringatan itu dengan bisik-bisik? Apa dia tidak mau staf lain mendengarnya?

"Dengarkan saja aku. Kau harus bersungguh-sungguh setiap berpidato. Jangan gugup, jangan sampai lupa kalimat, dan jangan mendongak ke atas. Ini serius." Anne menatap Clara lekat.

Melihat ekpresi wajah Anne yang sangat serius, Clara menelan ludah, mengangguk samar walau dia sepenuhnya belum mengerti. Terutama kalimat terakhir.

Jangan mendongak ke atas? Atas mana? Clara hendak bertanya lebih detail, tetapi ditahan melihat Anne beranjak pergi. Ini membuat rasa ingin tahu Clara bertambah. Kenapa pula Anne berbicaea setengah-setengah. Jika dia tahu sesuatu, bilang saja langsung!

Clara semakin aneh karena esok harinya Anne mengundurkan diri.

Ada yang salah di sini. Ada yang salah dengan Hotel 16. Clara harus mencari tahu apa yang mereka sembunyikan (karena menolak memberitahu). Clara harus tahu kebenaran hotel ini dan maksud peringatan Anne.

Dimulai dari angka 16.

Tapi... Clara mesti memulainya dari mana? Data-data pengunjung? Staf hotel? Itu jelas pribadi dan disimpan di ruangan data. Tidak sembarangan pengawai boleh masuk ke ruangan tersebut. Butuh akses tinggi agar diperbolehkan masuk.

Clara juga menanyakan pada penduduk sekitar soal keanehan-keanehan selama Hotel 16 berdiri. Mereka menggeleng tidak tahu. Kepada siapa lagi Clara bertanya?

"Clara, siang nanti event pembukaan musim panas ke-7 akan dibuka. Hotel juga sudah dihiasi sesuai tema summer. Kamu sudah siapin pidato sambutannya?"

Clara menata rapi kertas-kertas di tangannya, mengangguk pelan. "Aku sudah menyiapkannya. Tinggal pelafalan dan beberapa kalimat tambahan."

"Semangat!"

Bagaimana cara Clara semangat jika hatinya gundah gulana? Dia sama sekali tidak fokus pada tulisan-tulisan di kertas. Pikirannya berada di tempat lain. Ini kali pertamanya Clara merasakan gugup ingin tampil ke panggung.

Clara teringat peringatan Anne: jangan pernah tampil gugup. Dan Clara merasakan itu sekarang.

Tidak, Clara! Kau harus fokus! Kesampingkan masalah itu dan fokuslah pada pidatonya! batin Clara menyemangati diri sendiri.

Pukul satu siang. Acara pun dimulai. Clara mengembuskan napas panjang, naik ke atas panggung. Semua tamu bertepuk tangan untuknya.

Clara mengusap peluh di kening, menggigit bibir. Peringatan dari Anne terus menghantuinya. Clara tidak boleh gugup. Apalagi kepala staf serta Pak CEO ikut menonton di bangku VIP. Clara harus bersikap biasa! Dia sudah ahli dalam pekerjaan moderator ini! Dia sudah profesional memberi sambutan!

"Se-selamat siang Para Hadirin yang terhormat. Te-terima kasih saya ucapkan ...."

Semua pasang mata di depan panggung saling berbisik, sambil menatap Clara kecewa dan bingung.

Tidak bisa! Aku tidak bisa mengontrol kegagapanku! Semua yang kuhafal tadi menghilang entah ke mana! teriak Clara dalam hati, meneguk saliva kering.

Clara bisa melihat CEO Hotel 16 mengembuskan napas panjang, memijit pelipis.

Bagaimana ini?

Dan jangan mendongak ke atas.

Kalimat Anne terlintas di pikiran Clara.

Di luar kesadarannya, Clara pun mendongakkan kepala ke langit-langit panggung, lantas membulatkan mata kaget.

Ada 16 pisau tergantung siap jatuh kapan saja. [ ]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro