16. Putih Salju

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketika aku membuka mata, aku tengah terduduk di dekat selokan. Kakiku terayun sedikit dan melihatnya tidak leluasa bergerak, aku jadi kaget. Setengah mati. Sangat amat.

Geliat hijau sebuah batang menjalar mengelilingi salah satu kakiku. Ia berduri, kakiku pun tertusuk, dan tusukannya semakin parah ketika aku bergerak.

Selain menggeliat dan mengelilingi kakiku, perlahan itu terasa seperti mencengkeram. Aku semakin ketakutan sampai ketika aku menoleh ke belakang ada sebuah kelinci seputih salju dengan mata merah menatapku.

"Berapa umurmu, nak?" tanyanya yang perlahan melompat mendekatiku dan melakukan sesuatu pada cengkeraman tanaman aneh di kaki.

"10 tahun."

Kelinci itu rupanya memakan batang berduri sampai habis. Itu terjadi sangat cepat sampai ia kemudian melompat padaku. Aku menangkapnya yang tetiba mengusapkan dirinya padaku. Mungkin menciumi aromaku--ia terlihat mengendus.

"Aku iba padamu nak. Tapi ... Tunggu...."

Ia mengendus perutku lebih dalam lagi.

"Kau sudah pernah menstruasi!?"

Aku terkejut dengan pertanyaannya. Dengan cepat aku mengangguk, tetapi dengan cepat juga ia tiba-tiba terasa berat sampai kulempar.

"Kau telah menipuku! Dasar manusia tidak tahu diri!!"

Aku ketakutan ketika tiba-tiba kelinci itu membesar. Besarnya setubuh orang dewasa. Tidak. Itu lebih.

Aku berlari melewati semua tempat yang tiba-tiba blur tidak jelas ini.

"Berhenti! Kau telah menipu!"

Aku tidak mengerti apa yang dia maksud. Padahal ia yang mendekatiku dulu. Memangnya apa salahku?

Tidak berhenti untuk terus berlari, ketika aku merasa aku harus berhenti, aku pun menemukan sebuah batu besar untuk bersembunyi.

Aku menoleh ke belakang dari balik batu dan aku tidak menemukan kelinci putih sebesar manusia yang membabi buta mengejarku. Melainkan hanya sebuah hamparan salju putih. Ketika aku memutar kepalaku kembali dan bersiap untuk berlari lagi. Kelinci putih itu sudah di depanku.

Katanya, aku adalah penipu.

Karena ... Ayah dan Ibu juga demikian.

Eh?

Mulut kelinci itu membuka besar di atas kepalaku dan menutup kembali dengan cepat.

~
296 kata
[A/N]
Kalian enggak salah kok kenapa tetiba sudah 16. Iya, saya ngilang 9 hari :(

ada banyak hal yang menyebabkan demikian. Satu, saya kepentok urusan permomongan dedek dedek anak kakak saya. Dua, karena juga di luar kota kalau malem keburu capek banget dan siang di perjalanan saya enggak bisa mikir. Tiga, saya juga kepentok sama course yang tidak saya duga tingkat kesulitannya 🥲8-20 jam dalam seminggu waktu saya terpaksa didekasikan untuk course ini. Empat, saya gaada hasrat nulis. Seriusan. Gatau kemana semangat nulis saya T^T dan saya gatau kenapa saya ga takut sama hukuman. Padahal saya pemalu parah. Walau dalam artian lain kata teman rl saya, saya sering malu-maluin. Tapi kenawhy sifat RL saya kebawa di dunia online.

Imej saya sudah runtuh ini 🥲🧎

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro