7. Within the Dream

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Lagu:Within the dream versi cover
Source: Insert song from A Space to Unbound

Rasanya seperti hampa, aku berjalan di udara yang tipis dan tidak tahu kapan pecah untuk terjatuh ke dalam jurang yang tak kukenali.

Daisy. Semua orang memanggilku begitu. Kata orangtuaku kelahiranku merupakan penyesalan mereka. Kata teman-temanku aku anak yang tidak beruntung dan kata orang-orang yang tak kukenal aku adalah anak yang malang.

Aku sudah tidak membutuhkan cinta orangtuaku lagi kini. Entah kenapa begitu. Dan aku juga sudah tidak memerdulikan ucapan teman-temanku lalu aku pun berhasil menyelamatkan Esme dari ucapan-ucapan jelek ketika ia bersamaku. Sedangkan orang-orang aneh yang mengatakan aku malang mereka tidak tahu betapa aku juga merasa demikian.

Jalanan hampa ini perlahan terasa menjadi ketenangan yang tak pernah kudapatkan dalam hidup. Justifikasi yang kudapat terlepas aku menjalani hidupku sepenuhnya. Kuabaikan.

Namun, seperti yang orang-orang aneh itu ucapkan. Kemalangan tidak mau melepaskanku ketika hari merahku datang sebagai seorang wanita.

Kalau saja nyonya Alpeby yang mulai kupanggil sebagai bibiku menjauhiku mungkin aku sudah mati. Seperti korsleting listrik di kamar mandiku, Aku yang tergelincir di jembatan hotel, atau pun sebuah pot yang hampir jatuh mengenai kepalaku di sekitar hotel.

Aku tidak tahu kenapa dunia ini seakan ingin membunuhku.

Bahkan sebuah rambatan aneh dan cepat tumbuh ketika aku terperosok di selokan. Tanpa bantuan Isla yang mengobrol entah dengan apa aku tidak tahu. Kakiku pasti akan bermasalah entah keracunan dari tusukan tanaman aneh itu atau apa.

Aku memang menduga Isla adalah penyihir, karena setelah hari itu aku tidak pernah mengalami kejadian mengerikan yang kurang beruntung, terlepas aku didekat Bibi Alpeby atau tidak.

Tentu saja aku senang.

Aku mengamati langit-langit kamarku dengan lukisan bulan dan bintang yang ramai dan cantik itu. Lalu perlahan memejamkan mata.

Jalanan hampa dengan udara tipis yang biasa kulalui terasa mulai berubah. Awalnya setitik warna biru seperti langit-langit kamarku tetapi mulai berubah menjadi laut dan deburannya yang pecah sebelum sampai di pantai. Langit cerah dengan matahari yang tidak menyengat.

"Jangan biarkan pegangan tanganku terlepas," kataku pada sosok di sampingku.

"Ah, tenang saja temanku. Aku tidak akan melakukannya." Isla tersenyum lembut, sosok tenangnya membuatku ikut tenang, dan kami duduk di pinggiran pantai masih sambil berpegangan tangan dengan diam.

"Aku tidak peduli kamu adalah penyihir karena aku saja sudah dicap tidak-tidak oleh semua orang."

"Aku tahu itu."

"Terimakasih."

Aku tersenyum padanya lalu melepaskan tangannya perlahan. Bersamaan itu laut dan pantai ini mulai runtuh berkeping-keping.

"Namun, aku tidak bisa menjadi temanmu. Aku tidak pantas. Meski terimakasih aku yakin kamu yang menolongku lepas dari hal aneh itu. Oleh sebab itu Aku akan hidup dengan menghindarimu sebaik mungkin. Aku tidak ingin kemalanganku berpindah padamu atau apapun itu."

Ruangan hampa yang menjadi milikku, telah kembali dan ketika aku membuka mata kembali langit-langit di kamarku masih lah sama.

Hanya, hidupku yang menjadi lebih kosong dari sebelumnya. Sebuah hidup yang tidak pernah ku salahkan.

~
465~
A/N
Perasaan daisy emang secomplicated itu, dia terbiasa dengan penolakan. Dan aku agak kesulitan menangkap lagu yang penuh dengan harapan yang menyakitkan. Karena bagi Daisy sejak awal dia tidak mengharapkan sebuah harapan....

🥲 //mewek di pojokan
//ngerjain mepet karena hari ini supra dupra padat T^T
//waktu saya kebuang di riset terus mewek mewek sendiri riset nih lagu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro