(18) Dia kembali

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sedari tadi Rescha mondar mandir tak jelas. Dia gelisah, takut. Takut akan pesan singkat yg tadi pagi diterima ponselnya.

'Hai sayang, aku kangen sama kamu. Besok aku akan berangkat ke Indonesia, untuk menemuimu lagi'

Itulah pesan singkat yg dikirim dari mantannya, Diana. Ia takut jika kedatangan Diana akan menghancurkan hubungannya dengan Abel. Karena ia tau, Diana akan melakukan sesuatu diluar dugaan, tergantung Diana menanggapi sesuatu. Diana bisa saja mencelakai siapapun yg menghalanginya atau mungkin Diana akan mengerti bahwa ia tak mau memiliki hubungan dengan Diana tidak lebih dari sekedar teman.

Jika Diana memiliki niat untuk mencelakai Abel, Rescha tidak akan membiarkan Diana melakukan itu dengan sekuat tenaga walaupun ia tak tahu rencana Diana. Dan jika Diana mengerti Rescha tidak ingin memiliki hubungan dengannya, dengan senang hati Rescha akan mempersilahkan dirinya untuk menjadi temannya.

Walau begitu apapun yg terjadi, Rescha akan selalu berdoa agar tidak ada hambatan dalam hubungannya. Dan juga dia berdoa agar hubungannya bertahan sampai ke jenjang yg lebih serius.

Karena Rescha pun tak tahu, apa saja hambatan yg akan datang kepadanya.
__

"Hai sayang" ucap Rescha kepada Abel yg sedang menyantap makanannya.

"Sayang sayang palamu peang" balas Abel ketus. Rescha hanya cemberut mendengar balasan sapaan dari Abel.

"Ish, kamu tuh jangan gitu dong, balas sapaan aku kek" ucap Rescha masih cemberut.

"Iya deh iya. Hai samyang" Abel terkekeh pelan saat melihat Rescha semakin cemberut karena Rescha dipanggil samyang.

"Aku bukan makanan sayang, kamu tuh___ uhh gemes aku sama kamu. Biar kamu gak nakal lagi aku kasih kamu hukuman" Rescha menyeringai membuat Abel takut. Rescha mendekatkan tubuhnya ke tubuh Abel, sontak Abel mulai menjauh karena ia takut Rescha berbuat macam macam. Apalagi dengan keberadaannya dikantin. Abel mulai berjalan cepat berniat ingin menjauhi meninggalkan Rescha. Tapi belum 1 meter ia pergi, Rescha sudah menarik Abel hingga kepelukannya. Rescha menyeringai membuat Abel semakin takut.

Cup.. Cup.. Cup

Tiga kecupan diberikan Rescha untuk Abel. Orang orang yg disana hanya menjerit terutama para fans Rescha.

"Itu hukumuan buat kamu" ucap Rescha.

Ahh!!! Mereka so sweeettt!!!

Apaan coba, Rescha pake cium cium Abel segala.

Kok panas ya?

Yg jomblo mah bisa apa?, duh neng Atha malah ketembak duluan sama si Bian lagi.

Ngemeng ngemeng Abel cantik ya kalo bener bener diperhatiin.

Iya lho, apalagi sekarang rambutnya gak dikepang.

Abeellll!! I love youu!!!

Teriakan seorang laki laki membuat Rescha mengeluarkan aura membunuh. Siswa siswi yg lain mulai membicarakan orang itu, karena dengan sengaja mengucapkan I love you yg ditujukan untuk Abel. Rescha menghampiri laki laki itu.

Bugh

Rescha memukul laki laki itu hingga tersungkuh, dan sudut bibir nya mengeluarkan sedikit darah.

"Beraninya lo!" teriak Rescha dan memukul laki laki itu terus menerus.

Abel yg tidak ingin laki laki itu semakin mengenaskan menghampiri Rescha dan menenangkannya.

"Kakak udah, dia pasti gak sengaja" ucap Abel berusaha menghentikan Rescha.

Rescha malah menghiraukannya, dan terus menerus membuat siswa itu semakin mengenaskan. Abel sudah geram dengan tindakan Rescha, mulai menyentuh tangannya dan menyengat tangan Rescha dengan kemampuannya.

"Awww!!" Rescha meringis setelah disengat oleh kemampuan listrik Abel dan mendapatkan tatapan tajam.

Sebenarnya Rescha marah karena Abel malah membela laki laki itu, tapi diurungkannya saat ia melihat Abel sedikit lemas karena kemampuannya itu.

"Inget!! Abel itu cuma milik gue!! Buat lo dan semua laki laki jangan pernah ada yg coba coba rebut Abel dari gue!! Ngerti?!" semua laki laki disana mengangguk terutama laki laki tadi. Rescha beralih kepada Abel, hati Rescha sakit saat melihat Abel lemas. Dia merasa bersalah karena membuat Abel harus mengeluarkan kemampuannya itu. Tanpa basa basi Rescha menggendong Abel dengan gaya bridal style. Abel ingin protes tapi tidak jadi setelah mendapat Rescha memandangnya tajam. Abel mengalungkan tangannya di leher Rescha. Lalu membenamkan kepalanya di dada bidang Rescha.

Rescha membawa Abel ke uks, dan menidurkan Abel diranjang. Abel tidak menolak, karena sejak tadi ia sudah lemas dan tak ada tenaga. Abel mulai terlelap dan gambaran hitam menghampirinya. Samar samar ia mendengar ucapan Rescha.

"Maaf"

Abel hanya mengangguk dan mulai pergi ke alam mimpi. Rescha hanya menatap kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang, sesekali mengusap rambutnya. Rescha bersyukur mempunyai kekasih yg baik seperti Abel.
___

Bel pulang berbunyi, tetapi Rescha masih diam di uks menunggu kekasihnya itu terbangun. Rasa bersalah masih ada dipikirannya. Kenapa sifat yg ia punya dulu tiba tiba datang. Sifat badboy, brengsek, dan juga suka memukuli orang yg bersalah dihadapannya. Rescha menggeleng kepalanya pelan.

Wajar aja kalo gue mukulin itu orang. Gue kan gak suka apa yg jadi milik gue disentuh orang lain, pikir Rescha. Semenjak berpacaran dengan Abel, sifat Rescha yg buruk tiba tiba hilang. Dulu jika ada orang yg bermasalah dengannya akan ia pukul. Tapi saat sudah memiliki hubungan bersama Abel, sifat itu hilang entah kemana. Dan digantikan dengan sifat yg terkesan baik, ya.. Walaupun sikap dingin masih ada di dirinya.

Brak..

"Abelll!!! Lo udah baikan belom!!" teriak Atha sangat kencang, sehingga Abel terbangun dengan tiba tiba.

Atha hanya nyengir saat tau jika Abel masih tidur. Atha merasakan adanya aura dingin dan tajam.

"Sorry"

Atha mundur dan berlindung dibelakang Bian. Bian hanya cuek dan melayangkan tatapan tajam.

"Jangan nakutin cewe gue nyet" ucap Bian.

Rescha hanya mendengus, dan mengalihkan padangannya kepada Abel. Rescha mengusap rambut Abel dan tersenyum tipis.

"Masih lemes gak?, maaf gara gara aku kamu jadi ngeluarin kemampuan kamu" ucap Rescha sambil menggenggam tangan Abel.

"Udah nggak. Gak papa kak. Aku ngerti kok" Abel tersenyum manis membuat Rescha tertegun dengan senyuman itu. Rescha bertanya lagi kepada Abel.

"Mau pulang atau masih mau disini?"

"Pulang aja deh kak"

"Yaudah ayo"

Rescha membantu Abel turun dari ranjang uks, dan memapahnya menuju mobil. Setelah itu mereka pergi ke rumah Abel untuk pulang. Dan sesudah mengantar Abel kerumahnya dengan selamat, barulah Rescha pulang.

Hari ini Rescha mengingat kejadian dikantin. Dia senang karena bisa mencium Abel, sebuah kejadian langka yg sangat susah untuk Rescha lakukan karena Abel selalu melarangnya. Walaupun ada kejadian yg tak enak untuk dilihat, itu tidak membuat senyum Rescha luntur.

Rescha berfikir apakah Abel harus dikasih hukuman agar ia bisa memeluk dan mencium Abel setiap hari. Oh tidak tidak! Jika seperti itu Abel akan benci dengan Rescha.

Tunggu saja Abel, aku akan menunggu kamu di hari dimana kita sudah menikah, dan aku bebas menciummu dimana saja, eh.

Entah kenapa Rescha selalu seperti ini jika mengingat wajah Abel sangat babyface. Wajah bulat, pipi chubby, bibir mungil yg berwarna pink alami, hidung sedikit mancung membuatnya terkesan menggemaskan menurut Rescha.

Membayangkan wajah Abel yg terus melayang dipikian Rescha membuatnya tak bisa berhenti tersenyum. Seolah olah wajah Abel adalah moodboster.
(Sesungguhnya gue gak tau apa itu moodboster, buat reader tolong jelaskan).

👋👋👋

📍Angelazzr
Penulis yg sangat amatiran

⭐Vote!
💬Coment!

Thankyou and see you.

🔹🔹

Buat para reader. Gue buat cerita baru tentang cowo posesif dan cewe polos nan oon. Bagi yg mau baca dan jgn lupa vote ya. Gue ga maksa lho. Itu buat yg mau lho.

Bergenre teen fiction.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro