Kerajaan Gen 5 Karya Ingita

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ingita
Akun Wattpad: Ingitania
Gen: GEN 5

***

KERAJAAN GEN 5

Dikisahkan di suatu tempat yang jauh, berdiri kerajaan makmur lagi sentosa yang dipimpin oleh seorang ratu yang amat ditakuti. Sang ratu memerintah kerajaannya dengan tegas dibantu para menteri serta adik-adiknya. Sang ratu memiliki beberapa saudari dan saudara yang siap mendukungnya dalam membangun kerajaan Gen 5.

1. Putri Trisna: Adik perempuan tertua yang suka minum kopi.

2. Putri Anita: Adik sang ratu yang keberadaannya sangat tenang dan misterius.

3. Putri Femy: Adik yang suka jalan-jalan ke Mall dengan alasan tidak punya gaun.

4. Putri Gita: Adik paling centil yang suka dandan kapan saja dan di mana saja.

5. Putri Trii: Adik paling kalem.

6. Putri Bela: Adik paling suka masak.

7. Pangeran Ghoz: Adik laki-laki paling tua sang ratu.

8. Pangeran Aila: Adik paling suka pisang.

9. Pangeran Sony: Adik paling suka nari.

10. Pangeran Yogi: Adik penyuka jejepangan.

11. Pangeran Ichsan: Adik yang agak horor.

12. Pangeran Ari: Adik yang paling sopan.

13. Pangeran Wahyudi: Adik paling puitis.

Kerajaan yang memiliki istana megah berwarna biru tua itu kini tengah sibuk mempersiapkan ulang tahun sang ratu, yakni Ratu Yossie. Putri Nova Beladona nampak mengaduk adonan kue hingga hingga mengembang.

Tiba-tiba, pintu dapur kerajaan Gen 5 terbuka dan menampakan adik tertua sang ratu.

"Hey Putri Bela! Cepat kau selesaikan kue ulang tahun kakak! Kau tidak tau apa, jika ia mengamuk maka naga pun akan kencing di celana." Ucap Putri Trisna.

Putri Bela mencibir, "Naga tidak pakai celana, Putri."

"Kau berani melawan ucapanku? Kamu minta dikick  yah?" Putri Trisna murka.

Tak berselang berapa lama, datanglah Putri Anita, adik kedua sang ratu dengan wajah datar cuek bebeknya, "Berisik!" Setelah mengatakan hal itu Putri Anita pergi begitu saja.

"Gak jelas banget tuh orang, " ledek Putri Trissna.

"Iya tuh, adek siapa sih ..." timpal Putri Bela.

"Diem kamu! Komentar aja, cepet masak."

Putri Trisna keluar dari dapur kerajaan dengan wajah gusar. Kejutan ulang tahun yang ia buat untuk sang kakak bisa berantakan jika semua orang bekerja lambat. Sambil menyeret gaun kuning cerahnya, Putri Trisna menghampiri kamar adik-adik perempuannya yang paling bungsu.

"Kamu kalau gak bisa niup balon jangan sok deh!" Suara cempreng Putri Gita membahana.

"Ah diem kamu! Dari tadi kamu niup juga baru dapet dua." sahut Putri Femy.

"Kalian sudah selesai belum nyiapin hiasan?" Putri Trisna bertolak pinggang menahan kesal. Amarah Putri Trisna sudah di ubun-ubun sekarang.

Mata adik tertua sang ratu melihat seisi kamar yang bagai kapal pecah. Semua pita dan hiasan yang harusnya nampak indah justru kusut tak jelas bentuknya, belum lagi balon yang hanya ditiup seukuran apel saja. Kepala Putri Trisna rasanya ingin pecah, pesta yang ia siapkan akan berakhir malapetaka karena percaya pada adik-adiknya.

"Kalian dari tadi cuma ribut? Hiasan? Balon? KENAPA SEMUANYA BELUM SELESAI?" teriak sang putri.

Putri Gita menunjuk saudarinya dengan kesal, "Salahin Femy! Masa niup balon aja udah kena gejala asma. Alay, kebanyakan makan micin ..."

"Sembarangan!" Tidak terima dengan tuduhan saudarinya, Putri Femy melempar setumpuk pita ke wajah Putri Gita.

Lemparan itu mengundang lemparan balasan dari Putri Gita hingga kedua putri itu gini berguling-guling sambil menjambak rambut masing-masing.

"Duh kalian kok malah berantem, ah sudahlah!" Putri Trisna yang sudah gusar kini berjalan menuju aula istana. Ia akan memeriksa persiapan para pangeran yang juga merupakan adiknya.

♡♡♡

Di tengah lantai dansa aula istana, Pangeran Sony nampak luwes menari ke sana ke mari lalu terpeleset saat Pangeran Aila sengaja membuang kulit pisang ke arahnya.

"Aduh! Kamu sengaja yah!" pekik Pangeran Sony.

"Apa? Siapa? Aku tak berdosa." Pangeran Aila mengedip-ngedipkan matanya dengan mulut penuh pisang.

"Bohong, Pangeran Ari! Kau lihatkan kalau dia sengaja?" Pangeran Sony bertanya pada sesosok pemuda yang tengah sibuk membaca buku tak jauh darinya.

"Saya tidak mau terlibat dengan masalah kalian." ucap Pangeran Ari lalu membalikkan tubuhnya memunggungi kedua saudaranya.

Pangeran Sony berdiri dengan susah payah lalu berjalan kesal menuju saudaranya yang paling muda, Pangeran Ichsan. Pangeran termuda yang suka hal berbau horor dan mistis.

"Pangeran Ichsan, ayo kita latihan menari untuk ulang tahun Ratu." ajaknya.

"Malas." Singkat, padat, jelas. Pangeran Sony mengembungkan pipinya kesal. Kini Pangeran pecinta tarian itu melirik ke arah dua saudaranya yang lain.

Pangeran Ghoz dan Pangeran Yogi.

"Saudaraku, ayo kita ...."

"TIDAK!" Dengan serempak dua pangeran yang tengah duduk malas di sofa bulu domba itu menolak dengan tegas.

Tak mau menyerah, tinggal satu harapan Pangeran Sony. "Pangeran Wahyudi!"

Sosok yang dipanggil namanya itu ternyata sudah lari duluan dengan mengendap-ngendap.

"SAUDARA MACAM APA KALIAN??" teriak Pangeran Sony menggema di aula istana.

♡♡♡

Putri Trisna menghampiri Pangeran Sony yang duduk lesu dan tengah curhat pada Putri Trii yang terlihat setengah hati mendengar curhatan saudaranya itu.

Antara malas tapi tak tega.

"Pangeran Sony, bagaimana untuk penampilan istimewa malam ini?" tanya Putri Trisna.

Pangeran Sony menggeleng lemah, "Semuanya ... hancur." ucap sang pangeran dengan lirih dan terisak.

"Sabar, ini ujian." Putri Trii mengusap bahu saudara laki-lakinya dengan seperempat hati.

Mendengar satu hal lagi yang tidak berjalan sesuai rencana, Putri Trisna menghentak-hentakan kakinya dengan kesal.

"Kue belum siap, hiasan malah jadi alat perang, hiburan malah gagal! Ratu Yossie pasti tidak akan suka,"

Tertunduk lesu Putri Trisna berniat mengucapkan selamat ulang tahun saja pada kakaknya itu. Pesta kejutan hanya tinggal angan, padahal jika rencananya berhasil dan ratu menyukainya maka Putri Trisna bisa minta hadiah berupa liburan ke Bali seminggu.

Di atas singgasana yang amat megah duduklah ratu kerajaan Gen 5 dengan raut tegasnya.

"Sudah kubilang! Kalau pajak harus dinaikkan gak tau apa kalau BBM udah naik?" semprot sang ratu pada menterinya yang ketakutan.

Kaki menteri itu bergetar dengan keringat dingin mengucur deras. "Ba-baik Ratuku!"

"Sudah sana laksanakan, siang-siang bikin emosi aja." gerutu sang ratu.

Dari balik tiang besar, Putri Trisna bersembunyi dengan satu butir telur di tangannya. Setiap ulang tahun, sang ratu tidak pernah marah pada siapa pun yang berniat mengucapkan selamat padanya. Oleh karena itu Putri Trisna tidak ragu menjahili kakaknya. Dengan langkah mengendap-endap putri itu melangkah ke belakang singgasana dan bersiap memecahkan telur di tangannya ke kepala sang ratu yang tengah tidak memakai mahkota.

Pintu ruang singgasana terbuka memperlihatkan para putri dan pangeran yang berlari dengan gerakan slow motion.

"Jaa ...ngan!" Putri Femy berteriak nyaring.

"Putri Trisna!" Putri Gita melambaikan kalender kecil di tangannya.

Seketika semua gerakan di ruangan itu menjadi lambat dan Putri Trisna benar-benar melakukan niat jahilnya.

Ploook!!

Telur itu pecah di atas kepala Ratu Yossie.

"Apa ... APA YANG KAU LAKUKAN?" pekik Ratu Yossie.

Karena kaget Putri Trssna sampai terjerembab jatuh ke lantai.

"Selamat ulang tahun, Kakak ...." cicit Putri Trisna seraya tersenyum lebar.

Pangeran Sony menepuk jidatnya, "Putri Trisna, kau tidak lihat kalender yah?"

"Ulang tahun Ratu Yossie itu besok bukannya sekarang!" tambah Pangeran Aila.

"A ... apa?" Tubuh Putri Trisna bagai disiram air es. Aura gelap terasa kentara dari singgasana bercampur aroma amis dari telur.

Ratu Yossie mengepalkan tanganya dan sebuah teriakan membahana saat itu juga, "PUTRI TRISNA!!"

"Ampuuuun!"

♡♡♡

"Bagi keripiknya dong!" seru Putri Femy pada saudarinya Putri Trii.

"Sampai kapan mereka akan seperti ini?" tanya Pangeran Yogi malas.

"Kurasa sampai telur di kepala Ratu matang karena api amarah yang membara," timpal Pangeran Ghoz.

"Apa sebaiknya kita memisahkan mereka?" Kini giliran Pangeran Aila yang berbicara. Tanganya sibuk mengupas kulit pisang lalu melahap buah itu ke mulut.

"Aku malas, kau saja." ucap Pangeran Ichsan tengah memakan kuaci.

Para putri dan pangeran itu duduk lesehan dengan berjajar rapi menonton aksi kejar-kejaran Ratu Yosie dan Putri Trisna. Sambil memakan cemilan dan bahkan Putri Anita merekam adegan tersebut untuk instastory-nya.

"PUTRI TRISNA, KEMARI KAU!"

"AMPUN RATUUUUUUU"

*Tamat*

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro