Chapter 14 Keseharian Kripik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Seorang Pemuda malas baru saja terbangun dari mimpi indahnya. Terik matahari mengintip dari sela-sela ventilasi kamar.

"Bangun tidur...

Tidur lagi...

Bangun lagi...

Tidur lagi...

Bangunnnn...

Tidue lagi..."

Alarm ponsel milik Pemuda itu terus berdering selama sepuluh kali. Namun, Pemuda malas itu tak bergeming dari tempat tidurnya. Pulau kapuk adalah tempat ternyaman bagi banyak orang.

Realistis, tetapi Pemuda itu tidur seperti mayat hidup. Suara ketukan pintu dari awalnya pelan menjadi anarkis.

"Kak Kripik bangun!" seru Fuyu mengedor-ngedor pintu.

Kripik masih mengarungi mimpi. Kripik tengah berada di sebuah pulau tak berpenghuni. Ia memakai pakaian seperti tarzan.

"Aauuooo!"

Kripik bertepuk tangan kencang. Ia melihat seekor Gorila sedang makan satu gepok pisang. Kulit pisang berserakan di tanah.

Gorila itu menatap tajam Kripik seakan ia akan mencuri makanannya. Gorila itu memukul dadanya keras. Satu buah pukulan mendarat di pipi Kripik.

Bugh! Gedebuk!

Ternyata Kripik baru terjatuh dari tempat tidur. Bibirnya tepat mencium lantai. "Aww!"

"Kakak! Hahahaha...," tawa Fuyu. Ia ingin memarahi Kripik, namun diurungkan setelah melihat Kripik terjatuh dengan kepala mencium lantai dan kedua kaki masih di atas kasur.

"Hoamm... Puas kamu mentertawai aku!" kesal Kripik. Ia mengucek mata yang muncul belek.

Kripik melirik jam dinding bergambar kartun 'Dora The Expoler'. Jam menunjukan pukul 07:05. Kripik mengaruk kepala yang terasa gatal.

Fuyu memperhatikan gerak gerik sang Kakak. Fuyu merasa sial mendapatkan sosok sang Kakak pemalas.

"Kak! Siap-siap cepat!" seru Fuyu menekuk tangan di pinggang.

"Mau kemana kita?" tanya Kripik

"Ke Mall," jawab Fuyu.

"Mau kemana kita?" tanya Kripik lagi antusias.

"Ke Mall Kak!" jawab Fuyu.

"Mau kemana kita?" Kripik bertanya kembali dengan gaya Dora. Ia juga mengoyangkan pinggul ke kanan dan kiri.

Seluruh tubuh Fuyu terselimuti aura kemarahan. Kripik menelan ludah paksa. Ia telah melakukan kesalahan besar.

Kripik diam-diam mengaktifkan 'bakat khusus' miliknya. Ia membuat sebuah kubah pelindung tipis.

Fuyu melangkah maju ke depan mendekati Kripik. Setiap langkah kaki Fuyu membuat benda-benda di kamar Kripik bergetar.

"Ka-Kak...," ucap Fuyu tersenyum lebar.

Peluh keringat mulai keluar di sekitar dahi Kripik. Ia berusaha tenang dan kuat. Tinggal beberapa meter lagi Fuyu sampai di tempat Kripik berdiri.

Langkah Fuyu terhenti. Ia merasakan ada kubah pelindung yang menghalangi dirinya. Ia menatap tajam Kripik. Aura kemarahan semakin menyebar hampir ke seluruh ruangan kamar.

"Kakak... lupa... dengan... bakat... khusus... milikku... kah?" Senyum Fuyu semakin melebar. Kripik menelan ludah paksa kembali, tenggorokan terasa kering dan peluh keringat terus keluar membasahi pakaian sampai ke pakaian dalam.

Tumpuan kedua kaki Kripik sudah tak kuat menahan tekanan 'menyenangkan' milik Fuyu. "Tuhan... Tolong lindungi semua koleksi Dora milikku," doa Kripik.

Dan kejadian setelah begitu meriah. Seluruh kamar Kripik berantakan oleh amukan cinta dari sang Adik termanis yaitu... Fuyu.

@@@@@

Fir nii tengah berolahraga di taman kota. Ia mengenakan kaos oblong dan celana pendek berwarna hitam. Handuk kecil bertengger di lehernya.

"Lelah juga," ucap Fir nii. Ia mengelap keringat di wajah. Lari berkeliling air mancur berukuran sedang selama 20 kali membuat Fir nii kelelahan.

Fir nii meregangkan otot-otot. Kedua kaki di luruskan ke depan agar tidak keram. Ia menghirup udara segar di pagi hari. Burung-burung gereja berkicau ria di pohon-pohon yang tertanam di taman kota.

"Pagi Fir nii," sapa seorang Gadis yang sedang melayang di udara. Suasana taman di pagi hari cukup sepi. Jadi, Gadis itu dengan bebasnya menggunakan 'bakat khusus'nya.

"Pagi Mayu," balas Fir nii menatap Mayu melayang di udara. Ada rasa iri melihat kekuatan milik teman sekelasnya itu.

Mayu turun perlahan. Ia mengambil posisi duduk di sebelah Fir nii. Mayu melihat sekelompok anak kecil berlari-lari kecil.

"Ingin rasanya menjadi anak kecil kembali," gumam Mayu.

Fir nii tak sengaja mendengarkan ucapan Mayu. Ia menatap Mayu sejenak lalu tersenyum.

"Jangan berharap yang tak pasti! Lebih baik menatap masa depan dan melampauinya!" seru Fir nii semangat.

Mayu tersenyum kecil. Ia suka dengan sifat percaya diri Fir nii. Tak salah memang Fir nii menjadi salah satu anggota osis di sekolah.

Suasana menjadi sepi. Keduanya menikmati pemandangan indah dan  kedamaian di taman kota. Udara segar di pagi hari membuat saraf dan pikiran terasa nyaman.

"Indah sekali jika kupu-kupu berterbangan lalu hinggap di bunga yang tumbuh mekar di taman," ucap Fir nii puitis.

Mayu menghela napas pelan. "Apa kau sudah merencanakan ini sejak lama?" tanya Mayu.

Fir nii menatap wajah Mayu penuh tanda tanya. Ia tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh Mayu.

"Hmm... Lupakan saja," ujar Mayu. Ia mulai melayang kembali. Ia melambaikan tangan singkat, lalu pergi meninggalkan Fir nii yang masih setia menatap dirinya.

Fir nii tersenyum tipis. "Dia peka juga,"

@@@@@

~Mall Shinjuku~

Kedua kakak beradik menikmati waktu luang bersama. Sang adik yaitu Fuyu tersenyum ceria. Ia tengah memakan permen lolipon bentuk burung puyuh.

Sang Kakak, Kripik berekspresi masam. Wajahnya penuh tempelan plester bergambar kartun Dora. Ia membawa beberapa buah kantung belanjaan milik Fuyu.

Aragiri Fikri. Biasa di panggil oleh teman-teman kelas X-3 Kripik. Entah kenapa mereka bisa memanggil ya seperti itu.

Kripik memiliki tinggi badan 176cm. Rambut hitam panjang dengan mata kiri yang tertutupi oleh rambut. Menyukai warna hitam dan hobi tidur.

"Masih lamakah, Fuy?" tanya Kripik malas. Ia ingin cepat-cepat pulang lalu menonton acara kartun kesukaannya yaitu Dora The Expoler. Lalu makan keripik kentang, tidur dan tidur. Itulah keseharian Kripik yang sangat berfaedah sekali.

"Belum! Aku masih mau membeli baju renang, sepatu, tas dan kacamata," jawab Fuyu tenang.

Kripik mendesah kesekian kalinya. Ia tak suka menemani seorang wanita untuk berbelanja. Ia sangat anti sekali pokoknya. Ini pun terpaksa akibat Kripik membuat aura menyeramkan Fuyu keluar tadi pagi.

"Kak! Aku lapar! Ayo makan dan traktir oke!" seru Fuyu.

Kripik menjatuhkan seluruh kantong belanjaan milik Fuyu. Ia mengambil langkah seribu alias kabur.

"Kak Kripik!!" panggil Fuyu kencang.

Sosok Kripik telah menghilang di balik tangga darurat. Kripik menghela napas lega. Ia melirik ke dalam dompet yang isinya hanya tinggal recehan saja.

"Aku tidak akan pulang. Pasti Fuyu akan marah besar," ucap Kripik.

Kripik tengah memikirkan cara agar ia bisa tidur di kasur. Ia tak mungkin pulang ke rumah untuk saat ini.

"Ahh! Apartemen Kuujaku saja!" seru Kripik. Ia sudah dapat membayangkan bagaimana tinggal di sebuah apartemen mewah.

Kripik segera menuruni anak tangga. Ia akan pergi menuju ke apartemen Kuujaku tinggal. Ia sudah menghubungi Kuujaku terlebih dahulu dan di terima kehadirannya.

"Dora... Kita akan bertemu dalam mimpi hahaha...," ucap Kripik tertawa kecil.

###############@@@@@@#############

~Senin, 24 Agustus 2020~

Next Chapter 15 Tuan Puteri Andin

Kripik aka kripik_kun
Fuyu aka pinnavy
Fir nii aka Kucingrebahan
Mayu aka mayshieu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro