Chapter 16 Bayangan Fir nii

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Emiya Firman, biasa di panggil Fir nii. Pemuda tampan berambut putih seperti Kakek-kakek. Tinggi yang menjulang sekitar 175 cm. Fir nii merupakan salah satu kaum rebahan dan bergaya sok keren di sekolah.

'Bakat khusus' yang dimiliki lebih efektif saat malam hari. Fir nii dapat menguasai segala jenis bayangan apapun. Bisa di bilang ia 'Raja Bayangan'.

Fir nii tengah berjalan kaki menelusuri jalanan di toko-toko Shinjuku. Dua buah kantung berwarna hitam ia pegang di tangan kiri.

"Hmm... Tinggal membeli daging rusa di supermarket saja," Fir nii mengingat bahan belajaan yang belum terbeli.

Fir nii tiba di salah satu supermarket terlengkap di Shinjuku. Ia langsung masuk ke dalam dan di sambut hangat oleh petugas supermarket.

"Selamat datang di supermarket Circle," petugas Wanita menyambut ramah kedatangan Fir nii. Fir nii terdiam di tempat. Ia sangat terharu mendapatkan sambutan serta perhatian semenjak Fir nii berstatus jomblo. Fir nii baru saja di putuskan oleh kekasih seminggu yang lalu. //Sad Boy//

"Ah iya, terima kasih atas sambutan ya," Fir nii membalas dengan senyum merekah di bibir bagaikan bunga matahari.

Fir nii mengambil sebuah troli belanjaan. Ia mulai mendorong troli ke tempat daging-daging berada.

Daging sapi, kambing, kelinci hingga kuda tersedia lengkap di supermarket ini. Fir nii berhenti di tempat daging rusa berada. Ia mengambil dua buah daging segar yang tertutupi plastik.

"Daging rusa memang terbaik," Fir nii mengagumi setiap tekstur dari daging rusa. Ia sampai memakan daging rusa mentah dan rasanya memang daging.

Fir nii berpikir cukup panjang hingga roda troli berkarat. Ia memutuskan untuk membeli bahan-bahan lainnya selama tiga hari ke depan. Kembali troli ia dorong dengan susah payah. Roda troli sampai terlepas.

"Sial!" Fir nii menggerutu kesal. Fir nii bahkan sampai bersalto ria.

@@@@@

Fir nii mengejar roda troli yang pergi entah kemana. Saat ia tengah mencari, Fir nii melihat dua orang remaja saling berdebat.

"Itukan... Ichi dan Raka," gumam Fir nii. Ia pun memutuskan untuk mengamati sejenak.

Fir nii melihat Raka mengeluarkan api, lalu melemparnya ke arah sayuran milik Ichi. Fir nii menggenggam erat kedua tangan. Ia merasa sangat kesal.

Kehebohan terjadi di supermarket. Para pengunjung berlarian menuju ke pintu depan. Fir nii ingin menghentikan Raka, tetapi ia masih menahan diri.

Kembali Raka mengeluarkan dua buah api dari kedua tangan. Kedua bola api dilemparkan ke arah Ichi. Fir nii bertindak cepat. Ia merubah dirinya menjadi sebuah bayangan.

Bayangan melindungi tubuh Ichi dari kobaran api. Fir nii merubah wujudnya kembali seperti sedia kala. Ia menatap tajam Raka.

"Jangan membuat keributan di tempat umum dan mengganggu 'temanku'!" seru Fir nii.

Raka terlihat kesal aksinya di gagalkan oleh Fir nii yang datang tiba-tiba. Icha tersenyum kecil dan masih bersikap santai.

Keributan di antara ketiga murid kelas X-3 masih berlanjut. Raka tidak suka melihat kedatangan Fir nii.

"Kau pergi dari sini!" Raka memerintah Fir nii. Tentu saja Fir nii menolak untuk pergi. Fir nii akan menolong 'rekan' nya apapun itu.

"Dia telah menyerangku secara tiba-tiba," Ichi akhirnya mengucapkan sesuatu yang sebenarnya itu adalah kebohongan. Fir nii mempercayai ucapan Ichi.

"Pembohong!" Raka sudah merasa marah. Jelas-jelas Ichi duluan yang menyerang Raka menggunakan kekuatan miliknya seakan Raka sendiri yang menyerang Ichi.

Fir nii merubah bayangan benda-benda di dalam supermarket menjadi seekor harimau. Harimau hitam telah muncul di depan mereka.

Raka menganggap Fir nii dan Ichi mengajak dirinya bertarung. Raka pun tak segan-segan untuk bertarung.

"Roaarr!!" Harimau hitam melolong.

"Serang dia!" perintah Fir nii. Harimau hitam mulai berlari cepat ke arah Raka. Raka telah melemparkan beberapa bola api berukuran sedang ke arah Harimau hitam.

Duar!!!

Barang-barang di sekitar lokasi kejadian terkena imbasnya. Ledakan itu cukup memiliki dampak yang besar.

Ichi hanya diam menonton di belakang Fir nii. Ia melipat kedua tangan di dada. Sikap arogan dan menyebalkan terlihat di Ichi.

"Menyerah saja dan minta maaf kepada Ichi," ucap Fir nii santai. Ia berlagak sok keren dengan memakai kacamata hitam yang di ambil dari salah satu barang di dalam supermarket.

Raka mengeram kesal. Ia merasa tengah di permainkan. Ia akan membuat Fir nii dan Ichi menyesal telah memfitnah dirinya. Pertarungan pun kembali berlanjut.

@@@@@

Kuu berjalan kaki seorang diri. Ia baru pulang dari sekolah setelah menyelesaikan tugas Divisi Kedisplinan. Pelanggaran semakin banyak di lakukan oleh murid-murid Circle Academy.

Kepala Kuujaku terlihat mengeluarkan asap. Ia butuh minuman dingin untuk menyegarkan pikiran.

"Mampir dulu ke supermarket," ucap Kuujaku. Saat Kuujaku telah sampai di depan pintu supermarket. Kuujaku tak sengaja bertemu dengan Laras.

"Laras," panggil Kuujaku.

Laras mencari sumber suara yang telah memanggil namanya. Ia melihat Kuujaku tersenyum ke arahnya.

"Hai Kuu, kenapa kau terlihat murung?" tanya Laras.

Kuujaku yang tersenyum berubah menjadi cemberut. Ia memang tidak pandai dalam berakting.

"Hanya membeli minum untuk menyejukan otak," jawab Kuujaku. Laras mengangukan kepala mengerti. Tugas sebagai anggota Divisi Kedisplinan sekolah memanglah berat seperti dirinya yang mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Kelas X-3.

Duarr!!

Suara ledakan terdengar dari dalam supermarket. Pintu supermarket terbuka otomatis. Para pelanggan berhamburan keluar dari arah dalam.

Laras dan Kuujaku saling bertatapan. Keduanya langsung masuk ke dalam untuk mengecek sumber ledakan. Firasat buruk Laras rasakan.

"Ini pasti berhubungan dengan murid kelas X-3," gumam Laras.

Saat di dalam, Kuujaku pergi sebentar mengambil minuman segar di kulkas. Ia meminum pocare sugar hingga habis tak tersisa.

"Ahh... Segarnya," Kuujaku merasa dirinya telah kembali normal setelah menimun pocare sugar. Ion-ion dalam tubuhnya menambahkan stamina.

Kuujaku menyusul Laras menuju ke arah tempat daging. Asap mengebul sampai ke langit-langit gedung. Alat pendeteksi kebarakan berbunyi, air menyembur keluar menghujani ruangan.

Api di tangan Raka mengecil perlahan. Raka tetap tenang. Ia menatap tajam Fir nii.

Harimau hitam kembali menyerang Raka. Cakar panjang siap untuk mengoyak tubuh lawan. Raka masih tetap diam.

"Jangan merenungi nasib seperti itu," Fir nii mengejek Raka.

"Iya kah?" tanya Raka menyeringai lebar.

Fir nii melihat seringai Raka. Ia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan olehnya. Ia melirik ke arah Ichi yang berdiri di belakang.

"Cepat gunakan kekuatanmu," ucap Fir nii berbisik.

Ichi cemberut. Semenjak air muncul, ia merasa kesal. Ichi tidak bisa menggunakan kekuatan 'bakat khusus' miliknya. Kelemahan tertera pada air, jika buku usang miliknya sampai basah maka ia tidak dapat menggunakan kekuatan.

"Aku tidak bisa," balas Ichi kesal.

Fir nii mengerutkan dahi bingung. Ia tidak mengerti Ichi tidak dapat menggunakan 'bakat khusus' ya. Fir nii memiliki ide untuk melumpuhkan Raka menggunakan kemampuan Ichi.

Cakar Harimau hitam sedikit lagi mengenai Raka. Raka mengepalkan tangan, ia meninju bayangan harimau. Perlahan bayangan harimau menghilang dengan api yang membakar tubuhnya.

"Apa?!" Fir nii terkejut. Ia heran api milik Raka masih bisa keluar. Padahal jika api bertemu air pasti akan lebih menang air.

"Pasti kau terkejut. Kenapa api milikku tidak padam setelah terkena air," ucap Raka menyeringai.

Fir nii tak menjawab. Ia masih terkejut dengan kejadian itu. Api di tangan Raka semakin membara.

"Hentikan!" seru Laras tiba-tiba. Kuujaku mengatur napas perlahan setelah ikut berlari cukup cepat.

Raka, Ichi dan Kuujaku menatap Laras. Tubuh ketiganya gemetaran.

"Kalian telah melanggar peraturan dalam menggunakan kekuatan di tempat umum." ucap Laras mengamati satu persatu wajah mereka.

Keempat murid kelas X-3 merasakan tekanan aura yang kuat. Ichi tak dapat bertahan lama. Ia akhirnya pingsan.

"Raka! Fir nii! Ichi! Kuujaku!"

"Hei! Kenapa aku juga?!" protes Kuujaku yang tidak tahu apa-apa.

Laras memanggil nama keempatnya. Fir nii sudah tak kuat menahan begitu Kuujaku. Raka masih bisa bertahan.

"Aku... butuh... penjelasan... kalian!" ujar Laras. Laras mengambil sebuah pin dari balik saku baju. Ia melemparkan ke bawah, sebuah dimensi tercipta.

Sosok Ichi, Fir nii, Kuujaku perlahan terhisap masuk ke dalam dimensi. Tersisa Raka dan Laras.

"Aku tidak akan pergi!" seru Raka. Ia menciptakan bola api besar. Ia lemparkan ke arah Laras.

Laras langsung menebas bola api besar itu menjadi dua. Pedang terselimuti listrik berada di genggaman tangan Laras.

Raka telah menghilang. Laras menghembuskan napas kasar. Beban dan pikirannya semakin bertambah banyak. Laras langsung masuk ke dalam dimensi. Dimensi itu menghilang dalam sekejap mata.

"Aku tidak akan menuruti keinginanmu lagi... Laras," ucap Raka. Ia sekarang berada di atas gedung perkantoran dekat supermarket.

###############@@@@@##############

~Sabtu, 29 Agustus 2020~

Next Chapter 16 Hama Minggat?!

Fir nii aka Kucingrebahan
Ichi aka Ichi_Nanase
Raka aka Taiki_Huda
Kuujaku aka Kuujaku
Laras aka Gruimore

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro