Cerpen Karya Ari Usman

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ari Usman
Akun Wattpad: faridusman84
Gen: GEN 5

***

Diana lanjut membaca buku itu di dalam bis. Karena tak berapa lama bis terakhir pun datang, dan Diana pun langsung masuk dalam bis dan duduk di belakang. Penulis buku travel tersebut ternyata bernama Wahyudi Pratama. Umurnya juga masih muda, 21 tahun. Dia juga menulis buku fiksi Sebuah Penantian dan menulis Between Us di Wattpad. Dan buku "Beautiful Rain in Bogor" adalah bukunya yang ketiga. Ia menulisnya karena ia merasa hujan lebih enak dipandang bila senja sudah tiba. Maka saat itulah ia membuat harapan, semoga segalanya bisa lebih baik. Hujan di Kota Bogor memang mengasyikkan, karena ia baru pertama kali melihat hujan yang enak dipandang di sana. Tak seperti di tempat-tempat yang lain, di Bogor lebih mengasyikkan. Ia menulis buku itu dengan sangat detail.

Diana tersenyum sendiri membaca buku itu. Ia menjadi tahu dengan tulisan pria yang dipanggul Yudi ini. Ia lebih suka dengan kata mutiara yang Yudi buat dalam buku itu.

“Hujan adalah bintang, maka kau bisa menikmatinya. Senja adalah bulan, maka kau bisa menikmatinya. Hujan yang turun pada saat senja, kau bisa membuat harapanmu.”

Diana sejenak memandangi hujan di luar jendela. Ya, ini sudah senja, ditambah lagi turunnya hujan deras. Diana berharap bisa menemukan Yudi, yang buku karyanya tercecer dan dipegang oleh Diana. Ia berpikir pasti Yudi sedang mencari buku itu, padahal buku itu begitu spesial bagi Yudi sendiri. Makanya Diana harus mengembalikan buku itu padanya.

***

Butuh waktu 50 menit untuk bisa sampai di halte tujuan Diana. Dan akhirnya bus itu sampai pada halte tujuannya. Pada jam 6 sore, Diana memakai payungnya sambil berjalan di trotoar kota.

Saat berjalan, Diana menemukan Rian sedang duduk di sebuah cafe dengan interior menarik yang dihiasi lukisan mobil. Diana tersenyum melihatnya dan langsung masuk dalam cafe tersebut. Rupanya Yudi masih belum menyadarinya bahwa bukunya tercecer saat ingin menaiki taksi. Dan saat itupun, Diana langsung duduk di hadapan Rian dan tersenyum. Rian heran dengan kehadiran seorang wanita secara mendadak. Apalagi ia terlanjur menikmati suasana cafe yang hening.

“Eh, maaf Anda siapa, ya? Mengapa duduk di meja saya?” tanya Yudi dengan sopan.

“Sebelumnya minta maaf karena duduk di hadapan Anda. Ada yang mau  saya katakan pada Anda. Penting soalnya.”

Mendengar perkataan Diana, membuat Yudi seolah penasaran tentang apa yang akan dikatakan Diana. “Apa-- apa yang mau Anda katakan pada saya?”

“Ini...,” sambil memberikan buku warna putih pada Yudi. “Buku Anda, ‘kan?”

Yudi mendadak terbelalak melihat buku itu, dan baru menyadari bahwa bukunya hilang.

“Oh? Kenapa buku saya ada pada Anda?”

“Begini, Pak. Saat Anda mau menaiki taksi, tak sengaja buku Anda jatuh. Saya mengambilnya dan saya langsung jatuh hati dengan buku Anda.” Yudi tersenyum kecil mendengar pujian Diana.

“Apa Anda... Travel Writer, ‘kan?” lanjut Diana.

“Iya. Dan buku itu adalah buku ketiha saya. Judulnya ‘Beautiful Rain in Bogor’.”

“Apa ada alasan tertentu Anda memilih kota Bogor sebagai bagian dari tulisan Anda?”

“Ada, karena saya kebetulan memiliki impian untuk ambil S2 di Bogor dan kebetulan ada sepupu yang tinggal di Bogor, makanya saya memilih bogor menjadi tujuan traveling saya.”

“Sepertinya Anda beruntung, ya. Karena kata mutiara yang Anda tulis sepertinya menjadi kenyataan.”

“Maksudnya, mbak?” Rian bingung dengan yang Diana katakan.

“Maksud saya, harapan Anda terkabul, karena Anda telah membuat saya terinspirasi. Dan Anda bilang Hujan di Langit Senja bisa mengabulkan harapan.”

“Iya. Saya mendefinisikan Hujan seperti bintang, dan Senja seperti bulan. Saya hanya berharap bila aku bisa traveling lagi.”

Diana tersenyum, Yudi pun juga tersenyum. “Terima kasih karena sudah menemukan buku saya, dan bisa membuat mbak terinspirasi. Dan juga, buku yang mbak temukan tadi, sebaiknya ambil saja. Itu akan lebih baik.”

Diana senang dan mengambil buku itu kembali. “Terima kasih juga, Mas Yudi. Gara-gara Mas Yudi, saya teringin menjadi Travel Writer. Saya berharap, saya bisa menjadi Travel Writer macam Mas Rian. Bisa menginspirasi banyak orang.”

Mendengar ucapan Diana, Yudi langsung tersenyum bahagia di hadapan Diana. Dan Diana pun juga demikian. Sepertinya di senja hari, terlebih di saat hujan, Diana begitu bahagia bisa bertemu dengan orang yang menginspirasi. Begitu pula Yudi, ia berhasil membuat orang terinspirasi dengan buku travelnya. Begitulah kelebihan menjadi Travel Writer, bisa bikin banyak orang terinspirasi dari hasil jalan-jalannya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro