Cristabel | 5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mulmed Arsha

****

Abel

Sekarang aku sedang berada di rooftop, karena di tempat ini membuatku benar-benar merasa nyaman. Sunyi dan tenang, aku suka sekali keadaan yang tenang.

Ngomong-ngomong kenapa kak Rescha dan temannya tak jijik ya saat mereka berada di dekatku dan Flo? Dan juga kenapa kak Arsha selalu gangguin Flo, mungkin suka, oh salah bukan mungkin lagi. Tapi memang sudah pasti kak Arsha menyukainya.

"Jam berapa ya sekarang?"

Aku melihat jam tanganku, dan melihat bahwa sekarang sudah jam 3.

"Astaga, udah jam 3. Berarti udah dua jam aku disini."

Astaga kenapa aku tak sadar sih, aku lalu turun, berjalan menuju parkiran khusus, sambil melihat ke sekitar agar tak ketahuan bahwa aku membawa mobil.

Sesampainya di mobil aku langsung pulang dan istirahat. Saat sampai dirumah aku melihat ada beberapa mobil.

"Mungkin rekan kerja dad," batin ku.

"Abel pulang."

Rescha

"Abel pulang."

Suara perempuan datang di arah sebelah kanan gue. Kebetulan hari ini, gue sama yang lain main ke rumah Bian yang baru.

Saat gue liat, orang yang bersuara itu ternyata Abel.

"Lo, kok lu bisa disini?" tanyaku sedikit berteriak, dan membuat yang lain menoleh kearah yang sesang gue perhatiin. Aku tau Abel adalah tetangga dari Bian. Tapi kenapa dia mengatakan seolah-olah ini adalah rumahnya.

"Lah Abel, ngapain lo disini?" tanya Kenzie, sama herannya sepertiku.

"A-aku" dia berbicara dengan gagap, terlihat kebingungan saat kami memberi pertanyaan.

"Dia adek gue," celetuk Bian tiba-tiba. Tentunya ini bikin gue, Arsha, sama Kenzie kaget dan heran.

"Abel sini," Bian memanggil Abel.

"I-iya."

"JE.LA.SIN" ucap gue dan yang lain kepada Bian dengan menekankan kata jelasin.

"Maaf kalo selama ini gue boong, tapi Abel adalah adek gue, lebih tepatnya adek angkat gue. Soal gue yang pura-pura gak kenal ke dia, maaf ya, Abel minta gue buat rahasia-in ini, ya kan Bel."

"I-iya, maaf ya udah boongin kalian," ucap Abel sambil menunduk.

"Gapapa Bel, yang penting kita tau ini bukan dari orang lain," ucap Arsha.

"Tapi kenapa lo sembunyiin hal ini."

"Aku cuma gak pengen kalian tau. Kak Bian aku keatas dulu ya," ucap Abel, lalu pamit untuk pergi ke kamarnya.

"Iya, tapi.."

"Tapi apa kak?"

"Peluk dulu, trus cium."

Ini anak niatnya mau ngapain sih, bikin gue panas aja. "Jangan mau bel, jangan mau" batin gue.

"Hee?! Kakak sehat kan? Tumben."

"Kakak sehat kok Bel. Cepetan!"

"Iya, iya. Gak sabaran banget sih kak, huh!!"

Abel, kok lo pake nurutin kemauan Bian sih. Kan panas hati abang.

"Ya, udah kak, aku ke kamar dulu ya," pamit Abel lagi.

"Eh tunggu Bel, ini Rescha-nya gak akan dipeluk cium juga, cemburu loh dia."

Sumpah, gue bener-bener pengen mutilasi Bian, dan dikasih ke piranha yang ada di kolam gue. Itu pun kalau bener-bener ada sih.

"Apa sih, kak. Lagian kak Rescha mana mau dicium sama aku."

Ya mau lah Bel, mau banget malah. Beberapa menit setelah Abel pergi ke kamarnya. Gue langsung ngajak mereka buat ke kamar Bian.

"Laknat ya lo. Pake sembarangan nyuruh Abel peluk apalagi cium. Kampret," ucapku dengan sedikit keras.

"Makanya cepet deketin jangan dingin mulu, diambil orang mampus lu."

"Gue malu Bian."

"Lo malu? Kalo cinta perjuangin jangan kalah sama malu lo. Gue izinin lo sama abel, tapi inget jangan pernah nyakitin dia, jangan bikin hatinya makin remuk. Karena kehidupan jauh dari apa yang kalian bayangin."

"Maksud lo?" tanya Kenzie.

Apa ... Maksudnya?

"Disini yang bener-bener tau tentang kehidupan Abel dengan jelas cuma Flo karena dari kecil dia udah sahabatan sama Abel, gue tau kebenaran abel tapi itu hanya sedikit. Gue kadang ragu orangtua kandungnya tau tentang jati diri Abel. Kalian tau? Kalo seorang Cristabel Zefanya bisa bikin orang malu dan tunduk sama dia.

Abel itu seperti mawar, tampangnya yg benar benar polos , indah, dan baik bisa membuat orang kagum. Tapi sebaliknya jika seseorang sudah mengganggunya atau menyentuhnya bisa dipastikan orang itu akan hancur seketika."

Apa yang dimaksud Bian, gue bener-bener gak ngerti, apa yang dimaksud dia kalo Abel bisa membuat orang tunduk.

"Maksud lo apa Bi?, gue bener bener gak ngerti maksud lo," tanya gue.

"Banyak hal dari diri Abel yang sampe sekarang gak gue ngerti. Walo ada beberapa hal yang udah dia ungkap," ucap Bian.

"Gue tau kalian pasti bingung apa maksud perkataan gue, tapi tenang aja suatu hari nanti semua pasti terbongkar," lanjutnya.

"Kenapa ga sekarang aja Bi?" tanya Kenzie.

"Karena gue pengen kalian tau itu semua langsung dari Abel, dan lo Rescha gue mohon lo jangan pernah nyakitin dia, karena gue tau suatu saat dia pasti nyerah sama hidupnya."

****
Sekarang gue lagi dibalkon, mikirin apa maksud dari cerita Bian tadi, kenapa Abel gak jujur aja. Kenapa Abel malah rahasia-in itu. Gue juga tau sih emang gak mudah buat nyeritain semua rahasia ke orang lain dan emang lebih baik buat di simpen sendiri. Dan mungkin aja dia masih belum bener-bener percaya sama gue.

Gue juga bingung kenapa gue bisa suka sama Abel, dia bener-bener bikin gue penasaran. Dia beda dari yang lain, dia bener bener menarik. Tapi jujur gue bener-bener cinta dia, bukan sekedar penasaran.

Menurut gue dia baik banget, karena gue masih inget kejadian 5 bulan yang lalu saat dia nolongin adik gue.

Flashback on

Suatu hari ada sepasang adik kakak yang sedang bermain ditaman yang tak lain adalah Rescha dan adiknya. Mereka bersenang-senang ditaman itu. Saat itu Rescha ingin ke toilet dan meminta izin kepada adiknya.

"Dek kakak ketoilet dulu ya, kamu diem disini jangan kemana-mana."

"Siap kak."

Namun beberapa menit kemudian balon yang dipegang sang adik lepas, dan si adik itu pun mengejarnya sampai tengah jalan. Tiba-tiba ada truk besar datang tapi si adik tidak menyadarinya.

Seorang gadis yang kebetulan ada disana melihat itupun segera menolongnya. Namun sayang disaat gadis itu sudah memeluk adik itu untuk dibawa pada saat itu juga mereka tertabrak dan terpental ke arah lain.

Kondisi mereka sangat mengenaskan, karena gadis itu terbentur batu dan dengan keadaan tubuh gadis itu dibawah dan adik itu diatas.

Gadis itu pun bertanya dengan khawatir, karena adik itu tiba tiba menangis.

"Adek gapapa kan? Mana yang sakit? Kenapa nangis?" tanya gadis itu.

"Kakak gapapa kan?, ini gala-gala Lessa main di tengah jalan, kalo Lessa gak ke tengah jalan, mungkin kakak gak akan gini. Maafin Lessa kak, udah bikin kakak luka."

"Hush gak boleh ngomong gitu, kakak gapapa ko, ini cuma luka ringan aja, jadi kamu jangan nangis yah"

"Luka lingan dalimana, olang kakak banyak dalahnya, tuh baju kaka juga pada melah melah"

"Ressa, kamu kenapa sayang? Kamu gapapa kan?" tanya Rescha kenapa Ressa.

"Huaa kakak, gala-gala Lessa kakak cantik ini jadi telluka kak, liat tuh kak, banyak dalah, di kepalanya juga ada."

"Ressa kakak gapapa kok, yang penting Ressa gak kenapa-napa."

"Ini bahkan belum seberapa, untungnya aku udah terbiasa," batin gadis itu.

"Kamu juga, hati-hati. Jangan sampe bikin adik kamu kaya gini lagi."

Ucap gadis itu lembut dan sinis kenapa Rescha. Gadis itu pun sudah tidak terlihat jejak nya. Dan Rescha membawa adik kecilnya itu ke rumah.

Flashback off

"Dia seperti malaikat tak bersayap, sungguh benar benar istri idaman"

Ngawur, ngomong apaan gue tadi. Bisa-bisanya gue halu kaya gini.

"Duh ternyata anak bunda udah punya calon istri."

"Eh bunda, Rescha gak punya calon istri kok."

"Trus tadi apa? sungguh benar benar istri idaman," duh gimana nih gue malu, aduh kenapa juga gue malah bilang gitu. Gue hanya menunduk malu.

"Rescha, kamu suka sama siapa? Cerita sama bunda" tanya bunda.

"Namanya Abel bun, Angela Cristabel Zefanya, seorang kutubuku di sekolah aku mah."

"Kenapa kamu suka sama dia?"

"Dia baik bun, dia bikin Rescha tertarik, tapi sayangnya Rescha terlalu bingung sama dia."

"Bingung kenapa?"

Gue menghembuskan nafas panjang, gue bingung apa gue harus ceritain ini ke bunda, tapi gue butuh pencerahan.

"Tadi waktu Rescha main, ada Abel, disana ternyata dia itu adek angkatnya Bian, waktu Rescha dan yang lain ke kamar, Bian bilang kallo seandainya Rescha bener bener sayang sama Abel perjuangin dan jangan pernah nyakitin Abel"

"Trus kenapa kamu bingung, kan emang bener kalo kamu sayang sama Abel perjuangin dan jangan pernah nyakitin dia, trus yang dibingungin apa?"

"Yang bikin Rescha bingung itu pas Bian bilang gini, 'jangan pernah sakitin Abel, karena suatu saat dia bakal nyerah sama hidup dia' trus dia bilang lagi 'yang harus kalian tau dari Abel, abel bisa membuat seseorang tunduk ke dia dengan apa yg dia punya' itu yang bikin Rescha bingung," jelas gue panjang lebar.

"Dari cerita kamu tadi bunda bisa simpulin kalo Abel itu punya banyak beban dan masalah sehingga dia bisa nyerah sama hidupnya. Trus dia punya sesuatu yang disembunyiin. Dan Rescha kamu perjuangin Abel feeling bunda Abel itu anak yang benar-benar baik."

"Makasih bun, emang bunda ngizinin Rescha sama Abel?"

"Bunda ngizinin, dan kamu juga perjuangin dan jangan pernah sekalipun sakitin Abel."

"Siap bun."

"Yaudah kamu tidur, besok sekolah. Bunda pamit ke kamar."

Bunda bener gue harus perjuangin cinta gue, dan gue janji gue gak akan nyakitin dia.

*****

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro